Part 16

50 0 0
                                    


Caraku mencintai seseorang dengan melakukan sebuah tindakan dari pada perkataan.

🔅🔅🔅🔅🔅

Tak berselang lama Galih di bawa salah satu polisi mendekat ke arah gue.

"Kok bisa bisanya sih lo kayak gini?" Tanya gue sambil menatap tajam matanya.

Sedangkan dia hanya menggeleng dan menunduk dalam dalam tidak berani menatap gue. Dia paling takut kalau gue lagi marah, karena emang gue jarang marah apa lagi membentak dia sebagai adik.

"Nona, anda harus tanda tangan dulu di sini baru adek anda bisa bebas." Ujar Kepala Polisi tersebut.

"Baik, Pak. Berkasnya biar besok di urus pengacara saya. Kalau begitu saya permisi, maaf merepotkan Bapak." Ujar gue lalu meninggalkan ruang kantor polisi dan di ikuti Galih.

Sampai di luar dekat mobil, Galih masih tetap diam dan tidak berani menatap gue.

"Sampai di rumah kita harus bicara." Kata gue dengan tegas lalu masuk ke mobil.

Kemudian di susul Galih dengan dia duduk di kursi penumpang samping gue.
Saat kita tiba di rumah gue sedikit melirik ke arah jam dan ternyata sekarang sudah pukul 11.30.

"Ikut gue ke taman belakang!" Ucap gue lalu di susul dia.

Gue kalau lagi ada masalah sama Galih pasti ke taman belakang karena di sana tidak akan ada orang mendengarkan obrolan dan juga cctv di sana tidak bisa mendengar apa yang kami bicarakan.

Lalu kita berdiri berhadapan, sepertinya dia siap menerima resiko atas kesalahannya.

Plakkk!!

Seketika itu gue menapar dia lumayan keras.

"Lo gila! Apa sih yang lo pikirin! Lo mau mati? Nggak gini juga caranya!" Ucap gue dengan nada membentak.

Galih hanya diam menerima perlakuan gue dan dia masih belom berani natap mata gue.

"Kalau kakak ngomong, lihat ke gue! Jadi cowok yang Gentle!" Kata gue yang masih marah.

"Maaf kak, aku salah." Akhirnya dia mengeluarkan suara dan menatap gue dengan tatapan pilu.

Kemudian gue segera berjalan memeluk dia.

"Lo kenapa sih dek? Pakai kebut kebutan malam di jalan, lo nggak kasihan sama gue hiks.." Ujar gue sambil menangis dan memeluk dia.

"Maaf kak, aku memang salah apalagi sampai buat kakak khawatir." Jawab Galih dengan membalas pelukan gue.

"Lo kalau ada apa apa cerita ke kakak. Kakak tau semenjak gue pacaran lo sedikit menjaga jarak dari gue, tapi gue ini masih kakak lo!" Kemudian gue melepas pelukannya dan kini gue menatap mata dia.

"Aku cuman takut membebani pikiran kakak, aku juga nggak mau Daniel cemburu sama gue." Ucapnya sambil menghapus air mata dia.

"Percayalah, kakak ini masih sama dengan kakak yang dulu. Nggak ada yang beda walau kakak punya pacar. Jadi kalau ada masalah cerita jangan kayak gini lagi."

"Iya kak."

"Sekarang kamu balik ke kamar, bersihkan badanmu dulu kemudian tidur. Kakak juga mau balik ke kamar." Ujar gue.

"Baik kak, selamat malam." Kata dia lalu meninggalkan gue di taman sendirian.

"Sepertinya besok akan menjadi hari melelahkan buat gue." Gumam gue sendiri kemudian balik ke kamar.

Saat hendak tidur tiba tiba gue teringat jika punya masalah gue selalu cerita ke Mom tapi saat seperti ini gue hanya bisa pendam sendiri. Tak terasa gue terlelap ke alam mimpi.

Can You Back To Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang