Cinta bisa saja menyakiti, tapi sakitnya cinta bukanlah untuk di tangisi, tapi untuk di sadari bahwa yang menyakiti itu tidak pantas untuk di cintai.
***
A/n: budayakan vote sebelum membaca! Happy reading! :D
***
"Baiklah, apa ada pertanyaan untuk hari ini?" tanya Bu Neni, pada seluruh murid kelas X-4.
Bu Neni, adalah guru Bahasa Indonesia kelas X. Guru ini, terkenal killer. Memiliki badan yang berisi, dan menggunakan pakaian serba ketat. Bu Neni, selalu menjadi bahan ejekan kelas X.
"TIDAK BU!!!" jawab murid-murid serempak.
Bu Neni, mengangguk. Lalu, segera membereskan buku-bukunya. Saat Bu Neni, berbalik badan, tercetak sebuah noda merah di bagian belakang rok-nya.
"Bu! Rok ibu kena fanta, ya??? Kok warna merah??" goda seorang siswa, lengkap dengan tawa renyahnya.
Seketika, semua siswa tertawa melihat raut wajah Bu Neni, yang menjadi merah padam.
"Eh, iya Bu! Bener kata Viko!! Rok Ibu kena fanta tuh!!" ledek siswa lainnya yang bernama Tommy.
Bu Neni menutup bagian belakang rok-nya, menggunakan tangan kirinya. Lalu, mulutnya mengucapkan suatu kata yang membuat dua siswa itu menghela nafas gusar.
"DIAM!!," titah Bu Neni masih dengan wajah merah padam. "KALIAN BERDUA!," Bu Neni menunjuk Viko, dan Tommy menggunakan telunjuknya. "BUAT LAPORAN RESENSI BUKU! HARUS 3 BUKU SETIAP MURID! IBU MAU DALAM WAKTU 3 HARI SELESAI! YANG LAIN, BOLEH ISTIRAHAT." tambah Bu Neni dengan suara yang lantang, lalu pergi meninggalkan ruangan.
Viko, dan Tommy, menelan kasar saliva-nya. Mereka saling tukar pandang. Alis mereka bertautan.
Mampus gue!, ucap batin Viko, dan Tommy bersamaan sambil menepuk dahi.
Saat Bu Neni pergi, seketika seluruh kelas tertawa terbahak-bahak. Wajah Viko, dan Tommy menjadi pucat pasi.
"Makan tuh fanta!!!"
"Siapa suruh ngata-ngatain guru? Makan tuh resensi!"
Teriak murid kelas X-4 ke-arah Viko, dan Tommy, sambil tertawa.
Sofian, bahkan ikut tertawa. Ekspresi wajah Viko, dan Tommy mendadak menjadi pucat. "Emang, dasar. Murid laknad!" ucap Sofian sambil tertawa.
Sofian mengalihkan pandangannya kearah Annora. Temannya ternyata sedang melamun. Sofian sempat menghela nafas gusar, lalu melempar pundak Annora menggunakan pulpen miliknya.
Annora meringis kesakitan, saat pulpen itu dengan mulus mendarat di pundaknya. Annora memegangi pundaknya, yang terasa nyeri. "Aduh, untung gak luka, nih." Annora mengusap-ngusap pundaknya menggunakan ibu jarinya. Pandangannya kembali kosong.
Lagi, Sofian menghela nafas gusar. "Pacar lo, gak bakal kenapa-kenapa, Ra. Percaya sama gue." Sofian mengalihkan pandangan Annora, lalu ia memegang kedua bahu Annora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Prince✔ [SUDAH TERBIT!]
Teen Fiction[{CERITA DALAM MODE PRIVAT! PART DIPRIVAT SECARA ACAK. FOLLOW TERLEBIH DAHULU, SEBELUM MEMBACA!}] Ini kisah tentang, Baktha Angkasa, salah satu dari badboy di SMA Visaya, pintar, smart, genius, tak cukup untuk mendeskripsikan bagaimana sikapnya. Ir...