Dua

430 51 88
                                    

Ini fiksi penggemar yang benar-benar fiksi. Sekali lagi saya tekankan, FIKSI😊
Happy reading😊
Semoga terhibur😊

"Kita harus menemukan pelakunya sebelum intellegen negara mendapatkannya, kita sembunyikan, sampai Presiden Park resmi lengser. Itu artinya, kita hanya punya waktu tiga hari. Presiden harus lengser, bagaimana pun caranya. "

"Bagaimana caranya Namjoon ah? "

"Ada seseorang yang bisa membantu kita Hyung."

***

Ketujuh pasang mata di ruang rawat inap Jungkook sekarang tertuju pada objek yang sama, televisi yang menempel di dinding sebelah kanan brankar Jungkook.

Menayangkan demonstrasi besar-besaran di pusat kota Seoul, demonstran menuntut pengunduran diri Presiden Korea Selatan, Park Gain. Dua menit berlalu tidak ada yang terjadi. Demonstrasi yang terjadi setiap akhir pekan itu berjalan dengan tertib dan aman.

Namun berbeda dari minggu-minggu sebelumnya, demonstrasi kali ini, salah seorang wakil dari partai oposisi ditunjuk naik ke atas panggung dan diberi kesempatan untuk menyampaikan tuntutan partainya. Banyak yang disampaikan oleh laki-laki tampan dengan kisaran usia 30 tahun yang berdiri gagah di atas panggung, suaranya lantang, semangatnya tersampaikan hingga ke penonton di balik layar televisi.

Dalam orasinya dia sebutkan beberapa skandal yang melibatkan President Park, membandingkannya dengan sang ayah, Presiden terdahulu, dan mengungkit perihal niatan Presiden Park yang bersedia mundur dari posisinya sekarang.

"Hyungmin hyung? " Jimin terkejut melihat hyungnya muncul di TV. Iya, orator tampan dengan postur yang hampir mirip dengan Jimin itu adalah Park Hyungmin, kakak laki-laki Jimin.

Belum ada yang terjadi dari acara berita yang mereka tonton bersama sejak tiga menit yang lalu, hingga ...

"Maaf, maaf Jimin ..., " permintaan maaf sendu dari Taehyung membuat jantung mereka berdetak lebih cepat, merasa sesuatu yang sangat buruk akan terjadi. Sepersekian detik ketika perhatian mereka sempat teralih pada Taehyung yang kini menundukan kepalanya dalam sambil menutup telinga dengan kedua tangannya ...,

Dorr ..., suara ledakan terdengar dari arah TV yang masih menyala, diikuti suara jerit keributan setelahnya. Selain Taehyung yang masih enggan mengangkat wajahnya, Seokjin dan yang lain terbelalak kaget, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi di luar sana, di lokasi demonstrasi ketika melihat Park Hyungmin tergeletak tidak sadarkan diri sesaat setelah bunyi ledakan terdengar.

"Hyung ..., " Jimin berlari ke luar ruangan yang belum genap 10 menit dia di dalamnya, meninggalkan keempat lainnya yang satu persatu berlari mengikutinya. Tinggallah Jungkook dan Taehyung berdua.

"Pergilah Hyung, Jimin dan yang lain mungkin membutuhkanmu, " saran Jungkook, melihat Taehyung menatap kosong pintu di sebelah kirinya.

Jungkook tahu Taehyung pasti merasa sangat bersalah sekarang, namun disesali bagaimana pun juga semua telah terjadi. Hanya waktu yang sedikit datang lebih cepat, mungkin takdir yang sedikit terlambat menunjukan ketetapannya.

"Tidak, hyung tidak bisa meninggalkanmu sendirian. "

Salah satu dari sekian banyak alasan yang sengaja Taehyung utarakan. Alasan yang lemah sebenarnya, mengingat di mana Jungkook sekarang berada, dia tidak begitu membutuhkan teman ketika banyak tenaga medis ahli di sekelilingnya. Namun Jungkook tidak membantahnya, memilih menurut pada Taehyung, yang mungkin membutuhkan waktu untuk menghadapi Jimin dan yang lainnya.

Karena seingat Jungkook, ini pertama kalinya Taehyung mendapatkan penglihatan dengan jeda tersingkat, hanya berselang lima menit setelah penglihatannya muncul.

The Last GIFT [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang