Lagi?

2.7K 240 0
                                    

Setiap pagi aku selalu disibukkan mengurus bayi besar ku siapa lagi kalau bukan Kinal.

Sudah 3 kali aku bolak balik ke kamarnya tapi kesayangan ku belum bangun juga. Aku tak tau harus dengan cara apa lagi membangunkan nya. Dari mulai cara yang lembut sampai kasar pun kinalku tetap tak bergeming.

Aku jadi terbayang kejadian semalam dimana diri ini dimanjakan oleh sentuhan nya. Kinalku memang jago kalau diranjang sampai membuatku ingin lagi dan lagi.

Astaga sepagi ini pikiran ku sudah mesum. Tapi ini semua juga karena Kinal, baru kemarin tangannya dinyatakan sembuh, malemnya dia langsung menagih janjiku. Ah mengingat nya membuat pipiku bersemu merah.

Aku segera melanjutkan kegiatan masakku yang tertunda. Tiba-tiba ada sepasang tangan yang memeluk perut buncitku erat, aku tersentak kaget.

"Hei kesayangan Kinal" sapanya riang tanpa beban sembari mencium leherku

Aku sekuat tenaga menahan desahanku "nal jangan dihisap ah, dan jangan bikin kaget aku lagi, kamu mau aku kontraksi sebelum waktunya"

"Maaf ya sayang aku gak bermaksud ngagetin kamu" kata Kinal sembari melepas pelukannya dan menunduk dalam.

Kinalku sekarang memang sangat sensitif.

"Iya gapapa sayang tapi jangan diulangi lagi ya" ucapku lembut dan mulai memeluknya

Kamipun segera memulai sarapan pagi, dimana Kinal sangat manja denganku. Dia memintaku untuk menyuapinya, dengan senang hati aku melakukannya.

"Ve seperti nya aku harus mencari pekerjaan deh, tabungan ku sudah menipis" kata Kinal menatapku

Sebenarnya aku tak rela jika ia mulai bekerja lagi, tapi mau bagaimana lagi jika ia tidak bekerja maka kebutuhan kami tidak akan terpenuhi.

"Iya sayang, tapi jangan Minggu ini ya, aku masih ingin menghabiskan waktu dengan mu" kataku tak rela

Kinal pun tersenyum lembut dan menggandeng ku menuju ruang keluarga.

Kamipun mulai menonton kartun, sebenarnya hanya Kinal yang menikmatinya, sedangkan aku memainkan hp ku.

Elusan lembut tangannya pada perutku membuat ku nyaman.

"Ve gimana ya kalau kemarin pas kecelakaan aku mati terus..." Celetuknya yang membuat ku ketakutan

Aku segera membungkam bibirnya dengan bibirku, nafas kami mulai terengah-engah.

Ku tatap matanya dengan tajam "aku gak suka ya kalau kamu ngomong seperti itu, dan jangan pernah mengulanginya lagi, aku tidak akan sanggup kehilanganmu nal" kataku terisak dan memukul-mukul dadanya.

"Eh ve kamu kok nangis, maafin aku sayang, janji deh aku gak akan ngulangin lagi" ucapnya menenangkan ku dan mulai menghapus air mataku

"Asal kamu juga harus janji tidak akan menyakiti ku lagi, jika sampai itu terjadi, aku pastikan kamu akan melihat ku mati didepanmu" lanjut nya membuat ku semakin ketakutan

"Aku janji sayang, aku tidak akan pernah menyakitimu, dan kamu jangan pernah berkata seperti itu lagi, aku takut" cicitku pelan

Kinal malah terkekeh melihatku menangis, lalu dia memelukku.

"Selalu saja terhalang perut besar mu" dumel Kinal membuat ku tersenyum.

Di usia kehamilan ku yang semakin tua ini membuat perutku sudah sangat besar. Bahkan Kinal sering marah-marah karena tidak bisa memelukku dengan leluasa, walaupun begitu aku tau kalau dia sangat menyayangi ku dan calon anak kami.

-------------

Malam ini bintang terlihat sangat indah, tapi jauh lebih indah seseorang yang memelukku dari belakang.

Tangannya mengelus perut buncitku dengan pelan, sehingga menimbulkan sensasi yang nyaman untuk ku dan bayiku.

Sekarang kami sedang dibalkon memandang langit. Ini adalah salah satu kebiasaan ku dan Kinal sebelum tidur.

"Sayang masuk yuk, udaranya dingin nih dan aku udah ngantuk" ucapnya sambil menguap

Aku tersenyum lembut dan mulai berbalik menghadap nya, kutatap bola matanya yang hitam, yang selalu berhasil membuatku terhisap kedalamnya.

Aku mulai berjinjit untuk mencium bibir nya yang manis. Walaupun hanya menempel tapi selalu sukses membuat jantungku berdebar kencang.

Kinal tersenyum manis dan menarikku dengan perlahan menuju kamar, karena perutku yang semakin besar membuat pergerakan ku menjadi lambat.

Kami tidur dengan saling berhadapan, dapat kulihat Kinal telah sampai pada dunia mimpinya, sedang kan aku masih asyik menatap wajah polosnya.

Aku mulai menciumi dua matanya, hidung, pipi, dan terakhir bibirnya dengan lembut.

Aku tersenyum manis, lagi dan lagi aku jatuh cinta dengan nya.

Aku mencintaimu Kinal, lagi.



TBC

SACRIFICE (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang