~ Help me to know your happines, and I will teach you how to get into my silence - Sebastian Meliala ~
Grace terus berusaha memancing percakapan dengan Sebastian, meskipun hanya memberikan pilihan jawaban mengangguk atau menggeleng bagi pria itu. Namun, satu hal yang disadari Sebastian, wanita cantik di depannya tidak sedang berpura-pura atau 'kurang kerjaan'. Dia memang sedang berusaha mendekati Sebastian.
Yang menjadi pertanyaan Sebastian adalah, apa alasan Grace mendekatinya? Karena kalau Grace hanya merasa kasihan padanya dan berusaha membantu Beby, maka Sebastian tidak membutuhkannya. Dia tidak ingin dikasihani, apalagi dalam masalah begini.
Saat itu sebuah sentuhan di punggung tangannya, membuat dia terenggut dari lamunan, dan kembali menatap Grace.
"Sebastian, aku boleh panggil kamu, Bas aja, kan?" gerak bibir Grace bertanya, dan apa yang bisa dilakukan Sebastian selain mengangguk?
Grace tersenyum senang. "Besok aku yang gantian ajak kamu makan siang di tempatku, ya? Kamu cuma perlu naik satu lantai aja, kok," katanya.
Sebastian mengerjap, dan saat dia hendak menuliskan penolakannya, Grace malah bangun dari kursinya, lalu membantu Mbok Min membereskan bekas makannya. Sebastian menduga, Grace sengaja mencegahnya menjawab tidak, dan Sebastian makin bingung, kenapa Grace harus melakukannya?
Saat itu dilihatnya Grace bicara pada Mbok Min, dan dari gerak bibirnya Sebastian tahu kalau wanita itu sedang meminta Mbok Min untuk ikut besok dengan Sebastian ke unitnya, satu lantai di atas unit Sebastian. Mbok Min pun menoleh padanya untuk meminta persetujuan, dan di saat yang bersamaan, Grace juga menatap Sebastian dengan tatapan teduh sekaligus mengintimidasi. Membuat Sebastian berpikir kalau wanita itu sedang mengancamnya agar dia menjawab ya.
Sebastian mengerjap beberapa kali. Dia tidak suka jika Grace memaksanya melakukan apa yang diinginkan, tetapi di satu sisi, entah kenapa, tatapan Grace itu begitu sulit untuk dilawan. Grace seolah mengunci ruang benak Sebastian, dan mengendalikannya hanya lewat tatapan teduhnya yang memesona.
Sebastian mencoba mengalihkan perhatian pada gelas jus yang ada di tangannya. Berpura-pura kalau dia tidak tahu percakapan kedua wanita itu, tapi tak lama lengannya disentuh Grace yang ternyata sudah kembali berada di dekatnya. Saat kepala Sebastian terangkat untuk memandangnya, Grace kembali mengunci Sebastian dengan tatapannya.
"Mbok Min aku ajak juga, kamu enggak keberatan, kan, Bas?" gerak bibir Grace.
Sebastian mengerjap, dan tanpa sengaja, pandangannya yang semula hanya untuk membaca gerak bibir Grace, tiba-tiba berubah tujuan. Keinginan mengecap bibir yang merekah indah itu timbul, dan Sebastian langsung mengalihkan pandangannya dengan wajah memerah. Sial! Ada apa dengan dirinya?
Grace kembali menyentuh lembut punggung tangannya, memaksa Sebastian untuk melihat padanya.
"Tidak apa, kan, Bas?" ulangnya dengan tatapan menajam, membuat Sebastian mendengus. Dasar perempuan tukang paksa. Siapa, sih, yang sudah bilang setuju dengan undangannya?
Dengan terpaksa Sebastian pun mengangguk, daripada membuat Grace lebih lama berada terlalu dekat dengannya, dan Grace langsung menyeringai puas. Dia menepuk sisi luar lengan atas Sebastian, dan berbalik menuju keluar. Sebastian sempat menangkap gerak bibirnya yang menyatakan pamit pada Mbok Min yang mengantarnya hingga ke pintu.
Untuk beberapa saat Sebastian tercenung. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, dan dia merasakan kalau wajahnya menghangat. Ada apa dengan dirinya? Ragu Sebastian menyentuh dahinya dengan punggung tangan, namun dia tidak merasakan demam. Gemas dia lalu menepuk pipinya yang gatal, dan merasa sakit karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silencio
RomanceMemiliki masa lalu yang gelap membuat Sebastian, pria tunarungu yang meski begitu tampan dan sukses, masih merasa sangat rendah diri. Dia bertemu dan jatuh cinta kepada Grace, dokter anak baik hati yang baru diselingkuhi, yang menyelamatkannya dari...
Wattpad Original
Ada 2 bab gratis lagi