Part 11

47 1 0
                                    

Karena kini aku mulai
Merasa nyaman bersamamu

↩↪↩↪

Setelah mobil Daniel pergi gue segera masuk ke dalam rumah. Saat melewati ruang tamu di sana ada Galih yang sedang menonton pertandingan sepak bola.

"Dariman lo? Jam segini baru pulang."
Tanya Galih yang masih setia fokus melihat pertandingan sepak bola.

"KEPO!" Jawab gue sambil berjalan meninggalkan dia.

Ketika tiba di kamar gue langsung berganti pakaian tidur dan menyikat gigi. Setelah itu gue secepat mungkin menghampiri kasur yang sedari tadi tampak menggoda.

Saat hendak memajamkan mata ponsel gue berdering, ternyata panggilan dari Daniel.

"Halo sayang, aku udah sampai rumah nih, jadi kamu nggak perlu khawatir." Kata dia dari sebrang sana.

"Bodo amat. Gue juga nggak peduli lo ngapain, dimana, sama sapa kek."

"Oke, fine. Bagi gue itu nggak masalah kalau kamu nggak peduli karena aku tetep sayang sama kamu."

Deg

'Gue terlalu kejam nggak sih? Kata kata gue barusan kayaknya terlalu berlebihan' Batin gue.

"Sayang? Kamu masih di sanakan?" Ucap dia yang dari nadanya tampak khawatir.

"Hn." Jawab gue ambigu.

"Weekend besok kamu ada acara nggak sayang?" Tanya dia.

"Enggak." Balas gue singkat.

"Kalau gitu besok pagi aku jemput jam 8 ya, selamat malam. Mimpi indah sayang." Ucapnya lalu sambungan telefon terputus.

Tanpa memperdulikan ucapan dia tadi gue memutuskan untuk tidur.

Kringg

Kringgggg

Kringgggggg

Seperti biasa alarm gue berbunyi. Tak berselang lama suara pintu kamar terketuk.

Tok

Tok

"Kak! Bangun! Kebooo!" Teriak Galih dari luar kamar.

"Hoaaamm.. masuk aja." Kata gue yang sambil menguap.

"Buset deh ini cewek, jam segini baru bangun." Ucap dia sambil mendekati ranjang gue.

"Apaan sih lo! Itu juga jam beker gue baru aja bunyi." Gue membela diri sendiri.

"Iya tau tapi ini udah jam 8, kebo."

Lalu secara tiba tiba dia melempar bantal ke arah muka gue.

Puk!

"Woi! Gila lo ya! Main timpuk bantal aja." Geram gue kemudian segera gue balas perbuatannya sebelum terkena serangan gue, Galih sudah lari keluar kamar sambil teriak.

"Kak cepet turun, lo di tunggu pangeran kuda putih di bawah."

"Hah? Siapa sih?" Tanya gue tapi karena Galih udah terlanjur pergi jadi dia tidak denger apa yang gue omongin.

Can You Back To Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang