27. Pelampiasan

1.8K 96 21
                                    

Steven masuk ke dalam lift yang sudah terbuka lebar. "Makasih. Tapi gue masih butuh waktu buat mikir, Val. Dan gak segampang itu gue lupain waktu lo nolak gue mentah-mentah."

**

Steven masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan yang sangat kacau. Ia langsung memasuki kamarnya tanpa memberi salam pada orang tuanya.

Ini hari terburuk Steven. Sangat buruk. Steven dihadapi dengan beberapa kenyataan sekaligus dalam satu waktu.

Pertama, kenyataan bahwa ternyata Bella, alias mantannya, berusaha balas dendam kepadanya.

Kedua, kenyataan bahwa sebenarnya dibalik Valerie memutuskannya waktu itu, adalah karena sebuah rekayasa foto ciuman itu.

Ketiga, yaitu yang paling dahsyat, kenyataan bahwa pacarnya, Deann, telah andil dalam putusnya Steven dan Valerie. Ditambah lagi, Deann juga merencanakan untuk membuat Steven sakit hati.

Ini semua diluar kemampuan Steven. Ia tidak tau lagi harus bagaimana. Kenyataan yang menimpa Steven ini sungguh ... menyakitkan.

Steven mengeluarkan sebuah kotak dari kolong tempat tidurnya. Dibukanya kotak tersebut dengan perlahan.

Steven mulai mengambil sebuah foto. Foto dirinya bersama Deann yang sangat mesra. Disitu Steven merangkul bahu Deann sambil menampakkan senyuman yang sangat lebar.

Steven bergumam. "Deann ... kenapa lo tega ngelakuin ini semua? Lo yang udah berhasil bikin gue move on dari Valerie. Tapi kenyataannya, lo cuma mau bikin gue jatuh cinta sama lo, dan putusin gue gitu aja saat gue udah sayang banget sama lo. Lo licik, Yan."

Ditaruh kembali fotonya bersama Deann itu. Lalu, Steven mulai mengambil sebuah foto lagi. Foto Steven yang sedang merangkul wanita lain juga. Bella.

"Gue emang salah putusin lo waktu itu, Bel. Secara kita gak ada masalah apa-apa, terus tiba-tiba gue mutusin lo. Tapi sayang, ada cewek lain yang bisa bikin gue luluh. Cewek itu Valerie.

"Gue gak ada maksud buat nyakitin perasaan lo. Tapi ... nafsu gue buat dapetin Valerie udah ngerubah segalanya. Gue gak tega ngeduain lo, Bel, makanya gue terpaksa mutusin lo. Tapi tindakan gue ternyata salah. Gue malah bikin lo dendam sama gue." Steven menatap foto itu dengan perasaan menyesal.

Foto itu kembali ditaruh Steven ke dalam kotak. Steven mulai mengambil foto yang berbeda lagi dari dalam kotak itu dengan wanita yang berbeda lagi. Valerie.

"Val, Val. Gue tau lo gak salah kok. Lo cuma di panas-panasin sama Deann 'kan biar mutusin gue? Lo ditunjukkin foto ciuman gue sama Bella, yang sebenernya disitu Bella yang nyium gue dengan paksa.

"Kalo gue jadi lo, mungkin gue bakal berbuat yang sama sih ke diri gue sendiri. Gue pengen mencintai lo lagi, Val. Tapi entah kenapa, perasaan itu udah gak ada lagi. Perasaan cinta gue ke lo. Perasaan pengen memiliki lo buat selamanya."

Air mata Steven sudah tak tertahankan. Namun, entah kenapa, air mata itu seperti tertahan di pelupuk mata Steven sehingga tidak dapat mengalir.

Terbesit sebuah pikiran yang sangat gila di otak Steven. Pikiran yang sangat tidak terpuji jika dilakukan. Pikiran yang dapat menyakiti orang yang terlibat.

"Maafin gue ya, Val. Gue emang pengecut."

**

Steven mengeluarkan ponsel dari dalam tas sekolahnya. Ia mulai mengetikkan sebuah sms kepada seseorang.

15 menit telah berlalu. Tiba-tiba bunyilah sebuah notification dari ponsel Steven.

Valerie: Steve, gue udah di depan.

The RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang