Enam

386 58 61
                                    


Ini fiksi penggemar yang benar-benar fiksi.
Selamat membaca😊
Semoga terhibur😊

Donghae tidak yakin dengan apa yang dilakukannya sekarang. Dia tahu apa yang akan terjadi, tapi Donghae sengaja membiarkannya berjalan dengan seharusnya. Tidak ingin menghindar, atau lari dari situasi mereka sekarang.

Lagipula, Donghae tahu jika mereka tidak akan sanggup menghindar dari apa yang terjadi setelah ini. Jadi apa salahnya memilih untuk menghadapinya, karena itu Donghae mulai bersiap.

Mendorong Namjoon masuk ke dalam lemari, dan menempatkan dirinya seorang dalam masalah. Itu pilihannya, selain Namjoon tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia juga tidak akan pernah bisa menolak keinginan Donghae, tanpa dasar dan alasan yang kuat.

Melalui celah pintu kamar mandi Donghae bisa melihat ada tiga orang yang datang, jelas sekali mereka adalah intellijen negara. Seorang lagi yang berdiri di dekat pintu adalah petugas keamanan yang Donghae lihat di loby apartemen, sepertinya dia yang membukakan pintu untuk mereka.

Donghae bertanya-tanya dalam hati, mengenai alasan kenapa mereka bisa masuk ke tempat itu, apa mereka membawa surat perintah resmi, jika iya, itu artinya mereka sudah mengetahui identitas pelaku.

"Dia dibawa ke rumah sakit mana? "

"Dari ambulance yang datang sepertinya St Mary Seoul Yoido pak. "

"Kau periksalah ke sana. "

"Baik, pak.

"Kau, bantu aku geledah setiap sudut apartemen ini. "

Suara pintu kamar mandi berdecit, dan keluarlah Donghae dengan kedua tangan yang terangkat ke atas. Donghae berinisiatif menampakan diri lebih dulu dari pada harus tertangkap basah dan diperlakukan dengan tidak semestinya oleh orang-orang itu.

Sama sigapnya, kedua intellijen negara menodongkan pistol ke arah Donghae. Siapa yang tidak was-was jika ada dua moncong senjata mengarah langsung ke kepala. Begitu pun Donghae, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat, dan buliran keringat dingin mulai membasahi keningnya.

"Wah, lihatlah siapa ini? " tanya Pak Min, tidak menyangka dengan siapa dia bertemu. Pak Min adalah ketua tim dalam kasus penembakan Park Hyungmin. Sebelumnya dia pernah bertugas di Kepolisian Seoul, sebagai salah satu Ajun Inspektur Satu. Pak Min cukup dekat dengan Kepala Polisi Jeon, menjelaskan mengapa Pak Min mengenali Donghae.

Setelah Kepala Polisi Jeon naik ke jabatannya yang sekarang, berkat kasus perdagangan organ yang Hidden Tim dan Donghae pecahkan. Beruntung Pak Min pun terkena imbasnya, dia direkomendasikan sebagai salah satu pasukan khusus, langsung di bawah Menteri Pertahanan dan Keamanan. Iya benar, ayah Namjoon.

"Apa yang kau lakukan di sini, Lee Donghae ssi? Setahuku Hidden Tim sudah dinonaktifkan sejak dua tahun lalu. "

Pak Min menurunkan senjatanya, dan mulai menanyakan alasan keberadaan Donghae.

Donghae melakukan hal yang sama, tangannya dia turunkan. Donghae bungkam, mencoba mengingat kembali apa yang dia lihat dalam visionnya, mencari bagian mana yang bisa dia jadikan senjata untuk membela diri dan lolos dari situasi ini.

"Pada siapa kau bekerja sekarang? Ini tidak masuk akal, kenapa kau bisa tertangkap basah semudah ini? Jangan-jangan kau sudah menunggu kedatangan kami? "

Pak Min mulai cemas, dia tahu benar siapa Donghae, dan apa yang bisa Donghae lakukan.

"Jawab pertanyaanku! "

Pak Min mulai panik, dia berteriak dan melangkah mundur.

"Iya, aku menunggumu Pak Min, " jawab Donghae ringan, dia berjalan mendekat ke arah lemari dan mencoba membuka lemari besi di dalamnya.

The Last GIFT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang