Love 4

80 16 11
                                    

¤¤¤

Mentari mulai menyelam kembali ke peraduannya, gelap telah datang beberapa menit yang lalu.

Cuaca malam ini sedikit dingin, dikarnakan hujan tadi sore.

Randa keluar dari kamar mandi dengan oblong lengan panjangnya sambil memgeringkan rambutnya.

Randa menuju meja belajar, tadi ketika bangun tidur ia sempat memberi asupan ponselnya terlebih dahulu, sebelum ia mandi.

Mata randa menyipit, ketika melihat sebuah kertas pink kecil yang terhimpit laptopnya.

Randa mengambil kertas tersebut, dan membacanya.

Dia sedikit terkekeh melihat kalimat yang tertulis disana.

'Wajah lo tenang banget kalo lagi tidur gitu...😊'

Randa membalik kertas itu,dan membaca tulisan di sebelahnya lagi.

'Tadi gue sempat nyuri nope elo dari buku pink itu ↗ hehe!'

Kekehan itu sontak hilang, terganti dengan wajah datar dan penuh kejengkelan.

"Dasar setan bule"

"Suka banget buka privasi gue"

Randa ketus sambil mendengus kesal.

"Awas aja lo ntar!" Lanjutnya lagi.

Randa mengambil ponsel nya dan memilih duduk di ujung kasurnya.
Dia duduk sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah.

Terasa ada getaran dikasur besar randa, membuat ia menoleh.
Randa menatap layar itu, tanpa berniat mengangkat.

Layar itu kembali hitam, menandakan panggilan terputus.

Beberapa detik kemudian layar kembali terang, randa menatap lagi,
Tanpa berniat mengangkatnya lagi.

Ini terjadi hingga beberapa kali.

Sampai membuat randa berdecak kesal.

Randa mengambil benda pipih itu dan memasukkannya kedalam bantal.

"Nah, ginikan enak, gue gak akan liat nama lo muncul lagi"
Ucapnya yang entah kepada siapa.

Randa kembali keaktivitasnya mengeringkan rambut, namun dia tak lagi duduk di atas kasur melainkan di sofa kamarnya.

Ceklekkk...

Randa menatap kearah pintu lalu tersenyum lebar.

"Khem...,yang tadi itu siapa sih?"
Tanya pria berkacamata itu, dan mulai melangkah masuk.

Randa mengerutkan keningnya, pria itu kerkekeh seakan paham kebingungan randa.

"Yang tadi sore anterin elo"
Jelasnya lagi.

"Ooo... teman!"
Jawab randa santai.

"Teman apa demen...?" Goda pria itu sambil mencolek pipi randa sekilas, membuat randa menepisnya.

"Apaan sih bang? Bang rafli diem aja deh..."
Randa mendecak kesal membuat rafli terkekeh.

"Emang afif kemana? Kok gak bareng dia?"
Tanya rafli dengan nada jail.

"Tau ah gelap!" Jawab randa jutek.
Rafli terkekeh lagi.

"Yaudah turun yuk, kita makan dulu... klo gak turun entar digebukin kakak lo lagi"

Randa melempar handuk kecil itu kekeranjang baju kotor.
"Kakak gue juga pacar lo bang"

Randa keluar dari kamar mendahului rafli.

Unwanted LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang