19

1.1K 40 3
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya......^^

"Dilla....." panggil Clara.

Dilla mengabaikan pangilan Clara, Dilla terus berjalan tanpa tahu arah tujuannya. Dilla belum siap untuk berhadapan dengan Clara. Dilla merasa dirinya bukanlah sepupu dan sahabat yang baik untuk Clara, karena disaat Clara sedih sebab Rian amnesia dia tidak menghibur Clara sama sekali, bahkan dia tidak berusaha membantu mengembalikan ingatan Rian.

~diatap sekolah ~

"gak becus lo Dil....... lo sudah tahu itu tunangan sahabat lo tapi lo masih deketin aja..." runtukan itu keluar dari mulut Dilla begitu saja.

Tak lama kemudian cairan bening keluar dari mata Dilla. "hiks..... gue bodoh, bodoh...."

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang. Dilla menoleh kebelakangnya dengan keadaan air mata mengalir di pipinya.

"lo nangis?" Kata orang itu.

Dilla sempat melihat bet orang itu, dan tertulis XII dan betnya berwarna merah yang berarti dia kelas dua belas.

'Kakak kelas? ngapain dia kesini?' batin Dilla.

"sudah tahu nanya." Dilla segera menghapus air matanya.

"nama gue Kevin," orang itu mengajak Dilla bersalaman.

"Dilla" Dilla menyambut tangan itu.

***

"di-dia mengabaikanku" Clara hampir menangis saat mengatakannya pada Rian.

"sudahlah....." Rian merengkuhnya kedalam pelukannya, mengusap lembut kepalanya agar Clara lebih tenang.

"Rian, bagaimana kalau dia membenciku?" Clara begitu hawatir, dia sangat menyayangi sahabatnya segaligus sepupunya itu. 

"tidak, itu tidak akan terjadi, aku yakin" Rian meyakinkan Clara. Clara mengangguk dalam pelukan Rian.

***

Setelah Dilla mengabaikan panggilan Clara, dan setelah itulah Clara tidak melihat kehadiran Dilla dimanapun. Clara sudah mencari kekelasnya tapi hasilnya nihil, Dilla tidak berada di kelasnya bahkan tasnya pun juga tidak ada. 

'kemana perginya dia?' -Clara.

Saat pulang sekolah Clara mengajak Rian untuk pergi kerumah Dilla. sesampainya disana Clara langsung turun dari motor Rian dan berlari kepintu besar kediaman Dilla.

tok-tok-tok....

Clara mengetok pintu itu. Berharap Dilla ada dirumah, mau mendengarkan perkataannya, dan tidak lagi mengabaikannya.

Ceklek

pintu rumah Dilla terbuka, menampilkan sosok Dilla yang saat ini begitu berantakan. Rambut acak-acakan, mata yang bengkak, hidung merah serta seragam sekolah yang masih ia kenakan terlihat sangat kusut.

"Clara......" panggil Dilla lemah.

"Dil...." Dilla memeluk Clara erat.

"Clara.....maafin gue, gue memang sepupu yang brengsek sudah menyakiti hati lo......." air mata Dilla terus mengalir ketika mengatakannya.

"nggak Dil, lo nggak salah kok. Gue tahu yang lo rasain. Gak pa-pa itu wajar karna lo masih sayang sama Rian." Clara mengelus punggung Dilla.

Tangisan Dilla mereda. Clara melepas pelukannya dan memberikan jarak antara dirinya dan Dilla.

My Sweet Love [Proses REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang