love 8

72 12 3
                                    

***

"WHATTT???"

"PUNCAK???"

Kiki hanya mengangguk saja.

"Ki! Tadi kita keluar jam berapa?"
Kiki melihat arlojinya yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Jam 2 siang" jawabnya enteng.

Randa langsung melihat arlojinya.

17.45

"Ki... Lo udah bawa kabur gue selama 3 jam lebih!"
Ucap randa frustasi.

"Ya, terus?"

Oh, demi apa, randa benar benar benci melihat WATADOS kiki. Kiki Masih bisa sesantai itu, ketika ia telah membawa kabur seorang anak gadis ke negeri entah berantah.

Randa menepuk jidatnya keras.
"Astoge ki! Kalo bokap gue nyariin gimana? Bokap gue bakal setres kalo sampe kehilangan anaknya yang paling imut ini kii...." oceh randa panjang.

"Bisa gak sih lo gak usah muji diri...."

Randa mendecikkan bibirnya, "serah gue dong.... Gue mau pulang!" balik randa, namun dengan segera kiki menahannya.

"Mau pulang sama apa lo?"

"Sama KAKI! puas lo!" ucap randa sinis.

Kiki mengacak rambutnya frustasi.
"Gue heran sama lo... Kok bisa afif betah sama sifat tengil lo!"

Mendengar nama afif disebut, randa langsung berbalik "gak usah bawa bawa afif deh, gue lagi sensitip nih!"

Randa menompang tangannya di pinggang.
"Ni semua gara gara lo, hp gue , tas gue, dompet gue... Semuanya ketinggalan dalam kelas, gue yakin bokap gue udah nyariin gue, udah nelpon gue puluhan kali, asal lo tau ya! Gue pulang jam setengah 5 sore aja udah disemprot.... Ah.... Kiiii!!! Lo bikin gue pusing ah!"

Kiki memutar bola matanya malas, dengan sengaja ia menyentil kepala randa.

"Gak usah banyak ngemeng deh lo, ikut gue sekarang"
Kiki menarik pergelangan tangan randa, dan membuat randa menaiki beberapa anak tangga agar mereka benar benar sampai ke puncak.

"Kita ngapain sih kesini?" tanya randa, namun kiki tak merespon.

"Kikiiii.... Kita ngapain sih kesini" rengek randa lagi.

Kiki mendecak "ckk! Diem! Lebih baik lo pegang ini"
Kiki memberikan satu lampion yang belum dinyalakan api.

Kiki mengambil korek api dia aku celananya, lalu membakar sumbu yang ada dalam lampoin tersebut.
Sesaat, lampion telah mengembangkan dengan sempurna.

"Terbangun" perintah kiki pada randa, randa menghentakkan kakinya kesal, bisa bisanya kiki memerintahkannya dengan seenak hati.

Lalu randa pun menerbangkan lampion itu walaupun dengan ogah ogahan.

Randa menatap lampion itu.
Lampion tersebut perlahan mulai naik, tatapan randa masih mengikuti lampion yang sedang naik itu.

Lampion melayang semakin tinggi, lebih tinggi, hingga kepala randa mendongak sepenuhnya menatap langit.

Ketika itu, sontak randa melebarkan bola matanya.

Reflek randa tersenyum lebar, hingga menampakkan deretan gigi putihnya.

"Ya ampun ki..."

Dilangit sana telah ada ratusan lampion yang melayang bagaikan bintang bintang raksasa yang menghiasi langit.

Randa berputar menatap langit, ia tersenyum bahagia, kegembiraan nya tampak jelas dari raut wajahnya.

Kiki yang sedang mempehatikannya terkekeh kecil. Sosok yang sedari tadi menyebalkan berubah menjadi malaikat kecil yang tampak sangat bahagia.

Unwanted LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang