aku bingung...mengapa aku masih menuliskan segala tentang mu disini?mengapa aku trus menerus mengingat kenangan itu?hingga kini aku trus bersembunyi dibalik kain.aku benar-benar tak memilili daya upaya untuk menunjukkan wajahku kepadamu.
Hati ini memiliki keinginan yang bertentangan dengan logika..
Keduanya sangat mengacau pikiran ku...
Ada yang mengatakan bahwa"dengar lah kata hatimu"tapi aku pernah patah akibat terlalu menggunakan hati dibandingkan logika...
Jika hati bersikeras untuk bertahan,dan jika logika bersikeras untuk melupakan,lalu aku harus apa?
Aku paham,jika yang terbaik adalah melupakan,namun semuanya tergantung hati...
Aku sudah menyerah menghadapi hati,ia dengan kuatnya menjaga perasaan ini.Sepertinya aku harus tega.harus tega untuk membunuh rasa ini yang masih ada untukmu.dan itu berarti aku akan menyakiti hatiku sendiri tiap kali bayanganmu menggangguku.
Aku harus mengubur kenangan itu dalam dalam.Aku trus berjalan untuk menjauh darimu...dengan dekapan yang mengasah hati bagai tertusuk belati.menahan tangis yang hampir pecah,untungnya ada angin yang berusaha mengeringkan nya.
Pergilah,tinggalkan ia dengan segera.berpaitlah saat ini,hingga saat karma menunjukan adilnya,ia yang akan memeluk kenangan yang dengan susah payah kau lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
suratan hati
Teen Fictionhanya curhatan hati berdasarkan pengalaman pribadi yang dipublikasikan.