"Ini hanya sementara. Hidupmu akan berubah, jika kau mau bertahan satu menit saja."
Catatan Movie :
Before I Fall - 2017-
"Tanteeeee," teriak Nadya mendekati Lea yang masih duduk di pinggir kolam renang. Sebenarnya sudah hampir petang, tapi Lea masih saja betah duduk diam sambil membasahi sebagian tubuhnya di dalam air.
Lea tak percaya mendengar teriakan dari arah kanan. Nadya sedang berjalan cepat dan Harlan berjalan santai di belakangnya.
"Cantik ngapain ke sini?" Lea berdiri tak percaya. Sambil memegang handuk pada tubuhnya. Lea menutupi tubuhnya yang masih basah. Lea masih memakai pakaian renang sopan, hanya saja lekuk tubuhnya semakin terlihat. Lea mendadak gugup jika ditatap Harlan terlalu lama. Beberapa hari ini, Harlan sering memerhatikan dirinya lebih lama. Lea jadi serba salah. Kalau ditegur, Harlan memalingkan wajah, tapi tak jarang sering mencuri pandang. Lea tahu itu.
"Mau beli bekal buat besok. Terus Papa bilang sekalian jemput Tante. Ayo Tante kita pergi!" Lea melirik Harlan di sebelahnya.
"Bekal apa?"
"Dy besok ada acara di sekolah. Jalan-jalan ke tempat pemadam kebakaran." Lea tidak tahu. Tidak ada yang memberi kabar.
Harlan mengerti kebingungan Lea. "Ibu Diva tadi mengabari aku," ujar Harlan tak ditanya. Lea hanya mengangguk.
"Mama bilas dulu, Cantik sama Papa di sini, yah!" Nadya mengangguk lalu digiring Lea duduk di tempat yang disediakan. Harlan juga ikut duduk.
Melihat langkah Lea meninggalkan tempat."Pa, Tante kenapa kerja? Emang Papa nggak kasih uang jajan kayak aku?" Harlan tak tahu harus menjawab apa. Nadya suka sekali bertanya kritis. Dan tak semua jawaban bisa diterima dengan jujur. Harlan masih sulit merangkai kata agar Nadya bisa mengerti.
"Tante jadi nggak bisa temani aku jam segini. Kalo ada Tante, Nenek nggak terlalu galak sama aku. Tante bela aku." Harlan mengacak rambut Nadya. "Dasar manja."
"Ah, Papa. Rambut aku jadi berantakan," protes Nadya sambil merapikan tatanan rambutnya.
"Mentang-mentang udah nggak punya kutu," ledek Harlan. Nadya mengangkat wajahnya angkuh. Mirip sekali dengan Lea kalau sedang menyombongkan diri. Harlan tak akan lupa ekspresi ini.
"Kan, Mama yang obatin," ucap Nadya lalu menutup mulutnya. "Eh, Tante," ralatnya kembali.
"Kenapa nggak panggil Mama? Kan, dia memang mama kamu." Nadya diam berpikir dengan gaya mirip orang dewasa.
"Aku pikir-pikir dulu." Harlan kembali tertawa lalu mengacak kembali rambut Nadya. Lea seharusnya mendengar ucapan tak sengaja Nadya. Tapi dia mau Nadya sadar sendiri. Pasti Lea senang.
"Ayo, Cantik! Kita berangkat." Nadya menghampiri Lea yang sudah rapi dengan pakaian sederhananya. Tetap cantik dan Harlan akui, dia mulai terbiasa Lea ada di sekitar. Harapnya ini benar. Benar jika Lea mau bersamanya.
"Ayo, Kak!" Harlan mengikuti Lea dan Nadya yang asyik bergandengan tangan. Lalu Nadya mengajak Harlan berdampingan memegang tangannya. Melihat wajah bahagia Nadya, Harlan terus berpikir keputusannya untuk kembali bersama Lea.
"Pa, minta duit, dong! Aku mau beli itu." Nadya menujuk gerobak jualan aneka roti.
"Ayo, sama Mama aja!" tawar Lea menarik tangan Nadya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rujuk?
Fiction générale--- Masa lalu mereka memang pahit. Masa lalu mereka pernah terukir miris. Tidak ada cinta saat dulu, hanya atas nama tanggung jawab keduanya mau resmi hidup bersama. Mereka dua orang asing yang terpaksa menikah karena sebuah kesalahan. Dan akhirnya...