¤¤¤
Mobil putih yang berles hitam disekelilingnya memasuki parkiran SMAPA, setelah terparkir rapi, si empunya keluar dengan senyum merekahnya, sambil menenteng tas berwarna coklat susu dengan motif eiffle klasik itu.
Vara dan hamdi terbengong melihat randa yang begitu bahagianya hari
ini.Randa berjalan sambil bersenandung kecil, tanpa menyadari ada dua dedemit yang duduk di dekat lapangan parkiran.
"Woooiii..... " vara dan hamdi memukul bahu randa keras, membuat randa terkejut serta sedikit meringgis.
"Ckk... apaan sih ah" randa menatap dedemit itu di kiri kanannya.
"Tumben bawa mobil,biasanya juga diantar afif, atau gak.... ngeganggu orang pacaran" ucap vara enteng.
Randa menatap vara bingung "maksud lo apa 'ngeganggu orang pacaran'?"
Vara menghembuskan nafasnya.
"Yaitu....., nebeng sama bang rafli dan kak riska yang lagi romantis romantisan"
Randa memutar bola matanya malas mendengar pelunturan vara."Lo belum jawab pertanyaan kita... napa lo? Tumben bawa mobil?"
Tanya hamdi mengulang pertanyaannya, mereka berjalan beriringan.Randa tersenyum "gue lagi seneng! Bye" ucapnya sambil melambaikan tangannya bahagia, dan berjalan cepat meninggalkan vara dan hamdi yang menatap heran.
"Aneh tu bocah"
"Iya... gak ngerti gue" hamdi membenarkan.
Lalu ,vara dan hamdi lebih memilih pergi ke kantin mencara keberadaan gebi.
Sedangkan randa telah berjalan menuju kelas.Randa langsung duduk di kursinya, senyum dibibir randa belum bisa hilang, apalagi mengingat kejadian kemarin.
Randa menopang kepala dengan sebelah tangannya.
¤¤¤
"Nda... besok gue ikut turnamen kesurabaya"
Ucap afif melepas pulukannya.
Randa hanya menatap afif datar. "Gue berangkatnya pagi pagi" sambung afif lagi.Randa hanya menganguk.
"afif mah suka banget keluar kota, entar kalo sampek lo udah punya pacar.... kan kasian pacarnya ditinggal tinggal""Pacar?" Afif tertawa "hahaha.... siapa juga yang mau jadi pacar gue nda?"
"Ya... pasti ada lah,banyak kok cewek cewek yang ngejar elo"
Randa berjalan meninggalkan afif.
Kaki randa menyepak ngepak busa busa pantai yang berwarna putih itu.Afif tersenyum lagi, lalu menyusul randa dan meraih tangan randa agar berjalan berjejer dengannya.
"Jangankan pacar, cewek yang gue cinta aja gak bisa gue dapetin, bahkan tau aja enggak"
Randa berhenti, lalu menatap afif.
"Lo suka ama cewek?"
Randa dengan nada mengintimidasi."Yaiyalah gue suka cewe, lo pikir gue maho"
Randa tertawa melihat wajah afif yang merajuk seperti itu.
"Hahaha... maksud gue bukan gitu"
"Lo kenapa gak pernah cerita kalo lo suka sama seseorang?"
Afif menatap randa "emang untuk apa gue bilang sama lo?"
Randa terdiam, lalu sekilas menatap langit langit yang telah gelap.
"Ya... biar lo lebih tenang mungkin, kan gak enak kalo dipendam sendiri"
Afif sedikit terkekeh, ia merangkul bahu randa agar lebih dekat kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Love
Teen FictionBiarkan aku menjadi bumi yang senantiasa menampung air matamu langitku.... ~Afif~ Kehadiranmu tak pernah kuharapkan, namun terselipnya cintamu membuatku mengerti, bahwa takdir cinta tak selamanya indah. ~Randa~ Karenamu aku sadar... Batapa sulitnya...