3. Dinner

3.5K 171 2
                                    

"Bete banget sumpah. Ngapain sih gue pake janji kayak gitu ke Steven," gumam Valerie pada Karina.

Saat itu, Karina sedang main ke rumah Valerie.

"Udah deh mending lo dandan yang cantik supaya Steven klepek-klepek," goda Karina.

"Idih amit-amit. Jangan bikin gue bete deh lo."

PING!!!

Tiba tiba hp Valerie bergetar.

"Si Steven," ucap Valerie malas.

Steven: Jadi 'kan?

Valerie: Gak.

Steven: Yah, kok gitu?

Valerie: Ya iyalah jadi. Pake nanya segala.

Steven: Okayy princess;) Dandan yang cantik ya ....

Valerie: Yaya.

Steven: Gue jemput jam 6 ya di rumah lo.

**

"Eh, gue harus pake baju apa nih?" tanya Valerie sambil sibuk membongkar bongkar lemarinya.

"Itu aja," tunjuk Karina pada baju yang tergantung di lemari Valerie.

"Yang ini nih beneran? Gak terlalu formal banget 'kan ini?" tanya Valerie sambil menyocokan bajunya di badannya.

"Udah cepet pake bajunya sana, nanti abis itu gue dandanin," ucap Karina.

----------

"OMG LO CANTIK BANGET, VAL. UDAH PASTI DIA NANTI KLEPEK KLEPEK DEH SAMA LO," teriak Karina yang membuat telinga Valerie rasanya akan pecah.

"Serius nih? Gak norak 'kan nih gue?" tanya Valerie.

"Gak lah please deh. Dress merah marun lo yang diatas lutut, make up lo yang keliatan natural, rambut lo yang bergelombang ... duh lo perfect banget sih!" Karina menatap temannya dengan kagum.

TOK TOK TOK.

"Tuh Steven udah dateng, Val."

"Hah beneran? Eh serius 'kan gue udah cantik nih?" tanya Valerie dengan setengah panik.

"Biasa aja kali. Kayaknya lo pengen keliatan cantik banget ya depan Steven ... Cie cie," goda Karina sambil menyenggol bahu Valerie.

"Apasih lo, gak," jawab Valerie sinis.

Akhirnya Valerie membukakan pintu rumahnya. Benar saja, itu adalah Steven. Steven memakai setelan formal; kemeja putih dan jas hitam, serta celana hitam bahan.

"Ha--" Sebelum melanjutkan perkataannya, Steven langsung berhenti lalu menatap Valerie dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Ck. Jadi jalan gak sih?" tanya Valerie sambil melambaikan tangannya di depan wajah Steven.

"Eh sorry. Gue cuma lagi terpana aja sama penampilan lo malem ini. You look so pretty tonight, Val," puji Steven.

"Udah deh gak usah gombal. Langsung aja berangkat." Valerie berusaha menyembunyikan pipinya yang mulai memerah karena merona.

"Iya tuan puteri, kayaknya udah gak sabar banget nih, dinner sama gue," kata Steven sambil tertawa kecil.

Sebelum Valerie sempat membuka pintu mobil Steven, pintu mobil Juke berwarna silver itu sudah dibukakan terlebih dahulu oleh Steven.

The RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang