chapter 27

8.6K 748 32
                                    

.

......

...............

Malam semakin larut dan bintang bersinar terang seolah menemani sang rembulan yang ikut bersinar dengan sangat terang.
Hingga membuat semua orang yang melihatnya akan merasa damai dan tersenyum.

Namun tidak untuk seorang namja dan seorang yeoja paru baya yang sedang memandangi indahnya bulan dihalaman rumahnya yang kecil karena ada sesuatu yang mengganggu fikiran kedua orang itu.

"Eomma...." lirih seorang namja sembari kepalanya berada dipangkuan seorang yeoja paru baya yang baru saja dirinya panggil dengan sebutan eomma dengan posisi menyamping menghadap kearah pagar kayu rumahnya yang sudah tua namun tetap kokoh.

"Heummm wae...??" tanya yeoja paru baya itu yang ternyata adalah yerim sembari mengusap surai halus putranya tersebut.

"Mianhae" lirih jimin lagi dengan setes air mata yang mulai jatuh.

"Gwenchana nan arra, seharusnya eomma lebih memperhatikanmu dari dulu... Sejak kecil kau selalu hidup tanpa appamu dan bahkan eomma sangat jarang berada disisimu"

"Mianhae karena eomma tidak pernah selalu ada untukmu bahkan disaat sakit sekalipun, eomma hanya berfikir untuk dapat menghidupimu dengan gaji eomma sebagai pelayan tanpa memikirkan perasaanmu sekalipun"

"Mianhae, jeongmal mianhae chagi" ujar yerim hingga membuat air mata jimin semakin banyak mengalir.

"Apa kim ahjussi marah pada eomma...??" tanya jimin.

"Ahjussi...??" tanya yerim bingung karena jimin menyebut taejin dengan sebutan ahjussi, bukan lagi appa.

"Dia bukan appaku eomma, aku hanya terlalu keras kepala juga terlalu terobsesi untuk memiliki seorang appa dan berusaha merebut kim ahjussi dari taehyung... Mianhae eomma, seharusnya aku lebih bisa menyayangi taehyung seperti dia menyayangiku. Geunde, aku malah membencinya dan bahkan memfitnahnya hanya karena aku merasa iri akan kehidupan mewahnya dan merasa sakit hati karena dirinya merebut posisiku sebagai ketu klub dance padahal dia tidak menginginkan posisi itu dan bahkan aku membencinya karena jungkook beralih padanya atas satu kesalahan fatal yang kuperbuat" ujar jimin dengan air mata yang tak henti-hentinya mengalir.

"Mianhae eomma, jeongmal mianhae karena diriku eomma harus berpisah dengan kim ahjussi" ujar jimin lagi.

"Gwenchana, jangan memikirkan itu lagi dan kita harus melanjutkan kehidupan kembali seperti dulu dan eomma akan berusaha untuk membagi waktu eomma padamu" lirih yerim.

"Taehyungie eotthokae??" tanya jimin.

"Nan molla, eomma sungguh khawatir padanya dan kita tidak dapat berbuat apa-apa karena taejin pasti tidak akan bisa menahan amarahmya padamu" ujar yerim.

Jimin mengangguk sembari tersenyum dengan penuh penyesan, karena tidak dapat ia bayangkan bahwa dirinya sudah membuat hidup seorang dongsaeng yang menyayanginya menjadi seperti ini.

Mianhae tae...
Aku rasa lebih baik kau tidak memiliki hyung sepertiku.
Mianhae.... Aku membuat appamu membencimu meskipun kau terus berusaha agar diriku dapat lebih dekat dengan appamu dan kedua hyungmu.
Jinja chalmothaeseo tae-ya, kurasa diriku tidak pantas kau panggil dengan sebutan hyung karena aku sangat hina dimatamu dan dimata kedua hyung juga appamu.
Tidak seharusnya aku membencimu, bahkan kau rela menyimpan barang bukti atas perbuatan yang kulakukan hanya untuk menjaga nama baik hyung tirimu yang sangat membencimu.

Mianhae, mungkin satu juta kali aku mengucapkan kata mianhae padamu namun semua itu mungkin akan sia-sia karena sudah terlalu banyak dosa yang sudah dilakukan oleh namja menjijikan seperti diriku.

Lirih jimin didalam hatinya hingga tidak ada siapapun yang akan mendengar apa yang dirinya katakan.

.

..

...

....

.....

.......

...........

...........

.......

.....

....

...

..

.

Taehyung menatap beberapa anak kecil yang sedang bermain bola kaki dengan bebasnya ditaman rumah sakit yang tepat berada didepab ruangannya.

Berbaring seharian penuh diranjang rumah sakit malah membuat dirinya semakin merasa kesakitan ditambah lagi bau obat-obatan sangat menyengat hingga mengganggu indera penciumannya.

"Aku ingin sekali bermain bola seperti itu mereka seokjin hyung, namjoon hyung dan juga jimin hyung...." lirih taehyung.

"Tae kita kembali kedalam nde" ujar seokjin seolah dia mengabaikan apa yang diucapkan taehyung karena mendengar satu nama yang selalu membuat tekanan darahnya terus meningkat hanya karena mendengar namanya dalam dua hari ini, taehyung menggeleng dan mencoba menahan tangan seokjin yang berada dipunggnya namun tangannya gagal meraih tangan sang hyung dan dirinya malah memegang lengannya sendiri.

"Shireo hyung, aku masih ingin disini" tolak taehyung.

Seokjin menghela nafas pelan, dirinya juga tidak ingin memaksa taehyung untuk kembali kekamarnya..
Geunde, dirinya adalah seorang uisa dan dia sangat mengetahui bahwa berada diluar terlalu lama akan sangat bebahaya bagi taehyung apa lagi ini dimalam hari.

"Chakkaman hyung, jebal chakkaman-yo" mohon taehyung hingga membuat seokjin yang tadinya ingin mendorong kursi rodanya mulai berhenti bergerak.

"Aishhh kim taehyung kau benar-benar keras kepala" kesal seokjin.

Taehyung tertawa pelan mendengar omelan seokjin, dan dia tidak ingin menyianyiakan sisa hidupnya didalam ruang rawatnya yang menurutnya sangat menakutkan.

"Tae-ya kemarilah, ada yang mencarimu..."

"Jimin hyung???"

TBC

***NEXTorNO***

life choices <kim taehyung> (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang