Setelah baca artikel itu, rasanya kesel, jengkel, sedih, semua campur aduk jadi satu. Dia kenapa sih jadi cowok lemah banget, kalau emang takut ya bilang. Jangan sampai jaga diri sendiri aja gak bisa.
Sambil menimang-nimang gue ngambil handphone, mencoba menghubungi Mark beberapa kali. Tapi dari pukul 1 pagi tadi sampai subuh sekarang, Mark sama sekali nggak angkat telpon dari gue. Maunya apasih?
Dia berhasil buat gue cemas tapi menghilang. Apa nomornya ganti lagi? WA gue juga nggak di read sama sekali.
Sampai akhirnya, gue putuskan untuk chat dia lewat line. Walaupun feeling gue 100 persen bilang nggak akan dibales, tapi gue pengen dia tau kalau gue takut laki-laki itu kenapa-napa.
Sekarang Syndrome Panic Attack, besok apa lagi? Tidur terlentang di bandara? Lemes sampai digendong security?
5:03 pagi
LINEAnya: Mark
Anya: Kamu knp sih?
Anya: sakit apa?
Anya: tinggal bilang. Nggak ada yang perlu kamu sembunyiin.
Anya: kamu nggak percaya lagi sama aku?
Anya: takut aku bongkar rahasia kamu ke sasaeng?
Anya: Mark I love you more than you think
Anya: please reply..
Anya: kamu yg nggak ada kabar gini buat aku takut
Anya: kamu...Marklee is typing...
Gue tertegun sejenak. Dia online? Gue udah nggak bisa nahan senyum di bibir yang seakan-akan menyeruak keluar. Pipi gue memanas, laki-laki ini.. gue udah nggak bisa jelasin lagi. Udah, intinya seorang Mark Lee doang yang bisa buat mood gue naik turun.
Cuman dia yang bisa.
Setelah menunggu kira-kira 2 menit, akhirnya sebuah pesan gue terima dari akun Mark.
Marklee: nanti aku jelasin.
Marklee: aku masih takut kehilangan kamu sekarang.Anya: kamu yang mulai menghilang, Mark.
Anya: not me.Marklee is calling...
"Kenapa?"
"..."
"Mark, jawab!"
"..."
"Kenapa nelpon aku?"
"..."
"Mark Lee!"
"..."
"Aku mau tidur."
"..."
"Bye."
"I miss your voice.."
"I miss you.."
"Akhirnya ngomong juga."
"Aku cuman pengen denger suara kamu."
"Terus kamu pikir aku nggak
pengen denger suara kamu juga?"".. kangen aku yaa?"