"Fresca!?" Kak Hannie menghampiriku dengan cemas. "Kenapa tanganmu?!"
Aku tak bisa menjawab, jika aku bersuara hanya keluhan yang ada. Aku tak ingin membuat orang lain cemas, hanya karena aku. Semua anggota team mendekatiku.
"Hey, Fresca. Ada apa? Apa yang terjadi!?" Gissele melontarkan pertanyaan.
"Fresca, ada apa denganmu?!" Pyf juga melontarkan pertanyaan.
"Kenapa kau bisa terluka separah itu?!" Kak Ravie ikut-ikutan.
"Bisakah kalian tenang!!!" aku tak bisa menahan gelonjak amarahku, yang dari tadi sudah aku tahan.
Aku mendekati mata air, dan membersihkan luka disana.
"Sini...." Kak Hannie menarik tanganku perlahan. Kemudian menutupi lukaku dengan perban yang ia bawa dari rumah.
"Kita tidak akan tau penyebabnya jika kau terus bungkam. Kami tak ingin hanya kau yang menanggung beban." Kak Hannie meletakkan tangannya diatas perban yang terpasang sempurna. "Karena kamu, adalah bagian dari kami.....Fresca..."
Kak Hannie tersenyum. Kemudian memelukku. Untuk kedua kalinya bulir jatuh lagi.
***
Lagi-lagi kami harus berjalan. Awan menutupi sebagian dari matahari, membuat sengatan panas berkurang untuk sementara.
Aku menundukkan kepala, melihat tanganku yang diperban oleh Kak Hannie. Bagaimana caranya saat ini aku hanya ingin menenggelamkan wajahku pada helaian-helaian rambut panjangku. Tiba-tiba barisan berhenti.
Bruk!
"Ma,maaf Kak Grey...." ucapku pelan. Aku menabrak sesosok bertubuh tegap itu. Sepertinya ia tidak mendengarkan perkataanku.
Ada apa? Apa yang membuat Kak Ravie terhenti?
Aku memberanikan diri untuk mengangkat kepala. Mataku terbuka sempurna.
Black Shadow Forest......ada di depan!
Sejenis gapura bernuansa hitam dan putih terpampang jelas. Memberikan kesan misteriusnya bagi pendatang baru. Dilihat dari luarnya saja, hutan ini seperti hutan keramat.
Aku meneguk ludah. Bukan ketakutan yang menyelimuti, tapi rasa was-was yang menghantui kepalaku.
Entah benar atau tidak, rasanya aku pernah melihat hutan ini. Tapi yang jadi masalahnya adalah, kapan aku pernah kesini? Dan dengan siapa?
Kak Ravie mendorong gerbang. Suara besi yang rapuh, namun masih cukup kuat untuk melindungi seisi hutan.
Hutan terlihat gelap, sedangkan langit di atas sana masihlah terang.
"Apa kau akan tetap duduk, Fresca?" Pyf jengkel.
Dengan segera aku bangkit, dan menyusul yang lainnya.
"Menurutku, kita peserta pertama yang sampai disini. Jadi mari kita cari tempat untuk istirahat." Kak Ravie memberi perintah.
***
Kami menempati sebuah tempat yang dikelilingi tumbuhan-tumbuhan berduri, tempat yang paling tepat untuk bisa bersembunyi dan beristirahat.
Tempatnya hanya padang rumbut seluas 15 meter. Dengan lahan seluas itu, cukup bagi kami untuk beristirahat semalam.
Aku menyandarkan tubuhku pada bebatuan besar. Semuanya tertidur, kecuali Kak Grey. Sebelumnya, kami sudah sepakat membuat jadwal penjagaan. Dan gikiran pertama adalah Kak Grey.
"Tolong jaga ya, Kak!" itu kata-kata terakhirku sebelum tidur.
Aku tidak mengharapkan untuk menang....tapi semoga kami semua selamat....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Black Shadow Forest
AdventureSayembara terkutuk yang harus diikuti Fresca dan yang lain. Misi utamanya adalah, menemukan anak atau sekelompok indigo, kemudian membunuhnya. Dan parahnya lagi, setiap anak diperbolehkan untuk membunuh setiap anak yang ia curigai sebagai anak indig...