chapter 22

8K 762 64
                                    

.

.....

.............

Author pov

Suara burung terdengar sangat indah ditelanga hingga membangunkan seorang namja tampan yang sedang berbaring disebuah sofa yang berada di salah satu ruangan dirumah sakit tempat dirinya bekerja.

"Nghhh hoam...." lirih namja itu sembari meregangkan tubuhnya.

"Neo irona yoon-gi hyung...??" ujar seorang namja lagi seolah bertanya kepada namja yang baru saja meregangkan tubuhnya tersebut hingga membuat namja yang dipanggil hyung itu menoleh dan menatap seorang namja yang tadi memanggilnya dengan tatapan tidak percaya.

"Tae...?? Neo gwenchana??" tanya yoon-gi dan langsung menghampiri tubuh taehyung yang tadi menyapanya.

"Ahhh geurom hyung, lihat sendiri aku masih masih bisa menyapamu" ujar taehyung.

"Jinja, kau membuat hyung hampir terkena serangan jantung tae semalam... Hyung menyesal karena terlambat menolongmu" ujar yoon-gi merasa sangat bersalah pada taehyung yang sekarang sedang berbaring sembari menatap wajahnya.

"Gwenchana hyung, hyung tidak terlambat menolongku... Guenyang" ujar taehyung dan berhenti diakhir perkataannya.

"Geunyang wae?? Apa kau merasakan sakit, atau ada sesuatu... Katakan pada hyung tae-ya" tanya yoon-gi.

"Aku.... Aku tidak dapat merasakan kakiku hyung, aku tidak dapat menggerakkannya" lirih taehyung hingga membuat yoon-gi membulatkan matanya tidak percaya dan dengan cepat melihat untuk memeriksa kaki taehyung.

"Aku tidak berguna hyung, hidupku tidak berguna... Semuanya membenciku, appa, hyung dan bahkan tubuhku sendiri sangat membenciku, dosa apa yang kuperbuat hingga aku harus mengalami hal yang seperti ini"

"Tae...??"

"Jangan mengasihaniku hyung, karena itu akan tambah membuatku terlihat lemah... Jebal, jangan kasihani aku" ujar taehyung sembari menundukkan kepalanya menahan tangis meskipun air mata sudah menetes mengenai selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Perlahan yoon-gi membawa taehyung dalam dekapannya, ingin rasanya ia menangis namun dirinya harus sadar diri dan menahan tangisannya karena bila dirinya menangis maka sama saja ia membuat taehyung tambah lemah.

"Tidak ada perasaan kasihan antara hyung dan juga dongsaeng, hyung menyayangimu tae dan hyung tidak ingin kehilanganmu... Jebal, bertahanlah dan jangan menyerah seperti ini" ujar yoon-gi.

"Aku lumpuh hyung, apa kau tidak malu mempunyai dongsaeng cacat dan penyakitan sepertiku... Kau akan malu saat berdiri disebelahku nantinya dan kau akan menyesalinya karena telah bicara bahwa kau telah menganggapku sebagai dongsaengmu" lirih taehyung sembari menahan tangisnya yang masih berada didekapan yoon-gi.

Yoon-gi memegang kedua pipi taehyung dengan kedua tangannya, matanya yang berkaca menahan tangis itu menatap mata taehyung dalam... Dan tatapan matanya itu adalah tatapan mata yang selalu ia tujukan pada orang yang berharga dalam hidupnya.

"Jangan berkata seperti itu lagi... Hyung menyayangimu lebih dari apapun, dan hyung rela melakukan apapun untukmu bahkan hyung rela menjaga rahasia besar yang kau sembunyikan itu" lirih yoon-gi membuat taehyung mendongak menatap wajah yoon-gi dalam seolah dirinya mengetahui apa yang ada difikiran namja yang ada dihadapannya ini sekarang.

"Mianhae hyung, chalmothaeseo...." lirih taehyung dan kembali menundukkan kepalanya dalam dengan tangan yoon-gi yang masih menopang dagunya.

"Kajja... Hyung akan membawamu pulang dan mengatakan segalanya pada appa dan hyungmu agar mereka mengetahui bagaimana keadaanmu yang sebenarnya" ujar yoon-gi namun taehyung menggelengkan kepalanya seolah menolak apa yang dikatakan yoon-gi.

"Andwe hyung...." tolak taehyung.

"Wae...??? Akan lebih baik mereka mengetahuinya tae, keadaanmu benar-benar sudah pada titik terendah" ujar yoon-gi.

"Dengan keadaan seperti ini?? Aku tidak ingin hyung, biarkan aku berada disini aku tidak ingin menemui mereka dengan keadaan yang menyedihkan seperti ini" ujar taehyung.

"Mau sampai kapan tae kau menyembunyikan semua kenyataannya, jimin akan senang dengan semua ini dan mereka akan dengan mudahnya melupakanmu dan bahagia bersama namja berengsek itu" lirih yoon-gi.

"Gwenchana hyung, lebih baik aku yang merasakan sakit dan penderitaan dari pada appa dan hyungku... Aku bersyukur jika mereka nanti akan hidup bahagia tanpa kehadiran diriku. yang terpenting, aku tidak ingin mereka melihatku dengan keadaan yang menyedihkan seperti ini" lirih taehyung.

Sedangkan yoon-gi hanya mendengus sebal mendengar penuturan yang dikatakan taehyung.... Sifat keras kepalanya ini bahkan melebihi kim seokjin, hyungnya sendiri.

Mianhae bila nantinya hyung mengingkari janji hyung padamu tae-ya, hyung tidak sanggup harus melihatmu melawan sakitmu seorang diri, hyung tidak sanggup melihatmu selalu disalahkan meskipun kau tidak pernah melakukan kesalahan itu.
Dan hyung tidak akan pernah rela, kebahagianmu dirampas oleh namja tidak tau diri yang hanya bisa merusak kepercayaan appamu dan juga kebahagianmu.

Lirih yoon-gi dalam hati sembari mengusap rambut taehyung dengan halus, hingga membuat taehyung merasa nyaman atas sikap yang dilakukan yoon-gi.

.

..

...

....

.....

........

...........

...........

........

.....

....

...

..

.

Namjoon pov

Aku menatap sebuah kalender kecil berwarna putih yang terletak diatas meja kerjaku, mataku menatap coretan merah berbentuk hati yang berada tepat melingkari angka bernilai 30 tersebut.

"Nan eotthokae...??? Tiga hari lagi, dan aku bahkan masih sedikit kecewa padanya eomma" lirihku dan kali ini mataku menatap foto yang berada dilayar ponselku hingga membuatku tanpa sadar menteskan air mata.

"Taehyung dongsaengku, dan aku sangat menyayanginya"

"Namun kejadian waktu itu membuatku sangat kecewa eomma dan aku masih tidak percaya bahwa taehyunglah yang sudah merencanakan tentang masala racun itu, bantu aku eomma... Apa yang harus kulakukan karena aku masih tidak yakin atas apa yang taehyung lakukan" lirihku lagi.

Seakan menjawab pertanyaan yang terus berputar diotakku, aku mendongak menatap keatas seolah mencari sesuatu yang penting dan dengan cepat otakku berputar dengan sangat cepat saat aku melihat sebuah benda kecil berwarna hitam yang terletak disudur ruang kerjaku hingga membuatku berdiri dan menjauh dari perusaahaan menggunakan mobilku.

"Aishhh neo pabo-ya kim namjoon, bagaimana bisa kau melupakan hal penting seperri itu" lirih namjoon.

TBC

***NEXTorNO***

Mianhae kalo lagi-lagi terlalu pendek, soalnya badan drop lagi dan susah buat lanjut bikin lebih panjangg lagi.

Sebenernya rencananya besok mau diUP, but, banyak yany nyuruh UP hari ini ya jadinya gini, di UP seadanya.

Mianhae kalo ffnya mengecewakan😭😭😭

life choices <kim taehyung> (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang