chapter 29

8K 695 25
                                    

.

........

...............

"Appa...." ujar namjoon dan langsung memeluk tubuh taejin yang bertanya tadi, hingga membuat taejin dan juga seokjin yang berdiri disebelahnya menatapnya bingung.

"Namjoon-Ah, wae irae...??" tanya seokjin.

"Uri tae, keadaannya semakin melemah... Nae dongsaeng, jebal dowajusaeyo appa" ujar namjoon dan air matanya semakin banyak mengalir.

"Yoon-gi ya, waeyo..??" tanya taejin pelan.

"Keadaannya melemah ahjussi, seandainya aku tidak ada dekatnya tadi... Bisa saja keadaannya lebih parah dari sekarang ini" ujar yoon-gi hingga membuat taejin dan juga seokjin terdiam dengan air mata yang sudah berada dipelupuk matanya.

"Eotthokae yoon-gi ya...??"

"Bagaimana jadwal keberangkatannya kekanada ahjussi, karena lebih cepat akan lebih baik dan aku akan sekuat tenaga menjaga keadaannya agar tetap stabil sebelum pergi kekanada" tanya yoon-gi.

"Besok pagi, ahjussi sudah mengatur keberangkatannya besok pagi... Dan pihak rumah sakit yang ada dikanada sudah menyiapkan segala sesuatu untuk taehyung" ujar taejin hingga membuat yoon-gi mengangguk dan menghembuskan nafas lega mendengar penuturan dari taejin begitupula dengan namjoon.

"Kalian berdua pulanglah, dan seokjin-ah antar mereka berdua pulang kerumah karena tadi namjoon yang membawa mereka kemari" ujar taejin sembari menunjuk hoseok dan juga jungkoom dan membuat ketiga orang itu menggangguk termasuk seokjin.

.

..

...

....

.....

........

...........

...........

........

.....

....

...

..

.

Namjoon pov

Aku dan juga appa berdiri mematung menatap bangunan sederhana yang sudah sangat tua yang ada dihadapan kami sekarang
Beberapa kali appa dan juga diriku menghela nafas kasar, karena bagaimanapun diriku benar-benar tidak ingin berada disini dan aku tidak akan mungkin ada disini andai saja dongsaengku itu tidak memintanya.

Flashback on

Aku menatap tubuh taehyung dan menggenggam tangannya yang berbaring dengan selang infus yang menancap ditangan kanannya dan tidak lupa masker oksigen yang menutupi hidung dan juga mulutnya.

Berulang kali aku memeriksa matanya dan berharap mata itu terbuka lebar hingga aku tidak lagi merasa khawatir padanya. Namun nihil, karena itu hanya anganku saja.

"Tae irona... Jebal tae-ya" lirihku.

"Hikss...hikss, apa kau sedang menghukum hyungmu tae-ya... Mianhae, karena hyung sempat tidak percaya padamu" lirihku lagi.

Perlahan aku merasakan suatu pergerakan pada tangan kananku hingga membuatku dengan cepat menatap tangan taehyung yang saat ini kugenggam dengan penuh harapan.
Namun nihil, karena tangan itu tidak bergerak sama sekali.

Namun saat aku ingin merapikan poni yang hampir menutupi matanya, tiba-tiba pergerakan yang sebelumnya aku ragukan akhirnya benar-benar terjadi...
Seolah doa yang kuminta, dengan cepat dikabulkan oleh tuhan.

"Tae...?? Tae-ya hahhh syukurlah" ujarku pelan sembari menghembuskan nafas lega saat melihat mata dongsaengku mulai bergerak perlahan.

Dengan cepat tanganku bergerak memencet tombol yang berada diatas kepala taehyung, berusaha memanggil yoon-gi hyung agar cepat kemari dan memeriksa keadaan dongsaengku ini.

"Tae-ya, neo appo..." tanyaku pelan.

Taehyung menggeleng dengan mata yang terpejam erat seakan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.
Geunde, aku dapat mengetahui dari raut wajahnya bahwa dongsaengku ini sedang tidak baik dilihat dari raut wajahnya yang sedang menahan sakit.

"Waeyo...??" tanya seseorang tiba-tiba hingga aku menoleh dan melihat bahwa yoon-gi hyunglah yang datang diikuti dengan appa dibelakangnya.

"Tae sudah sadar hyung dan sepertinya tubuhnya sakit kembali" ujarku.

Tanpa menunggu lama dengan cepat yoon-gi hyung memeriksa tubuh dongsaengku hingga membuatku sedikit memundurkan tubuhku agar bisa mempermudah yoon-gi hyung.

"Keadaannya sedikit stabil ahjussi, dan semoga keadaanya besok bertambah baik agar kita bisa membawanya kekanada" ujar yoon-gi hyung.

"Kanada...??" tanya taehyung lirih sesaat setelah ia membuka masker oksigennya.

"Nde chagi, appa akan membawamu kekanada dan agar kau bisa melakukan operasi pengangkatan tulang dengan tingkat keberhasilan yang tinggi" ujar appa.

"Shireo..."

"Mwo..?? Waeyo tae-ya" tanyaku.

"Semuanya akan sangat sia-sia hyung dan kurasa hidupku tidak akan lama lagi" ujar taehyung lirih hingga membuatku, appa dan juga yoon-gi hyung menatapnya khawatir.

"Jangan berkata seperti itu tae-ya, jebal... Tae harus mau pergi kekanada, dan hyung yakin tae pasti akan sembuh" ujarku.

"Seokjin hyung eodiga...??" tanya taehyung tiba-tiba hingga membuatku dan juga appa menatapnya bingung begitupula dengan yoon-gi hyung.

"Seokjin hyung ada jadwal operasi, mungkin dua jam lagi akan selesai..."

"Tae akan pergi kekanada, geunde ada satu persyaratan..." ujar taehyung tiba-tiba hingga membuatku mengerti kenapa ia menanyakan keberadaan seokjin hyung.

"Bawa jimin hyung kemari, dan tae akan pergi" ujar taehyung, dan inilah yang seokjin hyung tidak sukai.
Karena hyungku itu mulai muak mendengar nama seseorang yang bernama park jimin.

"Tae-ya andwe..." ujar appa.

"Jebal appa hanbeonman, dan tae tidak akan meminta apapun lagi setelah itu" ujar taehyung hingga membuat appa mulai berfikir sejenak dan tidak lama setelah itu ia menganggukan kepalanya pelan.

Flashback off

"Appa eotthokae..??" tanyaku pada appa yang berdiri disebelahku.

"Kajja, setidaknya lakukan ini demi dongsaengmu dan bukan demi namja bermuka dua ini" ujar appa.

Aku mengangguk dan mulai berjalan mantap menuju gerbang rumah yang terlihat lusuh ini.

TBC

***NEXTorNO***

life choices <kim taehyung> (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang