15. Hurry Up!

158 9 2
                                    

Aku membetulkan posisi sabuk pedangku. Entah kenapa dengan posisinya yang sedikit miring, membuat langkahku terhalangi.

"Dari informasi yang kudapatkan, hutan ini berpusat pada sebuah objek, yakni the tree of tule..." ucap Kak Ravie sambil melirik kompas yang dipegang Gissele

"Apa itu pohon keramat?" tanya Kak Ravie.

Kak Grey menggeleng. "Aku tidak punya info mengenai pohon itu....."

"Lalu....sekarang ini kita berada dimana dari pusat hutan, Gissele?" Kak Hannie penasaran.

"Hmmm.....kita berada di baratnya pohon itu," ucap Gissele yakin.

The tree of pule.....aku rasa pernah mendengarnya......

"Hei, Kak Ravie!" Pyf memanggil.

"Apa?"

"Ayo kita berjalan lebih cepat. Aku ingin tau tentang pusat hutan ini. Mungkin ada sesuatu di sana!"

"Kau benar.....semuanya, kita bergerak lebih cepat!!"

Suara langkah kami yang cepat membuat hewan-hewan kecil seperti rusa menyingkir, menepi.

Braak!

"Gissele kamu kenapa!?" aku menolong Gissele untuk segera bangun. "Kamu gak apa-apa?"

Gissele mengangguk. Ia bangkit, dan segera membersihkan bajunya yang terkena tanah. Baru saja Gissele jatuh, dan ia tersandung......

Kuburan!?

Aku menghampiri kuburan itu. Kuburan itu berdebu, kotor, bahkan tak ada yang merawat sama sekali. Tiba-tiba sekelebat bayangan datang, besar, cepat, dan licah.

"Graaaaaa!!!"

Bayangan itu muncul tepat di depanku.

Aku menarik tangan Gissele untuk cepat berlari, dan mengingatkan anggota lain untuk berlari lebih cepat.

Yang benar saja, di dalam hutan ini ada monster!?

Aku melihat bayangan yang terus saja mengejar kami. Akhirnya langkahku dan Gissele bisa seirama dengan langkah temanku yang lain.

"Apa itu!?" tanya Kak Ravie.

"Aku tak tahu!!!" aku menjawab sekenanya. "Ayo cepat!!!"

Monster yang tengah mengejar kami memiliki tinggi sekitar enam kaki, dengan tangan yang memiliki cakar tajam, dan kaki yang lincah. Monster ini memiliki rupa seperti seorang perempuan berumur sekitar tiga puluh tahun. Monster ini seperti penggabungan manusia dengan jenis hewan.

"Graaaaa!!!!"

Monster itu berlari lebih cepat. Kakinya memaksa untuk mengerahkan tenaga lebih.

"Semuanya berpencar! Kita bertemu dipusat hutan!"

"Oke!!!"

Barisan mulai memencar. Pyf memilih untuk berlari ke arah timur laut. Kak Ravie memilih ke arah barat laut. Kak Hannie memilih arah tenggara. Yang paling mengejutkan adalah Kak Grey, ia memilih untuk berputar balik arah. Kak Grey berlari melewati monsteritu dengan mudah. Dan pada saat yang sama Gissele berlari ke arah barat daya.

Dan aku sendiri tetap untuk berlari lurus. Dari semua anak yang memencar, mengapa monster ini tetap mengikutiku?

Braak!

Monster itu tiba-tiba melompat dan berdiri di depanku.

"Grrrrr......"

Aku mengeluarkan pedangku. Bersiaga, karena hal apa saja bisa terjadi. Dan aku juga sama sekali tidak mengetahui pola pikir monster.

Aku menyayat lengannya yang hendak mengambil pedangku. Ia sama sekali tidak merasakan sayatan yang ditimbulkan oleh pedangku. Aku menyayat perutnya dua kali.

"Aaargh!!!"

Ini kesempatanku, saat dia lengah aku harus berlari seepat mungkin. Aku memutuskan untuk melebarkan langkahku dan menambah kecepatannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Black Shadow ForestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang