Happy reading, Enjoy and Relax! 😍😘😘
*********
Keva baru saja selesai memandikan Illo dan kini ia tengah sibuk menenangkan debaran jantungnya yang menggila. Tuhan, tuhan. Maafkan Keva. Dia hanya bermaksud menolong. Bukankah menolong itu mendapat pahala?
Dipandanginya kedua tangannya dengan ngeri.God, tangan ini tadi yang meraba Raba tubuh atletis itu. Tangan ini pula yang membantu Illo membersihkan dirinya.
Ia memejamkan Mata. Masih segar diingatanya bagaimana bentuk tubuh pria itu. Bahunya yang lebar, dadanya yang bidang, perutnya yang kotak kotak, lengan besar dan berotot, dan punggung yang tampak menggoda. Apalagi itu nya- akhh!! Mikir apa sih kamu Keva, marah batinnya.
"MAMA!!" Keva membuka matanya saat mendengar seruan itu. Dan matanya langsung membulat begitu melihat Illo yang tengah berjongkok mengamati cicak mati dengan handuk yang tadi ia lilitkan ke pinggang pria itu sudah jatuh tercecer menampakkan sesuatu yang membuat wajah Keva memerah dan belingsatan sendiri.
Ya tuhan Illo, Aku ini wanita dewasa yang mempunyai nafsu. Jangan sampai aku memperkosamu. Teriak batinnya.
Cepat cepat diraihnya handuk yang terjatuh tersebut dan dipasangkannya lagi ke pinggang Illo dengan cepat pula.
"Illo, jangan dilepas handuknya. Nanti kalau burungnya terbang gimana? Repot kan?"Dan dengan polosnya Illo mengangguk yang membuat Keva tak tahan untuk tak menciumnya. Ya tuhan! Stop it! Baru sehari disini saja Illo sudah membuat dirinya hampir lepas kendali. Bagaimana nanti kalau 2 hari? 3 hari? Atau bahkan seminggu? Keva tak yakin Illo keluar dari sini dengan 'utuh'.
"Burung? Mama punya burung?"
Aduh Illo. Pertanyaanmu itu lho."Mama nggak punya. Udah sana pakai baju. Kamu bisa kan?"
"Mama nggak punya? Illo lihat."
Ya tuhan! Keva lagi lagi mendesah. Hebat sekali. Illo membuat Keva menyebut nama tuhan hampir tiap menitnya. Sungguh hal yang baik."Jangan! Udah sana pake baju. Nanti masuk angin."
Titahnya. Namun Illo menggeleng."Cicak mama."
Tunjuk Illo kepada bangkai cicak mungil yang tergeletak didekat pintu kamar.Diambilnya cicak tak berdosa tersebut dan dilemparnya ke luar jendela kamar.
"AAAAA MAMA!!"
Illo berteriak heboh yang membuat Keva berjengit.
Aduh ini orang satu lebay amat."Ciiicaakk....huaaaaa"
Dan pecahlah sudah tangis membisingkan Illo.DOK DOK DOK DOK
DOK DOK DOK DOK
pintu kontrakannya ada yang mengetuk. Eh, salah. Lebih tepatnya menggedor. Mada ada ketukan se-'halus' itu.
"KEVA PACARMU SURUH DIAM!! ANAKKU NANGIS DENGER SUARANYA. KALAU NGGAK DIAM JUGA KEMASI BARANG BARANGMU!!"
Mati. Itu suara ibu kosnya.
"IYA BUUU"
"Aduh, Illo. Ayo dong diem. sssttt.. Illo mau apa? Hm? Makan? Iya? Illo makan? Udah dong diem." katanya panik sambil menepuk nepuk bahu Illo berusaha menenangkannya.
"Makanan.." sahutnya disertai senggukan sisa tangisannya.
"Oke, makan. Sekarang pake baju dulu ya?"
"Um!"
*********
"Aaaaa" Keva mengacungkan sendok yang berisi nasi dan lauk ke depan mulut Illo. Pria itu menurut. Ia membuka mulutnya yang telah kosong.
Begitu seterusnya sampai nasi dan lauk yang berada di piring ludes berpindah ke perut pria itu. Yah, saat ini Keva tengah melaksanakan tugas sebagai 'mama' yang kedua. Setelah sebelumnya Memandikan, menggantikan pakaian, dan sekarang menyuapai, Tugas selanjutnya yaitu menidurkan bayi besar di hadapannya yang tengah asik memaninkan sendok dan garpu.Keva meringis dalam hati. Kasihan sekali dia. Pria sesempurna itu berkelakuan layaknya balita. Apa sebenarnya yang menyebabkan Illo berkelakuan seperti itu? Siapa pula dirinya yang sebenarnya? Jika dilihat dari tampilannya pertama kali, Keva menduga Illo merupakan orang tajir.
Sweater nya walaupun modelnya simpel tapi bukan sembarangan sweater seperti yang biasa dibelinya di tanah abang. Bermerek cuy! Apalagi training nya, sepatu sneakersnya, jam tangan nya, dan terakhir kalung perak dengan liontin berinisialkan CA. Keva bukannya tak tahu mana barang branded mana barang KW. walaupun dia sering menggunakan barang KW nya, namun ia selalu mengikuti perkembangan barang barang branded melalui televisi, handphone, atau bahkan teman temannya.Dan sekarang, melihat Illo menggunakan pakaian kumalnya membuatnya meringis dalam hati. Yah, walaupun tak menutup ketampanan pria itu, tetap saja tak pantas rasanya.
Kaos oblong kebesaran, dan celana 3/4 Army yang warnanya sudah pudar karna sering dicuci.Untuk kedepannya, mau pakai baju apa ya Illo? Masak cuman 2 itu? Hh, lagi lagi keluar uang. Mana tanggal tua lagi. Duit menipis, kebutuhan banyak, susah memang. Kapan dia kaya?
"Yuk Illo." panggilnya setelah selesai membersihkan alat makan Illo.
Saat ini masih jam 6:30 pagi. Waktu yang sangat tidak cocok untuk kembali tidur. Tapi mau bagaimana lagi? Ia kebagian shift malam. Dan untuk Illo, Keva kira, balita jam segini kembali tidur lumrah kan?Illo berlarian persis anak anak menuju dirinya dan tanpa perhitungan tiba tiba memeluknya begitu saja.
"Ngantuk Mama," gumamnya di ceruk leher Keva."Yaudah yuk tidur."
Keva berjalan terseok seok menuju kamarnya karna Illo yang tak mau melepaskan pelukannya.
Eh tunggu! Keva seakan teringat sesuatu. Ia dan Illo, tidur satu ranjang? Yang benar saja. Mereka sama sama sudah dewasa. Bagaimana kalau terjadi hal yang ia inginkan? Ups!
Ah, anggap saja Illo balita yang tak bisa apa apa. memang dia balita kan?********
"Dan kancil pun mati karena kesombongannya,"
Tutupnya sambil menguap. Tapi tak ada tanda tanda Illo akan tidur. Pria itu bahkan Masih membuka matanya lebar lebar. Sebelumnya memang Keva berinisiatif membacakan dongeng anak anak yang ia dapatkan dari internet. Anak anak kan biasanya akan langsung tidur setelah dibacakan dongeng, pikirnya. Namun setelah melihat Illo masih membuka matanya lebar, Keva mulai ragu. Sebenarnya Illo ini tipe apa? Dibilang pria dewasa, bukan. Anak anak, bukan juga. Iya dewasa, Dewasa tubuhnya. Pemikirannya masih anak anak. Keva mulai frustasi sekarang. Hello!! Dia sama sekali belum menutup matanya sejak pukul 9 malam sampai sekarang. Ia butuh tidur agar dapat bekerja lagi sore harinya."Illo tidur dong," keluhnya pada Illo yang tengah berbaring dengan pahanya sebagai bantalan sedangkan kakinya dijadikan guling oleh pria itu.
Illo mendongak menatapnya dengan mata sayu, seperti mengantuk tapi tak dapat terpejam.
"Mama,,"
Panggilnya."Ya?"Keva setengah sadar menyahuti. Ia sudah akan memjamkan matanya tadi.
"Nenen..."
Kata Illo lagi sambil mencoba meraih dadanya. Refleks Keva menggeplak tangan Illo yang dengan kurang ajarnya sudah bertengger manis diatas dadanya."Illo!"Peringatnya.
Mata Illo berkaca kaca, Kaget mendengar bentakan sang mama. Bahkan tadi tubuhnya sedikit terlonjak.
"Mama..."gumamnya dengan bibir mencebik seperti akan menangis.
Sedangkan Keva sekarang merasa bersalah. Bagaimanapun, sebenarnya Illo adalah balita yang terjebak dalam tubuh seorang pria dewasa kan? Jadi, jika Illo melakukan hal yang dikiranya kurang ajar tadi, itu sama sekali bukan maksudnya. Memang itu kebutuhannya. Dia hanya ingin mendapatkan apa yang biasa dirinya dapatkan dari sosok ibu kan?Keva dilema. Apa ia harus mengabulkan keinginan Illo? Tapi kan,
Ah, ingat Keva. Illo itu balita yang terjebak dalam tubuh pria dewasa. Jangan berpikiran buruk. Bahkan saat mereka mandi bersama tadi, Illo sama sekali tak melakukan hal aneh kan? pria itu hanya bermain air seperti anak anak pada umumnya yang kesenengan saat bertemu air.Baiklah, anggap saja Illo balita, Keva. Fine!
"Sini," putusnya akhirnya sambil menarik kepala Illo agar berbaring tepat di sebelahnya sementara dirinya mengambil posisi seperti ibu yang akan menyusui anaknya.Biarlah. Hitung hitung belajar menjadi ibu lebih Dini.
TBC..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby (Finished)
ChickLitDini hari sepulangnya Keva dari restoran tempatnya bekerja, ia mendapati seorang bayi laki laki yang sedang duduk di depan rumah kontrakannya. Bukan bayi mungil nan lucu seperti yang kalian bayangkan, tapi seorang pria dewasa yang menurutnya tampan...