Waduhh cacimaki Harlannya berlimpah.. hehe seruu.. ada banget org kaya harlan. Emang butuh dijedotin kwkwk .. maaf belum sempat balas satu2 yah 😔
Btw Pasmina itu bukan hanya digunakan sebagai penutup kerudung. Pasmina itu bisa dipakai untuk selendang, atau dijadikan mantel. Di KBBI juga ada pengertiaanya. Jadi jgn langsung pukul rata yang beli pasmina itu hanya muslimah. 🤗
--
"Hai, Kak.. Nama aku Lea. Kakak temannya Caroline, yah?"
"Saya temannya Aldi."
"Oh, Kakaknya Caroline, yah?"
"Iya."
"Kak, kenapa diam saja. Namanya siapa?"
"Harlan. Udah sana jangan ganggu. Seumuran kamu lagi di kolam renang. Jangan ganggu saya."
"Nggak mau. Aku mau di sini aja. Mau kenal sama anak kampus."
"Terserah."
"Kakak minum alkohol? Kata Kak Aldi, Kakak lagi patah hati?"
"Minggir, jangan ganggu saya."
"Ih, nggak mau."
"Nanti saya bisa buat yang tidak baik sama kamu."
"Biarin. Aku bisa ambil KTP Kakak sebagai jaminan."
"Terserah."
Lea membuka mata. Teringat kilasan masa lalunya dulu. Selalu berani mendekati bahaya. Bahkan dia memancing mendekati Harlan malam itu. Malam dimana dia berbohong pada sang ayah untuk pergi belajar bersama. Lea memilih menghadiri pesta yang dibuat temannya. Awal dia bertemu singkat dengan Harlan. Membawa malapetaka bagi hidupnya.
"Huffft," gerutu Lea menahan sesak di dada. Berusaha menutup mata, tetap saja tak bisa nyaman beristirahat. Ucapan rasa benci Nadya terus saja terdengar di isi kepala. Lea tak mau kedekatannya dengan Nadya hancur hanya karena ulah tangan refleknya tadi.
Dia benar-benar kecewa dengan Harlan. Sejak awal Lea selalu menahan rasa kecewa karena cara Harlan berjuang untuknya tak pernah serius. Tapi sekali lagi, demi niat kembalinya tercapai, Lea menutup mata akan sebuah kenyataan. Harlan memang tak pernah mau memberikan tempat di hati untuknya. Lea terlalu bodoh untuk tetap mempertahankan.
Lea melangkah keluar kamar. Sudah dini hari. Remang menemaninya ke ruang makan. Langkahnya berhenti saat melirik ruang televisi. Ada Harlan di sana. Duduk menatap layar televisi dalam diam dengan dua gelas minuman di hadapan. Lea tak peduli dengan keberadaan Harlan.
Harlan melirik Lea yang sedang berjalan pelan ke arah dapur. Lalu berjalan cepat mendekati Lea.
"Ini, Milo campur Ovaltine buat kamu. Maaf membuat kamu menangis. Sejak tadi aku mau ketuk kamar kamu, tapi takut kamu marah." Harlan meletakan satu gelas minuman kesukaan Lea sejak dulu di meja makan. Lea hanya melirik sekilas. Lalu melangkah kembali bersama gelas yang sebelumnya dia pegang. Meninggalkan minuman segar yang sebenarnya bisa membuat rasa sesaknya berkurang. Harlan yang dilewati Lea hanya bisa memaklumi. Dia sadar dengan ucapan kasarnya tadi. Mungkin tamparan tak cukup untuk menghukum dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rujuk?
General Fiction--- Masa lalu mereka memang pahit. Masa lalu mereka pernah terukir miris. Tidak ada cinta saat dulu, hanya atas nama tanggung jawab keduanya mau resmi hidup bersama. Mereka dua orang asing yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahan. Dan akhirnya...