Pendengaran

2.1K 97 2
                                    

#Realstory

Dia Angel seorang anak perempuan yang masih duduk di bangku smp. Dia memiliki rutinitas yang sama setiap paginya yaitu memasak air panas, mencuci piring-piring kotor sisa semalam, menyapu setiap bagian dalam rumah. Jika sempat ia akan membuat sarapan untuknya dan orang rumah.

Menjadi anak pertama dalam keluarga membuatnya harus berbesar hati dan mandiri, rutinitas pagi adalah caranya membantu orang tuanya. Sekolah yang berjarak hampir dua kilometer itu harus ia tempuh dengan berjalan kaki, itulah sebabnya ia memilih bangun sebelum subuh agar ia tak terlambat kesekolah.

Suatu ketika Angel terbangun tanpa alaramnya, mungkin karena terlalu terbiasa bangun di jam yang sama membuat tubuhnya otomatis memiliki alaram sendiri.

Angel melirik jam sekilas.

"Lima menit lagi jam lima, aku terbangun kecepetan".

Ia lalu beranjak, dan langsung menuju kompornya untuk memasak air, di lanjutkan dengan mencuci piring yang nampak berteriak-teriak memanggilnya untuk segera dibersihkan.

Saat sedang mencuci piring, ia mendengar suara percakapan di belakang rumahnya.

Belakang rumahnya berada tepat di antara pertemuan air laut dan air darat, sesekali di gunakan warga untuk mencuci kain mayat, atau jika ada acara memandikan kampung, maka di sanalah warga berkumpul, tempat warga melabuhkan kapal-kapal nelayan mereka juga. Saat malam daerah itu nampak mencekam karena tak adanya penerangan.

"Ayahnya Rafli mau melaut ya".

Suara itu terdengar seperti percakapan orang tua Rafli teman sekolah Angel, suara ibu Rafli cukup unik untuk di kenal.

Angel adalah gadis penakut, ia tak akan mau berada dalam kegelapan saat sendiri, apalagi kampungnya terdapat terlalu banyak hal mistis. Tetapi mendengar percakapan di luar sana ketakutannya pun hilang.

"Lagian ini sudah pagi, aku juga ingin menyapa ibu Rafli".

Setelah selesai dengan cucian piringnya Angel melangkah kearah belakang rumahnya, ia membuka pintu lalu berjalan kearah air untuk membuang sampah bekas cuciannya tadi. Ia lalu menengok kekiri dan kekanan. Tak ada satupun aktifitas yang terlihat. Bahkan semua kapal nelayan masih berada ditempatnya.

"S**T!"

Sekujur tubuhnya pun merinding, ia tak berani lagi menengok keatasnya yang memang terdapat pohon kelapa rindang dengan buah yang banyak, ia takut hal yang ia pikirkan benar adanya.

Dengan langkah cepat Angel berlari kecil ke dalam rumah.

"Dimana orang-orang yang aku dengar tadi?, apa jangan-jangan".

Ia lalu berjalan kekamarnya memeriksa jam wekernya.

"AH!. Pantas saja ini baru jam tiga".

03 September 2017
Hijaupastel

Kumpulan Cerita Lucu dan Horor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang