Pukul 6.15 pagi Valerie sudah sampai di sekolah. Belum tampak kehadiran murid yang duduk di sebelahnya itu.
"Hai, Val," sapa seorang cowok dengan suara bass nya yang terdengar tak asing di telinga Valerie.
Valerie pun mendongak ke arah cowok yang berdiri di depan tempatnya duduk dan melihat sesosok pria dengan perawakan tinggi dan badannya yang kokoh serta pupil matanya berwana coklat.
Cowok yang menjadi masa lalu Valerie saat ini. Ya, Steven.
"Hai," sapa Steven lagi.
"Eh?"
"Pagi pagi udah bengong aja," ujar Steven lalu langsung duduk di tempat kosong sebelah Valerie.
"Bukan urusan lo," sungut Valerie.
"Galak amat sih. Mana Valerie yang dulu? Yang lembut dan manja?" tanya Steven.
"Udah gak ada. Dia udah lenyap semenjak di-khianatin sama mantannya," ucap Valerie.
"Eh? Udah deh gak usah ngomongin gituan. Btw, sorry ya gue mukul 'temen' lo kemaren," ucap Steven.
"Kenapa minta maafnya ke gue? Minta maaf ke orangnya lah," jawab Valerie sangsi.
"Gak mau, gengsi gue. Lagian dia duluan yang nyolot," bela Steven.
"Serah lo deh," seru Valerie.
"Gue duduk samping lo ya, Val," pinta Steven.
"Udah ada yang nempatin."
"Siap--"
"Ekhm. Misi gue mau duduk." tiba tiba terdengar suara bass lain dari belakang Steven.
Steven pun langsung balik badan dan menemukan cowok yang sejak kemarin sudah dinobatkan menjadi musuhnya itu.
"Duduk duduk aja," sungut Steven.
"Gimana gue mau duduk kalo tempat duduk gue lagi ditempatin, begs," sindir Kelvin.
"Maksud lo?" tanya Steven dengan satu alis yang terangkat.
"Duh lo bego apa gimana sih, gimana gue mau duduk maksudnya kalo tempat duduk gue sekarang lagi didudukin sama orang di depan mata gue?" jelas Kelvin.
"Jadi lo duduk sini? Samping Valerie, hah?" tanya Steven yang sudah mulai mengerti.
"Iya, begs."
"Gak usah pake begs berapa mas?" tanya Steven yang sudah mulai tersulut emosinya.
"Udah deh minggir gue mau duduk," usir Kelvin.
"Gak akan. Gue aja gak boleh duduk sama Valerie, apa lagi lo?"
"Udah, udah. Steve, denger ya. Bu Rosa yang suruh Kelvin duduk samping gue, jadi gak bisa diganggu gugat lagi. Mending lo pergi dari sini dan balik ke tempat asal lo aja," lerai Valerie.
"Udah denger kan? Gak perlu gue jelasin lagi? Minggir," seru Kelvin.
Gila ya nih anak, bisa banget ngambil perhatian Valerie. Gak bakal gue kalah sama lo, batin Steven.
"Kali ini aja," ujar Steven lalu balik ke tempat duduknya.
"Anak anak ayo duduk," perintah Bu Rosa yang baru saja memasuki kelas. Seperti biasa, pembinaan wali kelas.
"Hari ini saya ada rapat jadi tidak bisa berlama-lama disini. Jadi, saya cuma mau mengatur denah tempat duduk lagi.
"Sebelumnya 'kan saya menukar tempat duduk Karina dan Kelvin, sekarang saya ingin memindah tempat duduk kalian lagi. Kamu, Karina, balik ke tempat awal kamu, di samping Valerie. Sedangkan kamu, Kelvin duduk di samping Steven. James kamu pindah ke paling belakang ya," ucap Bu Rosa panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regret
Teen FictionKesalahpahaman telah membuat Valerie membutakan mata dan hatinya, untuk memercayai atau bahkan sekedar mendengar penjelasan mantannya itu, Steven. Tapi apa yang bisa Valerie lakukan? Saat kenyataan yang sebenarnya sudah terungkap, yang bisa Valerie...