Pelajaran matematika memang pelajaran terburuk bagi Valerie. Di sepanjang pelajaran, Valerie hanya melamun dan tidak memperhatikan guru di depan.
"Ssh ... Val," desis seseorang dari belakang.
Seketika Valerie bangun dari lamunannya dan menengok ke belakang. Muka Valerie langsung berubah menjadi masam saat tahu yang memanggil dia tadi ternyata Steven, mantannya.
Steven langsung melemparkan senyum ke Valerie. Namun hanya dibalas dengan muka kecut dari Valerie. Walaupun Steven termasuk cowok yang 'Most Wanted' di sekolahan, itu tetap tidak bisa merubah semuanya bagi Valerie.
Namun Steven tidak mungkin menyerah begitu saja.
"Ssh Val. I love you," bisik Steven yang membuat murid-murid di sekeliling Steven menertawakannya dan ada sebagian yang pura-pura batuk dan ada pula yang cie-cie.
"Kalian bisa diem gak sih. Dengerin ibu. Jangan malah asik sendiri!" omel guru yang sedang menerangkan itu. Seketika murid-murid di kelas langsung diam.
"Eh, tolong kasih ke Valerie dong," bisik Steven ke temannya yang duduk di depan Steven.
"Val, ini dari Steve," ucap teman Steven tadi sambil menyerahkan sesuatu ke Valerie.
Dengan berat hati, Valerie mengambil barang itu yang ternyata adalah secarik kertas.
Apaan nih, gumam Valerie sambil menengok ke arah Steven.
To: Valerie
I love you, and i won't give up.
From,
The one who you love
Isi surat singkat itu sudah membuat Valerie naik darah. Apalagi di bagian terakhirnya 'The one who you love'. Tanpa pikir panjang, Valerie langsung menyerahkan surat di secarik kertas itu pada guru yang sedang menjelaskan di depan.
"Siapa yang nulis surat ini ke Valerie?" ucap guru itu sambil mengangkat surat itu tinggi-tinggi. Tatapan matanya sangat seram dan tajam sehingga tidak ada yang berani melihat ke matanya.
"Kalo gak ada yang ngaku, Ibu bakal urus kasus ini ke BK."
Dalam beberapa menit, satu kelas diam semua. Tidak ada yang berani berbicara sama sekali, sampai akhirnya Steven buka mulut dan membuat semua murid kaget.
"S--Sa--Saya--Bu, yang nulis surat itu buat Valerie," ucap Steven dengan muka yang tegang dan badannya bercucuran keringat.
"Maksudnya apa ini hah?" tanya guru itu. "I love you Valerie. And i won't give up?"
Satu kelas tertawa saat guru itu membacakan isi suratnya. Steven sudah tidak tahu harus menyembunyikan mukanya di mana sekarang.
"Sini kamu maju!" perintah guru itu.
Steven langsung menuruti perintah guru itu tanpa melawan.
"Maksud kamu apa ngirim surat ini ke Valerie? Ini pelajaran matematika bukan pelajaran bikin surat cinta. Mau jadi apa kamu nanti!" oceh guru itu.
Steven tidak langsung menjawab. Dia melirik dulu pada Valerie. Setelah berpikir panjang, akhirnya Steven menjawab guru itu.
"Sa--Saya cuma mau nyatain perasaan saya ke Valerie Bu. Saya mau dia balik lagi ke saya. Saya--"
Sebelum Steven selesai melanjutkan pernyataannya, guru itu sudah memotongnya.
"Steven, Cukup! Kamu udah keterlaluan. Sebagai hukuman atas semua ini, kamu lari keliling lapangan lima kali dengan satu kaki."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regret
Teen FictionKesalahpahaman telah membuat Valerie membutakan mata dan hatinya, untuk memercayai atau bahkan sekedar mendengar penjelasan mantannya itu, Steven. Tapi apa yang bisa Valerie lakukan? Saat kenyataan yang sebenarnya sudah terungkap, yang bisa Valerie...