Nol

805 84 63
                                    


Donghae bertemu dengan si misterius Tuan Kim sekitar satu tahun yang lalu, enam bulan setelah dia terima pemberian kecil yang berharga dari Tuan Kim.

Mereka bertemu dengan cara yang unik tentu saja. Tanpa alamat, no telepon, id line, bahkan tidak ada satupun akun media sosial yang mereka bagi. Donghae dan Tuan Kim tidak membutuhkannya.

Sebuah digital Piano Yamaha Arius keluaran terbaru di sudut salah satu toko alat musiklah media berkirim pesan mereka.

Tuan Kim dengan kemampuannya, melihat Donghae yang akan berkunjung ke toko tersebut di masa depan. Alih-alih memilih hari yang sama, Tuan Kim lebih senang untuk datang sehari sebelumnya. Dia ingin mempertahankan kesan misterius yang terlanjur menempel padanya.

Tuan Kim duduk di balik tuts digital piano Yamaha Arius putih yang menawan, menghadap ke kaca yang tertempel di dinding tepat di depannya.

Kesepuluh jarinya telah menempel di atas tuts, siap untuk memainkannya. Jangan membayangkan symphoni indah karya maestro Austria, Tuan Kim bahkan tidak bisa memainkan jingle ulang tahun yang sederhana.

Menekan tuts asal, Tuan Kim benar-benar telah membuat keributan. Dia sengaja, niatnya supaya Donghae tidak bisa mendengar apa yang dia teriakan, Tuan Kim ingin Donghae membaca gerakan bibirnya dari pantulan kaca di depannya. Dia melakukannya sambil tersenyum lebar, memamerkan gigi rapinya, bertujuan mengejek Donghae sepertinya.

Benar saja, Donghae datang sehari setelahnya. Dia tersenyum begitu memasuki toko alat musik yang bahkan baru pertama kali ini dia kunjungi. Donghae mulai merasakannya. Karena itu, langkahnya langsung tertuju pada digital piano putih di sudut ruangan.

Tangan kiri Donghae mulai menyentuh tuts, kelingking, telunjuk, dan ibu jarinya menekan tiga not sekaligus menghasilkan nada c minor dasar. Matanya terpejam mendapatkan vision yang sengaja Tuan Kim kirim sehari sebelumnya. Donghae tersenyum lebar setelah membuka matanya.

"Dasar, anak kecil, " ujar Donghae sambil berlalu, menuju ke alamat yang dia baca melalui gerakan bibir Tuan Kim dari visionnya tadi.

Donghae sudah pernah melihat wajah si misterius Tuan Kim, dari vision yang dia dapat tentu saja. Jadi sedikit banyak dia bisa membayangkan sosok seperti apa Tuan Kim, dengan wajah tampan kekanak-kanakannya.

Karena itu, begitu Donghae sampai di depan sebuah coffee shop tidak jauh dari toko alat musik sebelumnya, dia langsung menuju ke arah seorang anak laki-laki berseragam SMA, duduk membelakangi Donghae di bawah pohon rindang di taman coffee shop sendirian.

Donghae bukan selalu benar, tapi kelebihannyalah yang selalu menunjukannya kebenaran.

"Tuan Kim, akhirnya kau mengijinkanku menemuimu, " sapa Donghae mendahului, kini dia sudah berdiri di depan Tuan Kim.

Menyambut kedatangan Donghae, Tuan Kim ikut berdiri. Sambil tersenyum lebar, dia mengulurkan tangan kananya.

"Ternyata aslinya kau lebih tampan, Donghae hyung. "

"Dan kau lebih sopan dari yang aku kira, Kim Taehyung. "

Mereka berjabat tangan, saling melempar senyum. Mengawali apa yang harus mereka mulai di hari-hari selanjutnya.

Tbc
Terimakasih sudah membaca😊
Semoga terhibur😊
Maaf bila mengecewakan😊
Mohon kritik dan sarannya🙇
Sampai jumpa hari Jumat depan 😊
Habi🐘

The Last GIFT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang