18

1K 46 4
                                    

Happy reading guys.....^^

" Dil....suapin aku dong" Rian meminta Dilla untuk menyapinya.

Dilla pun menanggapi perkataan Rian dengan tersenyum dan mulai menyuapinya. Dilla tidakmemperdulikan perasaan sahabat sekaligus sepupunya yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Dilla begitu bahagia karena Rian sekarang bersikap manis padanya, walaupun itu karena Rian amnesia.

"Rian." panggil Clara.

"kenapa lo masih disini... gue tadi kan sudah nyuruh lo pergi!!" Clara begitu ingin menangis mendengar perkataan Rian, selama ini Rian tidak pernah sekalipun bersikap seperta ini padanya.

"Rian, aku tunanganmu.....sepuluh hari lagi kita menikah Rian...." Clara mengatakannya dengan setengah berteriak, air matanya yang sedari tadi dia tahan pun keluar. Clara tidak sanggup lagi untuk berdiri, kakinya lemas. Dia tidak tahan dengan semuanya.

Rian mencoba mengingat-ingat apakah benar, apa yang dikatakan orang yang saat ini menangis di depannya"aw......sakit..." Rian mengaduh kesakitan sambil memegangi kepalanya.

"Rian"

"Rian"

Panggil Clara dan Dilla hampir bersamaan.

Clara segera bangkit dan berlari menghampiri Rian yang sedang kesakitan. Clara sangat khawatir dengan keadaan Rian saat ini.

"kepalaku sakit...." kata Rian dengan masih memegangi kepalanya.

"akan ku panggilkan dokter " Dilla berlari keluar Ruangan Rian.

"Masih sakit?" Clara menyentuh bahu Rian. Rian mengangguk, "bentar lagi pasti dokter kemari, tunggu ya"

"permisi," ucap Dokter yang merawat Rian. Dokter itu segera masuk dan memeriksa bagaimana keadaan pasiennya, yang tiba-tiba kesakitan.

"dia tidak apa-apa, jangan terlalu capek. Kamu harus banyak beristirahat. " kata sang Dokter.

"baik dok. terimakasih" ucapku.

Dokter itu pun kembali ke ruangannya.

"Rian, aku pulang dulu ya..." pamit Dilla.

"jangan...kamu disini saja" pinta Rian.

"Aku harus pulang Rian, kalau tidak Mamaku nanti akan memarahiku" jelas Dilla.

"oke, hati-hati di jalan...."

"iya, dah...." Dilla melambaikan tangannya sebelum dia keluar dari ruangan Rian.

Setelah Dilla pulang, hanya keheningan yang terjadi diantara Rian dan Clara. Merasa bosan, Akhirnya Rian memposisikan dirinya untuk tidur.

selang beberapa menit sudah terdengar dengkuran halus dari Rian. Clara mendengarnya, mendengar dengkuran halus itu. Dia mendekati Rian dan duduk tepat disamping tempat tidur Rian.

"cepat sembuh, calon suamiku..." Clara mengusap lembut rambut Rian.

"kamu tahu, walaupun kamu tidak mengingatku aku masih tetap mencintaimu....." Clara mengecup kening Rian lama.

***

Hari ini, Rian sudah diperbolehkan pulang. Sesampainya dirumah Rian langsung merebahkan dirinya di kamarnya. Dia begitu lelah, dia juga bingung kenapa ia tidak mengingat tunangannya sendiri.

Dia ingat betul kalau kemarin lusa tunangannya itu mengatakan bahwa dirinya sangat mencintainya dan mengecup keningnya lama. Dia penasaran bagaimana kedekatannya dengan tunangannya dan begaimana bisa ia bertunangan di usia yang masih muda.

My Sweet Love [Proses REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang