8. Real Life

6.1K 989 180
                                    

.
.
.
.
.
.

Ever Since
.
.
.
.
.

"Heummm jangan cemberut gitu Bin-aa..."Seong Woo menakup kedua pipi Hyun Bin. Mereka sudah sampai di depan kantor Seong Woo tapi Seong Woo belum juga keluar dari mobil Hyun Bin

"Aku benar-benar panas tuh. Aku sakit dan tidak masuk kerja"Keluh Hyun Bin  sambil menggenggam tangan Seong Woo yang menenangkan

"Hari ini banyak anak magang yang datang interview Bin-a. Aku tidak bisa izin"Keluh Seong Woo sebenarnya juga berat hati tidak bisa menjaga Hyun Bin

Akhirnya Hyun Bin mangangguk mengerti dan mengecup telapak tangan Seong Woo. "Cium aku"Pintanya sambil memejamkan matanya

Seong Woo tersenyum gemas lalu mencium pipi kanan Hyun Bin cukup lama. Namun setelahnya Hyun Bin membuka matanya sebentar dan menggeleng. Ia menunjuk bibirnya dan ia ingin di bibir.

Seong Woo menjadi gugup tentu saja sejauh ini ia masih kaku dengan yang namanya berciuman. Benar dalam keadaan ini Seong Woo memang lemah, pasangan mana yang akan senang kalau  kekasihnya berpikir dua kali untuk menciumnya. Sampai akhirnya  Hyun Bin membuka matanya dan melihat wajah gugup Seong Woo.

Cup!

Akhirnya Hyun Bin yang memajukan kepalanya dan mengecup bibir Seong Woo. Hanya sekedar mengecupnya sesaat , bahkan itu sudah membuat Seong Woo tambah gugup. Hyun Bin mengusak kepala Seong Woo seraya membuat Seong Woo tidak gugup tapi wajah Seong Woo malah tambah memerah.

"Nah sudah jam berapa ini. Kau bisa telat"Ucap Hyun Bin menyadarkan Seong Woo

"Ah iya aku kerja dulu"Ucap Seong Woo sambil mengenakan tas selempangnya

"Nanti aku akan menjemputmu"Ucap Hyun Bin dan Seong Woo mengangguk manis  sebelum akhirnya keluar dari mobil Hyun Bin.

Hyun Bin melajukan mobilnya dengan santai. Di telinganya tertempel earphone dan sedang menunggu panggilannya di jawab.

"Ada apa Bin-a?"

"Aku sedang kesal dengan Seong Woo"

"Lalu kau mau kemari?"

"Apa kita bisa melakukannya pagi ini?"

"Apa yang tidak untukmu Bin-a"

Hyun Bin menarik senyumnya mendengar penuturan manis itu"Aku mencintaimu Hyung"

~~~~~~

Di kamar berdominasi warna navi itu  terdapat beberapa pelayan yang sibuk menyiapkan baju untuk tuan muda yang akan datang interview ini. Namun ia terlihat bingung, ia hanya ingin tampil sederhana. Bagaimanapun ia tidak mau orang akan segan padanya jika mengetahui siapa ayahnya.

"Tidak-tidak,  aku tidak perlu aksesoris"Ucap Daniel saat pelayan mengeluarkan beberapa aksesoris

Akhirnya pilihannya hanya celana bahan hitam , kemeja putih dengan dasi biru tua juga rambutnya yang tertata rapi kebelakang. Beberapa kali ia bercermin bahkan saat memakai dasi ia berpose seperti layaknya model dengan mulutnya yang melontarkan betapa kagumnya dia pada diri sendiri. Masa bodo jika para pelayan di belakangnya menganggapnya terlalu percaya diri, lagi pula siapa yang berani bilang dia jelek?  Ia menjamin akan membuat orang itu menarik kata-katanya saat mereka berakhir di ranjang.

Daniel menyambar tasnya lalu berjalan santai keluar dari kamarnya. Namun langkahnya terhenti melihat tumpukan majalah High N itu berada di meja belajarnya.

"Ong Seong Woo wait for me!"Ucapnya sambil menunjuk tumpukan majalah itu

Sampai di bawah ia sudah melihat ayahnya dan Woo Jin makan di meja makan. Ia menyapa mereka dengan riang lalu duduk  menikmati roti panggang dan susu coklatnya. Ayahnya yang tidak tahu apa-apa menatap heran melihat penampilan Daniel hari ini.

Ever Since (ONGNIEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang