Abu-abu

1.5K 131 9
                                    

Disebuah kamar yang berwarna abu-abu, terdapat seorang perempuan yang sedang duduk bersandar di ranjangnya, pandangan matanya menyiratkan kekosongan, seolah tak ada sebuah kehidupan.

Seorang pria memandang perempuan itu dengan tatapan yang sendu.

Ia bahkan rela melakukan apapun, untuk memutar waktu.

Ia tersenyum getir, menggigit kencang bibirnya agar tidak keluar sebuah isakan.

Seorang wanita menepuk pundaknya pelan "kamu harus kuat, kalo ingin adikmu kuat, saat ini hanya kamu satu-satunya keluarga yang dia punya".

"ini semua salahku riana, andai aku tidak mendukung perjodohan kinal dengan nigel, semua ini gak akan terjadi" ucap rian pelan.

Riana, seorang dokter kejiwaan sekaligus sahabat rian. Ia tidak menyangka bahwa pasien yang harus dirawatnya kali ini adalah adik dari sahabatnya sendiri, adik kecilnya.

Tepatnya setahun yang lalu saat kinal sadar dari komanya, dia harus menerima kabar yang mengejutkan. Papa nya meninggal.

Sebelummya mereka terlibat percecokan di sebuah restoran, karena kinal yang tidak ingin bertunangan dengan nigel.

Kinal yang sangat kecewa dengan keputusan papanya, mencoba kabur.

Dia terus berlari tanpa menghiraukan sekitarnya, hingga tiba-tiba tubuhnya terdorong keras ke pinggir jalan.

Papanya, orang yang sangat dia benci untuk saat ini tergeletak dengan darah yang terus mengalir dari seluruh tubuhnya.

Papanya menyelamatkannya. Itulah yang dia lihat terakhir kalinya, sebelum ia koma, karena benturan yang sangat keras pada bagian kepalanya.

Setelah itu, ia mulai menyalahkan dirinya atas kematian papanya, hingga menyebabkan kejiwaannya terganggu.

Bahkan selama setahun belakangan, kinal tidak pernah mengeluarkan sepatah katapun.

Dia seperti mayat hidup, hal yang menandakan bahwa ia masih hidup hanya bunyi helaian nafasnya.

"kenapa harus kinal, apa ini cara tuhan menghukumnya atas sebuah kesalahan yang dia perbuat" ucap rian frustasi.

Riana menatap rian dengan tatapan mata yang menyiratkan kesakitan, tak hanya rian yang tak rela melihat kinal dalam keadaan seperti ini, ia pun sama.

Dan kali ini, ia merasa tak berguna menjadi dokter.

"apa dia tidak bisa sembuh? " tanya rian putus asa.

"dia tak mau sembuh" jawab riana pelan.

Rian sekuat tenaga menahan laju airmata yang siap tumpah kapan saja.

Ia sangat tau apa yang dikatakan riana benar adanya.

Semua terapi kejiwaan sudah kinal jalankan, tapi hasilnya nihil.

Mungkin ia terlalu lelah dengan hidup yang telah dijalaninya, dengan perjuangan yang tak pernah ada habisnya.

Dan mungkin sekarang saatnya membiarkan kinal istirahat di dalam pikirannya, di dalam Kamar abu-abu, kamar yang akan menemaninya menghabiskan sisa hidupnya, mungkin.

--------------------

Wanita cantik itu terus tersenyum senang, ia telah memutuskan untuk memulai hidupnya kembali.

"kak ve... " sapa manja seorang gadis yang menginjak umur 22 tahun.

" ada apa shani? Hmm? " tanya wanita itu lembut.

"cerah banget kak, cieee yang gak sabar mau tunangan sama kak Adrian"

"apa sih san" ucap veranda malu-malu.

"huh akhirnya perjuangan kak adrian gak sia-sia" ucap shani dengan senyum merekahnya.

Adrian dan shani adalah saudara, walau tidak sedarah.

"kakak rasa galen membutuhkan seorang papa" ucap veranda semakin tersenyum lebar.  Mungkin ia mulai mencintai adrian. Melihat ketulusan laki-laki itu membuat hatinya bergetar.

"asik asik yang falling in love, eh galen mana kak?"

"lagi pergi sama adrian, mau berenang katanya"

"gencar banget ya kak adrian" ledek shani tertawa.

Verendapun ikut tersenyum, tiba-tiba senyumnya sendu ketika teringat akan kinal.

Tidak, ia harus melupakan kinal, mungkin kinal telah bahagia dengan hidupnya.

Dan sekarang gilirannya untuk bahagia dengan hidupnya sendiri, tanpa bayang-bayang kinal.

"eh kak ve tasnya baru bukan? " tanya shani penasaran dengan tas veranda yang kelihatan sangat kinclong, tas yang selama ini ia dambakan.

"ini dari adrian shan" kata veranda lembut.

"giliran adeknya aja gak dibeliin ishh" ucap shani bersungut-sungut, veranda hanya tertawa pelan.

"boleh shani lihat isinya kak? "

" lihat aja shan, gak ada yang berharga kok"

"ih dompet kak ve juga bagus, satu produk ya, awas aja kak adrian beliin cuma buat kak ve doang" cerocos shani kesal.

Tiba-tiba shani terdiam lama, ketika melihat foto yang ada didompet veranda.

Veranda-galen-dan satu lagi, gadis yang selalu membuatnya penasaran, diantara semua pasien dokter riana.

"kak aku perasaan kenal sama cewek ini deh" celetuk shani hingga membuat veranda langsung menatapnya terkejut.









TBC.











SACRIFICE (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang