Part 2

505 74 15
                                    

Hanya menegetahui
Nama Mu saja
Hatiku sudah tidak bisa
Berkompromi
⚡⚡


Kring

Kring

Kring

Bel pulang berbunyi pertanda telah berakhir kegiatan belajar mengajar sekolah hari ini. Murid murid sudah mulai berhamburan keluar dari sekolah sedangkan gue dan sahabat gue masih asik berceloteh ria di dalam kelas.

Bagi kita buat apa pulang cepat cepat kalau ujungnya bakal kena macet di depan gerbang sekolah. Memang di sekolah gue ini bisa dibilang mengalahkan kemacetan ibu kota Jakarta,gimana tidak? Orang bisa 15 menitan buat desak desakan di pintu gerbang.

"Eh Raina lo nggak ada niatan buat beresin buku lo yang masih di meja gitu?" Tanya Fitri yang masih sibuk benerin poninya.

"Bentarlah, males gue." Gue alihkan pandangan mata gue keluar jendela dan disana gue bisa liat Galih udah nangkring di motornya sambil menatap arah kelas gue.

"Mati gue!" Umpatku seketika dan segera kukemasi buku buku di atas meja. Setelah selesai gue langsung berdiri dan memakai tas.

"Lo ngapain sih Rain?"Tanya Nessa penasaran karena sikap gue.

"Galih udah jemput gue, gue cabut duluan ya. Bye!" Sambil berlari keluar kelas gue melambaikan tangan dan di balas lambaian tangan juga oleh mereka.

Fix! Beneran ini macet dari tadi nggak kelar kelar dan disinilah gue berada dengan keadaan terpaksa diantara lautan manusia yang tujuannya sama yaitu ingin pulang.

"Hiss! Ini ngapain sih macet dari tadi!" Gerutu gue sambil masih berusaha keluar dari kerumunan siswa siswa.

"Antri sembako." Sahut seseorang
yang berada di belakangku. Lalu gue menoleh ke arah sumber suara dan ternyata itu si Daniel.

"Astaga! Lo bikin gue jantungan aja tiba tiba ada dibelakang gue."

"Mau pingin cepet nggak?" Tawar dia ke gue sambil terseyum misterius.

"Ya mau, gimana caranya?" Tanya gue balik yang masih penasaran.

"Pegang tangan gue sekarang. Tenang aja nggak gue apa apain." Dia balik natap gue dan mengulurkan tangan kirinya sambil mengerlingkan mata.
Tanpa mikir panjang langsung gue terima uluran tanganya dan..

Wusss..

Wusssss..

Wus...

"Woi sabar dong!"

"Sakit anjing lo injek kaki gue!"

"Heh senggol senggol aja!"

Segera suara teriakan di tunjukan ke kita hingga akhirnya gue bisa lepas dari keruman itu.

"Gimana cepetkan?" Tanya Daniel yang sambil menyigar rambutnya.

"Iya cepet, tapi pada langsung teriak teriak. Gila lo!" Gue kesel banget seragam gue jadi berantakan.

"Bilang makasih kek, apa susahnya? Ya udah gue balik duluan ya. Jangan lupa nama gue DANIEL FERNATA cowok tertampan." Ucapnya lalu ninggalin gue yang masih kusut penampilanya.

"Sinting tu anak!" Gerutu gue segera deketin Galih yang kini wajahnya sudah sangat muram.

"Buruan naik! Nggak usah sok senyum cantik! Bikin tambah muak!" Cercanya dengan menyalakan mesin motornya.

Lalu gue gunakan jurus ampuh biar dia nggak marah ke gue.

"Adekku sayang, kamu mau makan apa? Ayo kakak traktir." Setelah itu gue lingkarkan tangan gue ke pinggangnya.

Can You Back To Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang