"Vin, Steve, gue udah buat keputusan," ucap Valerie. "Gue ...."
"Apa?" tanya Steven dan Kelvin bersamaan.
Valerie memejamkan matanya lalu mengambil napas panjang. "Gue ... gue bersedia jadi orang yang spesial dalam hidup lo, Vin."
Steven dan Kelvin sama-sama terkejut. Valerie menerima Kelvin? Itu artinya secara tidak langsung Valerie menolak Steven.
Hati Steven rasanya telah hancur berkeping-keping. Harapannya telah pupus. Cintanya pada Valerie sudah tidak bisa diperjuangkan lagi.
Valerie sekarang resmi menjadi pacar Kelvin. Valerie sudah menjadi milik orang lain sekarang. Steven harus merelakan Valerie, mantan terindah bagi Steven.
Steven mendekati Valerie dan meraih kedua tangan Valerie. "Lo ... gak mungkin nolak gue kan?"
Valerie menitikkan air matanya. "Maaf, Steve, gue nolak lo."
"Gak--gak mungkin. Lo gak mungkin nolak gue," ucap Steven. Valerie pun menghapus air matanya. "Gue nolak lo, Steve! Kenapa lo gak ngerti?"
"Ha, lo pasti bercanda," ucap Steven. "Lo pasti nerima Kelvin cuma karena kasian doang kan sama dia? Atau gak lo cuma mau gue jauhin lo kan?"
Kelvin pun angkat bicara. "Val, itu gak bener kan?"
Steven menatap Valerie tajam. "Coba, lo buktiin ke gue kalo lo beneran cinta sama dia."
"Caranya?" tanya Valerie.
"Lo tatap mata gue. Lo bilang kalo lo cinta sama dia," ucap Steven. Valerie mengalihkan pandangannya ke sekitar. "Gue cinta sama Kelvin."
Steven menggenggam tangan Valerie erat. "Lo gak liat mata gue."
Jujur, Valerie sebenarnya masih sayang--tunggu, cinta maksudnya--dengan Steven. Bahkan, cinta Kelvin yang begitu besar pada Valerie pun tidak bisa menggantikan posisi Steven di hati Valerie.
"Lo masih cinta sama gue kan, Val?" tanya Steven.
Valerie sekarang menatap mata Steven dalam. "Gak. Gue cintanya cuma sama Kelvin."
"A--apa?" tanya Steven, seolah tak percaya dengan apa yang keluar dari mulut Valerie tadi.
"Gue cinta sama Kelvin. Udah kan? Gue udah buktiin kalo gue beneran cinta sama Kelvin," ucap Valerie dengan tampang yang seolah-olah tidak peduli.
Kelvin pun datang menghampiri Valerie lalu memeluk pacarnya dengan erat. Kelvin merasa bahwa cintanya pada Valerie terbalaskan. Valerie sudah menjadi miliknya sepenuhnya sekarang.
Valerie pun membalas pelukan pacarnya itu dan berusaha tersenyum, walaupun sebenernya dia sedang tidak ingin tersenyum. Hatinya ikut sakit melihat Steven yang seperti putus asa itu.
"Oke, ya gue ngerti. Lo cintanya sama Kelvin. Gue aja yang terlalu berharap sama lo. Kenangan kita selama satu tahun ternyata gak bikin hati lo kebuka ya. Cuma karena gosip selingkuh itu yang belom tentu bener, lo mutusin gue kan? Semoga lo gak nyesel deh," ucap Steven lalu pergi meninggalkan pesta ulang tahun Valerie.
Steven sudah tidak kuat lagi. Rasanya lebih sakit dari yang ia duga. Ia pun berlari kencang menuju mobilnya.
"Aw!" pekik seorang cewek.
Steven pun menoleh ke arah cewek itu. "Eh? Kenapa?"
"Kenapa, kenapa! Gue ketabrak sama lo nih. Kalo lari liat-liat dong!" seru cewek itu.
"Eh--sorry. Ada yang sakit gak?" tanya Steven.
Cewek itu menggeleng. "Gak kok, lo ngapain sih lari-lari?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Regret
Teen FictionKesalahpahaman telah membuat Valerie membutakan mata dan hatinya, untuk memercayai atau bahkan sekedar mendengar penjelasan mantannya itu, Steven. Tapi apa yang bisa Valerie lakukan? Saat kenyataan yang sebenarnya sudah terungkap, yang bisa Valerie...