Suasana kantin berbeda tidak seperti biasanya. Kali ini menjadi sunyi karena kedatangan Baktha serta ke tiga temannya. Yaitu, Zero, Anggara, Adam, dan tentunya juga ada Baktha. Mereka duduk di belakang kantin sambil membawa sebuah gitar. "Lagu ini untuk kamu tercinta!," ucap seorang teman Baktha yang bernama Zero. Seketika semua gadis dikantin dibuat heboh. Pasalnya, ketampanan Zero mampu menghipnotis pikiran semua para gadis di SMA Visaya. Dari semua gadis, hanya fikiran Annora yang tidak terpengaruh.
"Gila, mulai lagi tuh kak Zero, Sof," Annora menoleh kearah Zero yang sedang bernyanyi dan disaksikan oleh seluruh gadis. Teman-teman Zero hanya tertawa. Termasuk Baktha. Pandangan Annora teralih kearah Sofian. Rupanya, temannya ini juga terpengaruh. Sofian menatap Zero lekat-lekat seperti sedang membayangkan bahwa Zero adalah Cameron Dallas atau Justin Bieber yang sedang konser.
"Woi!!" Annora membuyarkan lamunan Sofian. Sofian mendelikkan matanya, lalu mendengus kesal kearah Annora. Karena Annora sudah mengganggu jatahnya hari ini. Yaitu, memperhatikan Zero yang sedang bernyanyi.
"Apaan sih Ra?? Gak jelas banget deh lo." Ucap Sofian. Sofian mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya. Lalu, memotret tiga kali saat Zero sedang bernyanyi.
Sofian menggeser foto demi foto yang ia sudah abadikan. "Gila, kak Zero ganteng banget gila!!"
"Ganteng jidat lo kali!" Annora memukul keras dahi Sofian yang menyebabkan Sofian meringis kesakitan.
"Emang kenyataannya kak Zero ganteng Annora!! Lo sih gak tau yang mana cogan atau enggak. Jangan-jangan, lo naksir sama tipe-tipe kayak tu orang ya?? Haha." Sofian menunjuk seorang siswa yang menggunakan kacamata bundar, ia juga mengenakan behell.
"GILA LO!! GAK MUNGKIN LAH!!" gertak Annora dihadapan Sofian.
"Yaudah deh. Kalo gitu, berarti lo suka sama tipe-tipe kayak kak Baktha kan?? Ngaku deh ngaku." Sofian menunjuk-nunjuk Annora dengan telunjuknya. Sambil sesekali menertawai pipi Annora yang bersemu merah.
"Amit-amit deh Sof, gue gak suka sama tuh orang."
"Awas lo beneran suka tau rasa!!!"
"GAK BAKAL, DAN GAK MUNGKIN PERNAH!"
"Yain aja biar cepet. Eh Ra, lo mau gak main tod??? Please."
"Oke."
"Kalo gitu, lo pertama. Pilih truth or dare??"
"Dare."
Sofian memikirkan sebuah tantangan untuk Annora. Sebuah senyuman tipis terukir dibibir Sofian, "Lo harus samperin kak Baktha, terus lo bilang kalo lo mau jadi pacar kak Baktha. Dan lo harus mohon biar dia nerima lo. Udah cepet sana!!," Sofian mendorong tubuh Annora agar pergi kearah Baktha dan Zero berada.
"What???? Gak-gak. Gue gak mau!! Ganti!!,"
"Gak bakal gue ganti. Lo mau pilih nembak kak Baktha atau pilih traktirin gue es cendol enam bulan penuh??,"
Annora membayangkan kalau ia terus menerus dimintai cendol oleh Sofian. Annora bergidik geli. Daripada harus membelikan Sofian cendol selama enam bulan, lebih baik kalau menerima tantangan Sofian. Toh, kak Baktha juga tidak akan menghiraukannya. Fikir Annora dalam-dalam. Mengingat bahwa Baktha adalah seorang laki-laki yang tidak senang memiliki seorang pacar.
"Gak mau! Mending gue lakuin dare tadi." Ucapnya lalu pergi kearah Baktha berada.
"Good girl!" ucap Sofian dari belakang sambil mengacungkan kedua jempolnya. Annora menghela nafas kasar.
Langkahnya gemetar saat sudah dekat dengan Baktha.
"Kak?" ucapnya dengan sangat pelan.
"Iya?" Namun, bukannya Baktha yang menjawab. Justru Zero yang menjawab.
"Bukan kak Zero. Tapi, aku manggil kak Baktha." Annora dapat merasakan bahwa puluhan pasang mata melihat kearahnya.
"Oh, lo mau ngomong ke Baktha?" tanya Zero memastikan.
Annora menganggukan kepalanya pelan. Zero mengerti, lalu segera memanggil Baktha yang sedang tertawa bersama temannya yang lain. "Bro, lo dicari tuh." Zero menepuk bahu Baktha pelan. Baktha menoleh.
"Siapa?" Tanya Baktha penasaran.
"Adek kelas," Zero meninggalkan Baktha dan Annora berdua. "Baiklah girls, kita lanjutin nyanyian yang tadi!" Ucap Zero sambil kembali memetikkan nada demi nada. "Despacito!..."
***
Kaki Annora gemetar saat Baktha mendekat kearahnya. Dirasakannya aura-aura negatif Baktha. Sofian yang memperhatikan dari jauh hanya berdoa agar sahabatnya itu tidak dimakan hidup-hidup oleh kakak kelasnya itu.
"Kenapa lo cari gue??," tanya Baktha to the point.
"A-anu kak, anu..."
"Kenapa?"
"Itu kak..."
Baktha menghela nafas pelan, "kalau lo terus bilang gitu aja, gue pergi." Baktha membalikkan tubuhnya ingin pergi menjauh dari Annora.
Annora menahan lengan Baktha secara tiba-tiba. Baktha menoleh, "masih gugup bilang??" tanya Baktha sambil menaikkan alis kirinya.
Annora menggeleng pelan. Ia langsung mengatakan apa perintah dare yang Sofian berikan padanya, "Kak, mau gak jadi pacar aku? Please," ucap gadis kelas X, Annora Farisca dengan kata yang terbata-bata.
Baktha mendelikkan matanya saat adik kelasnya berani menyatakan perasaannya dihadapan seluruh siswa. Sebuah ide terlintas di fikiran Bakta. "Oke, gue terima lo." ucapnya lalu pergi meninggalkan Annora yang ternganga.
Annora menutup mulutnya tak percaya. "Sial, kenapa harus diterima?!"
***
Need vote and comment for next!
Give me a star!🌟(vote)-Sorry for the typo-
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince✔ [SUDAH TERBIT!]
Teen Fiction[{CERITA DALAM MODE PRIVAT! PART DIPRIVAT SECARA ACAK. FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA!}] Ini kisah tentang, Baktha Angkasa, salah satu dari badboy di SMA Visaya, pintar, smart, genius, tak cukup untuk mendeskripsikan bagaimana sikapnya. Ir...