Crimson Butterflies; The Fatal Frame
By. Luna Sedata
All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc
Mengisahkan tentang event yang terjadi pada game Fatal Frame 2: Crimson Butterfly. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain gamenya. Tentu saja jika reader pernah memainkan gamenya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini.
Mulai Hour. 08 dan seterusnya, detail cerita akan semakin berkembang dan mungkin agak sedikit berbeda dengan alur game-nya. Walaupun begitu, jalan cerita dan ending tetap fix dengan cerita original. Perubahan ini dibuat agar fanfic tidak monoton mengingat game-nya sendiri terdiri dari banyak pertarungan yang berulang-ulang dan tidak perlu (dapat di skip). Well... enjoy the story.
Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.
______________________________________________________________________________
Hour 9 : The Old Tree & Kureha Shrine
“Itsuki, let’s escape together... with me... and Sae...”
~Yae Kurosawa.
“Aku tidak mengerti,” kata Yae tiba-tiba sembari tetap memandang Itsuki dengan heran.
“Bukankah satu-satunya jalan keluar dari desa adalah melalui gerbang utama yang ada di bukit Misono? Gerbang itu dijaga ketat oleh keluarga Osaka dan karena itulah hampir mustahil untuk melewatinya... bagaimana mungkin ada jalan keluar lain...? dan di dalam pohon tua ini...?” kata Yae tak yakin sementara Itsuki hanya tersenyum saja.
“Pohon tua ini hanya samaran, begitu juga dengan altar yang ada di depan kita, tak lain hanya sebuah alat untuk membuka jalan rahasia itu... coba lihat...” kata Itsuki sembari menunjuk sebuah rongga bundar yang bidang, menempel secara vertikal pada dinding altar. Yae melihatnya dengan bingung, rongga tersebut memiliki alur yang saling menyilang tak beraturan dengan lima sekat, masing-masing memiliki simbol aneh yang sepertinya bisa dipasang sesuatu.
“Simbol ini... ini kan simbol keluarga kita...?” kata Yae terkejut.
“Tepat... lima sekat itu harus dipasang dengan lencana keluarga utama desa sesuai simbol yng mengikutinya; lencana keluarga Kurosawa milikmu, lencana keluarga Tachibana milik kami, lencana keluarga Kiryu, lalu Osaka dan Tsuchihara. Sekat yang sudah dipasang itu harus digeser menurut urutan tingkatan yang berlaku, tiga lencana sudah berhasil kucuri, sementara lencana keluarga Tachibana, karena memang sudah milik kami dari awal, jadi aku tak akan ragu untuk memberikannya padamu, tinggal lencana keluarga Kurosawa saja sekarang...” kata Itsuki sebelum menoleh ke arah Yae.
“Yae... aku harap kau bisa—”
“Jangan khawatir...” potong Yae singkat. “Aku tahu di mana lencana keluarga kami disimpan. Toh, ayah sibuk dengan persiapan ritual, dia tak akan sadar kalau aku mencurinya...” lanjutnya lagi dengan nada serius sebelum ekpresinya berubah dan mencoba memikirkan sesuatu.
“Ngomong-ngomong Itsuki, setelah altar ini dibuka, lalu kita harus bagaimana?” tanya Yae lagi.
Itsuki kembali tersenyum untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Butterflies; The Fatal Frame
AdventureDitulis berdasarkan game paling favorit di jepang sejak tahun 2003 silam. Menceritakan tentang Mio dan Mayu Amakura; kembar identik yang secara tidak sengaja tersesat di Desa Minakami. Sembari berusaha mencari jalan pulang, keduanya sadar bahwa desa...