Part 17

82 2 0
                                    


Sekarang aku percaya, bahwa sendiri itu memang bahagia.
Tapi bersamamu, kebahagian itu terasa lebih indah.

✏✏✏✏✏

Setelah itu kita balik ke kelas masing masing. Saat gue masuk ke kelas ternyata sedang JamKos.

"Kok udah balik dari UKS?" Tanya Nessa sambil menyisir rambutnya.

"Iya, lagian gue cuman ngantuk tadi." Jawab gue lalu duduk di bangku.

"Ngapain sih lo senyum senyum sendiri Fit?" Tanya Fia yang heran dengan tingkah Fitri kemudian gue dan Nessa ikut melihat ke arah Fitri.

"Ini novelnya sumpah alay banget. Masak setiap 5 menit mereka harus bilang sayang." Kata Fitri dengan santai.

"Kalau gitu mah Raina jagonya bilang 'sayang' dia kalau sama pacarannya panggilan mesranya sayang, kalau gue sama pacar gue baby, kalau Fitri sama doinya bebeb. Kalau lo apa Fi?" Tanya Nessa setengah mengejek.

Langsung di sambut gelak tawa kita.

"Hahaha..kacihan bangets." Kata gue sambil mengelus rambutnya.

"Wkwk..melas sekali kau nak." Sahut Fitri.

"Okey fine. Jangan mentang mentang kalian punya doi trus ngejek gue, liat aja ya bentar lagi gue juga punya doi." Ujarnya angkuh.

"Amin." Jawab kita bertiga kompak.

"Btw Rain gue kok nggak pernah denger lo manggil Daniel sayang sih?" Tanya Fitri seketika ke gue.

"Hah? Ehh anu em.." Jawab gue gugup sekaligus bingung.

"Jangan bilang lo belum pernah sekali manggil dia sayang?" Tanya Nessa.

"Gila lo! Pacaran udah 1 bulan tapi sekali lo belom pernah manggil dia sayang?" Kini Fia natap gue seperti tidak percaya.

"Kalian tau, gue nggak mudah jatuh cinta. Lagian juga baru baru ini gue sadar kalau gue udah cinta ke dia tapi gue takut kalau gue manggil sayang, dia bakal berubah." Ujar gue sambil menghela nafas panjang.

"Bodoh! O'on banget sih temen gue ini! Gini ya cowok itu juga butuh kepastian kayak kita, lo cintakan sama dia? Berarti lo harus siap buat resikonya." Ucap Nessa sambil memutar bola matanya.

"Lagian kalau lo gini terus bisa bisa Daniek mikir lo nggak sayang sama dia, dia juga terkadang butuh pengakuan dari lo." Sahut Fia.

"Setuju! Mending mulai sekarang lo belajar manggil dia sayang." Saran Fitri.

"Iya nanti bakal gue coba." Jawab gue.

Kemudian seorang guru datang dan melanjutkan pelajaran hari ini.

Akhirnya bel pulang berbunyi.

"Gue cabut duluan ya gais." Pamit gue sambil berdiri dari kursi.

"Oke. Jangan lupa saran kita." Kata mereka dengan kompak dan gue balas acungan jari jempol.

Saat tiba di parkiran tiba tiba ada seseorang yang langsung menupuk bahu gue.

"Sayang, lagi nungguin aku ya?" Tanya dia.

"Lagi nunggu abang go*ek kok." Jawab gue asal.

"Kalau gitu orderannya di batalin aja. Kita pulang bareng." Kata dia dengan tampang polos.

Sumpah gue sekarang jadi gemes banget liat tingkah dia kayak gini.

"Ngeselin ah!" Langsung gue cubit perutnya.

"Kok jadi marah? Tadi aku tanya, katanya baru nunggu. Sekarang malah aku di cubit." Ujarnya tanpa merasa bersalah.

"Bodo!"

Can You Back To Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang