part 2

3.9K 48 2
                                    

Tok.. tok.. tok.. Suara ketukan pintu mengagetkan gadis itu. Membuatnya terlempar dari cengkraman masa lalu yang manis.

"marissa, kamu lagi liat apa sih? Senyum-senyum sendiri begitu.." Kata sang ayah yang sudah masuk ke dalam kamar Riri a.k.a marissa. "ooh.. Lagi ngeliat album foto.."

Riri mengangguk. Ditepuk-tepuknya kasur di sisinya. Mengundang Papinya untuk duduk. Kepalanya disandarkan ke dada sang Papi.

Tangan Papi yang sudah mulai mengeriput membelai rambut Riri. Matanya menerawang. Menilik kenangan-kenangan bersama kekasih hatinya. Dan Riri ikut larut bersamanya.

* * *

"Riri.. Ayo berangkat.. Nanti kamu telat.."

"Riri nggak mau berangkat, mi.. Riri nggak bisa maenin lagu yang hari ini dijadiin ujian.." Airmata terus bergulir dari pelupuk matanya. Mami menghapusnya lembut dan menggendong Riri ke arah grand piano di ruang tengah. "ayo Mami ajarin.."

Diraihnya kedua tangan Riri. Ditekankannya ke atas balok-balok hitam putih itu. Irama 'a time for us' yang menjadi theme song dari kisah cinta abadi romeo and juliet mengalun lembut. Tak lama Mami melepaskan kedua tangannya. Tapi tangan Riri tetap menari di sana. Tetap melantunkan symphony itu berulang kali.

"yeey.. Riri bisa.. Makasih ya Mami.." Ujarnya seraya memeluk Mami-nya.

"sama-sama sayang.." Katanya sambil mengecup kedua pipi anak kesayangannya.

* * *

Kata mereka diriku slalu dimanja

Kata mereka diriku slalu di timang

Nada- nada yang indah slalu terurai darinya

Tangisan nakal dari bibirku takkan jadi deritanya

* * *

"Mami.. Ayo jalan-jalan ke taman.." Kembali Riri merajuk.

"Riri.. Mami kamu kan lagi sakit.. Jadi Mami harus istirahat yang banyak.. Jalan-jalannya sama Papi aja ya.." Kata Papi mencoba memberi pengertian.

"maunya Mami sama Papi nemenin Riri ke taman.. "

"Riri.. Mami lagi sakit, sayang.." Kata Papi.

"aaah.. Mami ayo.."

"iya sayang.. Ayo kita jalan-jalan ke taman.. " akhirnya Mami luluh juga. Dia bangkit dari tempat tidurnya meraih sweater hijau toska kesayangannya dan memakainya. Riri yang sedang berjingkrak- jingkrak gembira langsung digendong dan dipeluknya.

"kamu yakin? Kamu kan belum sembuh Benar.." Tanya Papi khawatir.

"nggak apa- apa Ben.. Lagian aku mau main- main sama Riri kecil kita ini.."Katanya sambil menjawil hidung Riri.

* * *

Tangan halus dan suci

Tlah mengangkat tubuh ini

Jiwa raga dan seluruh hidup

Rela dia berikan

* * *

"Riri.. Jangan lari-lari.. Nanti kamu jatuh.." Papi masih memapah Mami untuk duduk di bangku taman. "Papi beli minuman dulu ya.. Kalian mau minum apa?"

"Mami mau ocha (green tea) aja deh pi.."

"Riri mau ice chocolate.."

"oke, Papi beli dulu ya.."Katanya sambil berlalu.

Sepeninggal Papi, Mami termenung menatap langit biru.. Tersenyum tanpa ada seorangpun tahu apa yang membuat dia tersenyum. Cukup lama dia begitu.. Sampai ia tersadar, suara Riri tak lagi dia dengar.

Segera di edarkannya pandangan ke sekeliling taman.. Jantungnya berdegup sangat kencang. Terlalu kencang sampai dia merasa jantungnya seperti mau mematahkan rusuknya..

Dengan panik dia tergopoh-gopoh mencari buah hatinya..

Dan matanya tertuju pada satu objek di ujung sana..

Mami berlari, walau tubuhnya masih terasa lemah. Mami berlari, walau nafasnya terus tersengal.. Mami terus berlari menyongsong objek itu dan merengkuhnya kedalam pelukannya.. Mengamankannya..


Music in Our LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang