7. A Box

2.6K 128 1
                                    

"Val, ayok turun. Sarapannya udah siap tuh," teriak Ibu Valerie dari lantai bawah.

"Iya Ma, bentar lagi aku turun," sahut Valerie.

Setelah bersiap siap, Valerie akhirnya pergi ke ruang makan dan sarapan bersama ibunya.

"Mama masuk siang?" tanya Valerie.

"Iya. Nanti Mama pulangnya malem ya."

Valerie hanya mengangguk kecil sambil mengolesi rotinya dengan selai kacang.

"Oh iya, Val. Waktu Steven kesini minggu lalu, dia nitipin sesuatu ke Mama. Mama baru inget sekarang."

"Dia nitip apa Ma?" tanya Valerie.

"Mama juga gak tau. Barangnya dibungkus kertas coklat gitu," ucap Ibu Valerie.

"Oh ya udah. Nanti Mama taro di meja belajar aku aja ya. Aku buru-buru soalnya sekarang mau berangkat," tukas Valerie.

"Oh ya udah. Hati-hati ya, Sayang," ucap Ibu Valerie sambil mengecup kening anaknya.

***

"Val, lo kenapa sih yang waktu hari senin itu gak masuk?" tanya Karina yang sedang duduk di perpustakaan  bersama Valerie.

"Telat banget deh lo, baru nanya sekarang," jawab Valerie malas.

"Ya maap. Kenapa emang?" tanya Karina lagi.

"Panjang deh ceritanya males. Mau gue ceritain juga gak bakal kelar tujuh hari tujuh malem," oceh Valerie.

"Ayolah. Versi singkatnya aja," paksa Karina.

"Ya, jadi pas gue dinner sama si Steven, ada suatu kejadian." Valerie mulai bercerita. "Dia ajak gue dinner di tempat kita ngerayain anniv satu tahun. Dia pesen tempat di mana kita duduk waktu anniv. Dia pesen makanan yang sama waktu kita anniv. Dia kasih surprise yang sama waktu kita anniv. Dan dia―"

Valerie menghembuskan nafas dengan berat. "Dan dia mau nyium gue, untuk kedua kalinya," lanjut Valerie.

Karina hanya melongo mendengar cerita sahabatnya itu.

"SERIUS VAL?! YA AMPUN BENER-BENER TUH COWOK," teriak Karina heboh.

"Sshhh," desis ibu penjaga perpustakaan sambil melotot kepada Valerie dan Karina.

"Kalo mau ngobrol jangan disini," tegur ibu penjaga perpustakaan itu.

Akhirnya mereka berdua memelankan suaranya dan lanjut bercerita.

"Ya iyalah serius. Buat apa gue boong?"

"Tapi, lo gak―"

"Gak kok, gue langsung dorong dia pas jarak gue sama dia tinggal beberapa senti lagi. Ngapain juga gue ciuman sama cowok brengsek kayak dia. Udah cukup buat yang pertama waktu itu, dan gue gak bakal biarin itu terulang."

"Oh. Bagus deh."

KRING KRING.

"Eh udah masuk tuh. Yuk cabut," ajak Karina.

"Yuk," jawab Valerie.

***

"Haha. Mampus lo. Masuk juga lo ke perangkap kakak gue. Bentar lagi, lo bakal rasain apa yang kakak gue rasain dulu," ucap seorang cewek dari balik rak buku perpustakaan dengan tersenyum menyeringai.

***

KRING KRING KRING.

Bel pulang pun berbunyi. Valerie segera memasukkan barang-barangnya ke dalam tas.

The RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang