Answer!

7.2K 259 8
                                    

Seluruh cast Ice Prince, sedang berkumpul didalam ruangan rawat inap yang Baktha tempati. Sejak tadi, cowok itu sibuk membalikkan tubuhnya dibrankar dari sisi kiri, ke sisi kanan dan sampai seterusnya.

Cowok itu sedari tadi berdecak kesal saat menatap dua orang yang tidak ia sukai ada didalam ruangan. Cowok itu menyipitkan mata.

"Ngapain lo pada kesini?!" ketus Baktha sambil mendelikkan matanya kearah Samuel dan Raquel. "Lo harus per---"

"GAK! Mereka gak boleh pergi dari sini!" potong Nadya cepat, sambil mendelikkan mata.

"Emangnya siapa lo?! Berani-beraninya ngelarang gue?!" tanya Baktha meremehkan. "Lo cuma anak kecil, yang gak tau apa!!" lanjut cowok itu.

"Jangan ngejelekin Nadya, Tha!! Kalo bukan untuk dia, gue gak bakal dateng." kata Samuel, yang membela Nadya dengan tatapan menusuknya.

Anggara menghampiri Baktha, lalu membisikkan sesuatu. "Hati-hati ngomong sama tuh anak! Lo bisa dibuat... yaa... lo tau kan apa maksud gue.." Anggara pergi menjauh, sambil terkikik geli didalam hati.

Annora sejak tadi hanya tersenyum jahil, saat menangkap ekspresi terkejut Baktha saat setelah Anggara pergi menjauh.

"Oke, kembali ke inti. Jadi, para readers-ku tersayang itu mau---"

"Sok-sok an pake readers. Emang lo siapa?! Lo itu nulis apa emang?! Nulis cerita pelangi-pelangi?!" potong Baktha cepat sambil tertawa. Hanya dia yang tertawa, sedangkan yang lainnya malah mendelikkan mata saat Baktha berbicara seperti itu kepada Nadya.

Nadya juga ikut mendelikkan mata saat mendengar kalimat yang tidak patut didengar yang dilontarkan oleh Baktha.

Karakter apa yang aku ciptain ini?! Nyolot banget!!--- kata Nadya dalam hati.

"Kakak! Gak boleh ngomong gitu sama Nadya." kata Annora setengah membentak. "Dilanjut, aja dek." Annora tersenyum kearah Nadya.

Gadis berambut sebahu itu mengangguk, lalu melanjutkan ucapannya. "Jadi, readers-ku itu mau tau tentang kalian lebih dalam. Maunya sih, aku ajak kumpul di-cafe, tapi... karena kondisi Kakak cowok mulut pedes itu gak memungkinkan..." Nadya melirik kearah Baktha dengan nada mengejek. "Alhasil, sekarang kita akan membahas disini. Dan, karena banyaknya pertanyaan yang ingin ditanyakan, aku bawa box yang isinya pertanyaan-pertanyaan untuk kalian. Dan mungkin, ada untuk aku." ucap Nadya dengan panjang lebar.

"Hm, kak Adam? Bisa tolong ambilin box yang ada disana?" Nadya menunjuk sebuah box berukuran sedang, yang ada pada ujung ruangan.

"Oke." Adam mengangguk, lalu segera mengambil box yang Nadya katakan tadi. "Nih." Adam menyerahkan box berwarna biru kearah Nadya.

"Makasih, kak." Nadya tersenyum kearah Adam.

"Siap!"

"Oke. Sekarang akan kita mulai." Nadya memasukkan tangannya kedalam box, lalu memutar-mutarkan tangannya. Perempuan itu mengambil gulungan kertas berwarna merah. Seluruh cast terlihat sangat tegang.

Nadya tersenyum penuh arti saat membaca pertanyaan yang ada didalam kertas. "Untuk Baktha Angkasa."

Cowok itu menoleh sekilas, lalu membuang muka malas. "Apaan?"

Seluruh cast terlihat menatap keduanya dengan tegang. Adam dan Anggara bahkan sampai berpelukan-- tanpa sadar.

"Kenapa tuh mulut pedes banget?" Nadya membaca isi dari gulungan kertas.

"Kenapa gue ditanya? Tanya sama Tuhan. Kenapa gue dikasi mulut begini." jawabnya cuek.

"Wuissss....." Adam, Anggara, dan Zero kontan takjub dengan jawaban yang Baktha berikan.

Ice Prince✔ [SUDAH TERBIT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang