Ini adalah fiksi penggemar yang benar-benar fiksi😊
Selamat membaca😊
Semoga terhibur😊Sore itu, Donghae tengah makan siang. Walau sedikit terlambat, tidak masalah, asal agenda yang dia targetkan untuk selesai hari ini bisa tercapai.
Kakinya pegal, begitu juga dengan mulutnya. Bagaimana tidak, sedari pagi dia gunakan untuk berdiskusi dengan teman-teman satu angkatan dengannya, yang berencana lulus bersama. Membicarakan tentang pembagian tugas, menghitung dana yang harus mereka kumpulkan, dan banyak lagi lainnya, sungguh melelahkan.
Selain itu, Donghae juga harus berkeliling departemen instrumental music untuk mencari mahasiswa tingkat awal dengan kemampuan bermain instrumen di atas rata-rata, yang bisa dia ajak bergabung dalam big bandnya.
Dalam kesepakatan Donghae sebelumnya dia mendapat tugas untuk mencari lima saxophonist, dua alto, dua tenor dan seorang untuk bariton saxo. Anggap saja Donghae sedang sial, dari 17 pemain instrumen yang dibutuhkan untuk melengkapi standar sebuah big band dia mendapat jatah hampir sepertiganya, sedangkan sisanya dibagi menjadi enam, sesuai jumlah teman Donghae lainnya.
Donghae tidak menggerutu, dia hanya lelah, dan lapar. Lagipula dia tinggal mencari satu lagi saxophonist untuk bariton saxo, terlihat dari note book yang saat ini ada di sebelah mangkuk ramennya.
Donghae menyuapkan mie ramennya yang hampir mengembang sambil menulis nama saxophonist yang telah berhasil dia rekrut, berjaga kalau saja dia lupa dan harus repot mencari penggantinya.
Ramennya belum habis, juga tangan kanannya berulang kali melingkari tulisan bariton saxo di catatannya, memikirkan siapa kira-kira calon yang cocok untuk mengisi tempat yang masih kosong tersebut.
Ada yang aneh kemudian, entah apa yang terjadi, Donghae menghentikan semua aktifitasnya. Matanya terpejam, tidak lama, karena setelah itu tangannya sigap meraih ponselnya. Menghubungi seorang kenalan yang Donghae tahu, sedang membutuhkan bantuannya.
***
"Ada seseorang yang bisa membantu kita Hyung. "
Taehyung menjadi pusat perhatian dari keempat temannya. Terukir senyuman di wajah mereka, ketika mulai menyadari siapa yang Taehyung maksud. Seseorang yang mereka yakini bisa menemukan tersangka pembunuhan Park Hyungmin dengan mudah. Pembunuh yang berhasil bersembunyi dengan rapi, bahkan dari penyelidikan intelijen negara sekalipun.
"Cepat hubungi dia Taehyung. " Namjoon tidak ingin menghabiskan banyak waktu, semakin cepat lebih baik.
Seseorang yang sedang mereka bicarakan memang tidak perlu lagi diragukan kemampuannya, karena sebelum Taehyung berhasil menekan tombol dial, dia mendapat panggilan masuk lebih dulu.
"Hyung ..., " Taehyung menunjukan layar ponselnya, ada nama Lee Donghae di sana, memanggil. Menambah keyakinan mereka, bahwa Lee Donghae lah harapan terbesar mereka sekarang.
"Halo, Donghae hyung?"
***
Tanpa membuang waktu, malam harinya, Taehyung, Namjoon, Jimin, ditemani Donghae sudah berada di tempat kejadian. Karena setelah mendiang Park Hyungmin dimakamkan, Jimin memaksaTaehyung untuk kembali menghubungi Donghae, dan memintanya bersiap karena mereka akan segera menjemputnya.
Di sinilah mereka sekarang, jantung kota Seoul, di mana hampir 170 ribu demonstran berkumpul memenuhi tempat ini pekan lalu. Donghae berdiri di depan istana Changgyeonggung, dia mulai berlutut dengan satu lututnya, matanya terpejam diiringi telapak tangan kirinya yang mulai menyentuh paving jalanan. Sedangkan Taehyung, Jimin, dan Namjoon berdiri dengan tenang sekitar tiga meter di sebelah kanan Donghae, dalam diam dan penasaran menanti apa yang terjadi selanjutnya, ini pertama kalinya bagi mereka menyaksikan langsung bagaimana Donghae beraksi.
![](https://img.wattpad.com/cover/119522011-288-k340439.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last GIFT [Completed]
FanfictionDonghae tidak sendiri, ada yang lain, yang sama sepertinya. Another Story of GIFT and Another GIFT 😊 LEE DONGHAE SUPER JUNIOR BTS