Enhanced; Type-61 Film

2.2K 63 15
                                    

Crimson Butterflies; The Fatal Frame

By. Luna Sedata

All characters belong to Tecmo.inc as this is only one of fan fiction from Playstation 2, X-box, and Nintendo Wii Game. With this disclaimer, author owe nothing with Tecmo-Koei.inc

Mengisahkan tentang event yang terjadi pada game Fatal Frame 2: Crimson Butterfly. Ditulis kembali dengan gaya novel dan alur cerita yang cukup detail sehingga dapat dinikmati bahkan tanpa harus bermain game-nya. Tentu saja jika reader pernah memainkan game-nya akan memudahkan untuk mengikuti kisah ini.

Mulai Hour. 08 dan seterusnya, detail cerita akan semakin berkembang dan mungkin agak berbeda dengan alur game-nya. Walaupun begitu, jalan cerita dan ending tetap disesuaikan dengan cerita original. Perubahan ini dibuat agar fanfic tidak monoton mengingat game-nya sendiri terdiri dari banyak pertarungan yang berulang-ulang dan tidak perlu (dapat di-skip). Well... enjoy the story.

Genre : Adventure, Horror, Tragedy, Fantasy.

______________________________________________________________________________

Hour 17 : Enhanced; Type-61 Film

"Please stay still, Twin Shrine Maiden are forbid to leave..."

~Veiled Priest

Setelah berjalan cukup jauh meninggalkan Mayu di ruang kurungan, Mio mulai berlari menelusuri sisa koridor yang ada, yang jika denah yang ditemukannya benar, mestinya akan membimbingnya menuju pintu keluar belakang menuju desa.

Setelah menuruni sebuah tangga batu kecil, Mio akhirnya sampai di sebuah tempat seperti ruang bawah tanah. Baik sisi kiri maupun kanan adalah dinding tebal yang Mio yakin merupakan dinding batu alami. Mio bisa melihat beberapa sumur yang telah ditimbun habis dengan tanah, melihat semua itu membuatnya berpikir kalau tempat tersebut mestinya adalah area sumber mata air pribadi bagi keluarga Kurosawa. Hal yang cukup aneh mengingat keluarga Kurosawa sudah memiliki sungai besar yang mengalir tanpa henti di dekat Jembatan Bisikan. Melihat semua sumur telah tertimbun dengan rapi adalah bukti kalau area ini tidak pernah dipakai lagi bahkan sebelum desa ini menghilang.

Mio meneruskan perjalanannya, kali ini dengan waspada mengingat setiap langkah kakinya di tempat itu menimbulkan bunyi gema yang mengerikan. Mio menyadari sebuah pintu kayu yang sudah mulai lapuk di salah satu sudut area sebelah kanan, yakin bahwa pintu itulah yang dia cari membuatnya memutuskan untuk segera menghampirinya.

Mio belum berjalan jauh sebelum sebuah suara aneh menghentikannya. Suara itu mirip dengan bunyi sesuatu; seperti benda keras yang dihentakkan berkali-kali ke lantai, karena bergema di seluruh area membuat Mio tidak tahu dari mana asal suara tersebut. Tanpa peringatan apapun, sebuah suara yang lain, kali ini suara seseorang, menegurnya dengan tegas dari belakang.

Crimson Butterflies; The Fatal FrameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang