Satu

705 65 113
                                    

Ini fiksi penggemar yang benar-benar fiksi😊
Happy Reading😊

"Apa muncul lagi? "

"Apa yang kau lihat Taehyung ah? "

"Nyalakan TVnya hyung ... Kita terlambat ...."

"Apa maksudmu? Apa tidak ada yang bisa kita lakukan? "

***

Pertemuan Donghae dengan Kim Taehyung hari itu menjadi yang pertama bagi mereka saling bertatap muka. Tidak banyak yang mereka bicarakan, tidak jauh dari topik tentang kelebihan mereka masing-masing.

Perbedaan umur, kegemaran, dan tingkat pendidikan membuat mereka tidak punya banyak hal untuk dijadikan bahan obrolan. Mereka hanya berputar-putar pada topik pembicaraan yang sama.

Donghae sempat terkagum ketika Taehyung menjelaskan apa saja yang dia lakukan dengan kelebihannya. Luar biasa menurutnya, bagaimana luasnya bidang yang bisa Taehyung jangkau. Bagaimana dia mempelajari kelebihannya dan mengembangkannya. Donghae benar-benar terkesan olehnya.

Sedangkan Taehyung dibuat iri ketika mengetahui jika ternyata Donghae bisa mengendalikan kelebihannya. Mengingat bagaimana dia hanya bisa menunggu kapan penglihatannya tentang masa depan datang.

Taehyung tidak bisa mengaturnya, dia tidak bisa melihat apa yang ingin dia lihat di masa depan, Taehyung tidak bisa menentukan waktu yang ingin dia tuju, dan masa depan yang muncul dalam penglihatannya hanya yang berhubungan dengan dirinya saja.

"Kenapa aku tidak bisa mengendalikannya hyung? Menyebalkan, " rutuk Taehyung.

Donghae hanya bisa terbahak melihat Taehyung yang protes padanya. Menunjukan bagaimana keakraban mereka mulai terjalin meski baru satu jam mereka habiskan untuk minum segelas es kopi bersama.

Donghae tanpa canggung juga sudah mulai berani melempar candaan berupa permintaan-permintaan aneh yang membuat wajah Taehyung semakin tertekuk.

"Kim Taehyung, bisakah sedikit saja kau intip masa depanku? Apa aku berhasil jadi composser besar? "

"Hyyuuung ... Kau tau aku tidak bisa, kau mengejekku ya? "

Perjumpaan Donghae dan Taehyung satu tahun yang lalu mengawali terjalinnya persahabatan mereka. Setelah bertukar id line, mereka tidak lagi membutuhkan sebuah piano atau benda lainnya sebagai media berkirim pesan.

Mereka sering bertemu, bersama teman-teman Taehyung, atau kadang dengan kedua kakak laki-laki Donghae.

Sekedar menanyakan kabar, atau mengobrol ringan. Donghae dan Taehyung belum pernah saling melibatkan diri dalam pekerjaan mereka, pekerjaan yang melibatkan kelebihan masing-masing.

Donghae yang lebih tua, tidak ingin terkesan lancang dengan mencampuri urusan Kim Taehyung tanpa diminta.

Sedangkan Taehyung tidak ingin kurang ajar dengan mendahului menawarkan diri pada Donghae yang pikirnya belum tentu membutuhkan dirinya.

Terlepas dari segala sopan santun yang ingin mereka tunjukan, Donghae tidak pernah melupakan hutang budinya pada Kim Taehyung. Mungkin karena itu, setiap mereka berpisah Donghae selalu menawarkan bantuannya, dan mengingatkan Taehyung betapa dirinya berterimakasih pada Si Misterius Tuan Kim.

Taehyung sampai bosan mendengarnya.

***

Waktu berlalu, sekarang Donghae tengah disibukan dengan skripsi dan Tugas Karya Akhirnya. Sebenarnya Donghae masih punya dua semester lagi untuk di lalui, tapi mengingat bagaimana kerasnya masa-masa akhir perkuliahan, Donghae ingin meringankan bebannya.

The Last GIFT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang