Ice Prince✔ [SUDAH TERBIT!]

6.🌙Marah

Sofian Dwi Hartomo

***

"

🎶 When you hold me in the street
And you kiss me on the dance floor
I wish that it could be like that
Why can't it be like that?
'Cause I'm yours

We keep behind closed doors
Every time I see you, I die a little more
Stolen moments that we steal as the curtain falls
It'll never be enough

It's obvious you're meant for me
Every piece of you, it just fits perfectly
Every second, every thought, I'm in so deep
But I'll never show it on my face

But we know this.
We got a love that is homeless

Why can't you hold me in the street?
Why can't I kiss you on the dance floor?
I wish that it could be like that
Why can't we be like that?
'Cause I'm yours🎶"

Annora melepaskan earphone putih miliknya setelah mendengarkan lagu dari Little Mix, yang berjudul Secret Love. Ia meletakkan headset putih itu di dalam tasnya.

"Ra, anterin gue ke kantin dong, laper nih perut." Ujar Sofian sambil memegangi perutnya.

Annora mendengus, lalu hanya memanggutkan kepalanya.

"Nah! Gitu dong. Ayo sini." Sofian menarik lengan Annora menuju kantin.

"ANNORA!!!." teriak seorang lelaki dari belakang mereka.

Annora menoleh ke sumber suara, dan mendapati Samuel sedang mengejarnya. Samuel menampilkan senyum manis diwajahnya.

Sofian ikut berbalik, lalu menyikut lengan Annora. "Itu siapa Ra?, ganteng banget gila." Seru Sofian sambil menggelengkan kepalanya.

Annora bergeming ditempatnya. Dia mematung melihat Samuel yang menghampirinya.

"Hai Ra!." Samuel menyapa Annora saat Samuel sudah sampai menghampiri Annora.

"Ha-hai juga, kak Sam." Ucap Annora dengan kata yang terbata-bata.

"Mau kekantin?." Tanya Samuel sambil menaikkan alis kirinya.

"I-iya. Ini mau nganter si curut kekantin," Annora memandang Sofian yang tertangkap basah sedang memperhatikan Samuel. Tanpa berkedip. Ingat. Tanpa berkedip. "Ah, si curut malah ngelamun." Tambah Annora sambil mengibaskan tangannya dihadapan wajah Sofian.

"A-ap-apaan sih lo!." Sofian menundukkan wajahnya lekat-lekat. Enggan untuk menatap Samuel lagi.

Samuel hanya terkekeh kecil, lalu bertanya pada Sofian yang membuat pipinya menjadi merah.