19. Blind (2)

4.9K 802 78
                                    

🔞
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ever Since
.
.
.
.
.
.

"Ahhh"

Tubuh Seong Woo merinding, bibirnya masih bergerak perlahan. Benda yang tak asing itu terus melesak dalam rongga mulutnya. Tangannya yang digenggam sang dominan membalas dengan erat genggaman itu. Berharap tenang namun dirinya malah begitu gugup dengan tangannya yang berkeringat.

Beberapa kali Daniel mengeluarkan desahannya, Seong Woo terlalu baik untuk kali pertamanya. Lidah dan bibir favoritnya kini dua kali lipat lebih lihai bermain dengan adiknya. Terlepas dari hal yang baru saja terjadi, nyatanya mereka sudah buta.

"Uhuk... "

Daniel hanya terkekeh saat Seong Woo tesedak karena cairannya memenuhi rongga mulut Seong Woo. Ia bangkit untuk duduk sambil menarik pinggang telanjang Seong Woo. Membuat tubuh mereka menempel satu sama lain.

"Dirty." Ucap Daniel dengan nada rendahnya mengusap sekitar bibir Seong Woo yang terpenuhi dengan noda putih itu.

Seong Woo masih menatap lekat seluruh lekuk wajah Daniel. Bahkan ketika Daniel kembali menganti posisinya menjadi berbaring di bawah kungkungannya. Namun tak ada yang mengerti dibalik tatapannya. Tatapannya tak berubah walau nafasnya mengebu saat wajah Daniel semakin dekat.

Perlahan Seong Woo memejamkan matanya berharap kali ini ciuman itu bisa membuatnya tenang.

Cup.

Seong Woo malah kembali membuka matanya karena Daniel tidak mengecup bibirnya. Melainkan sudut bibirnya, membersihkan semua noda yang menjadi lengket , tapi itu malah membuat Seong Woo kesal. Sampai akhirnya Seong Woo mengerakan kepalanya untuk mencium Daniel tapi Daniel mengelak.

"Mengangkang." Ucapan Daniel tapi Seong Woo tidak melakukannya.

Daniel berkedip heran menatap Seong Woo yang tak berkedip menatapnya. Akhirnya ia meraba bagian bawah Seong Woo namun Seong Woo tetap merapatkan kakinya.

"Ahh" Eluhan Seong Woo keluar dan matanya berhasil berkedip dengan Daniel yang meremas penisnya yang kembali menegang.

"Kiss me first." Ucap Seong Woo wajahnya benar-benar memerah karena kali ini dengan sadar ia meminta Daniel terlalu banyak.

"Kau banyak berubah. Aku suka itu." Daniel tersenyum sebelum melahap habis bibir Seong Woo.

Tanpa diduga ciumannya menjadi tak tenang karena gerakan tangan Daniel yang membuatnya terus gelisah. Bibir keduanya masih mengecap satu sama lain kala Seong Woo akhirnya mengangkang dan cairannya keluar dengan cepat. Tak lama ciumannya juga terhenti saat menyadari nafas mereka yang sudah mau habis.

"AH!"

Seong Woo meremat seprai ranjangnya dengan kuat. Tanpa aba-aba Daniel melesatkan jari tengahnya yang kini dengan sempurnya masuk seutuhnya. Tapi rasa perih dan kaget belum bisa diminimalisir oleh Seong Woo. Pelupuknya berkeringat dan dadanya naik turun dengan cepat.

"Relax baby. Ini tidak semenyakitkan milikku." Daniel membisikan kata penenang itu namun Seong Woo masih belum bisa merasa rilex.

"AH!" Seong Woo kembali berjerit saat dua jari kini audah melesat di dalamnya.

"Lihat kau mulai menghisap jariku." Ucap Daniel membuat Seong Woo malu karena merasakan rektum Seong Woo yang menyempit.

"Da..daniel-" Seong Woo menjulurkan sebelah tangannya meraih leher Daniel untuk kembali mendekat padanya.

"Can i move?" Daniel bertanya sambil memberi jarak pada wajahnya dengan wajah Seong Woo.

"Kiss me first." Lagi Seong Woo mengatakannya.

"Ah tidak Seong Woo, aku tidak bisa mendengar desahanmu kalau kita berciuman." Ucap Daniel.

Seong Woo menggeleng lemas, ia benar-benar ingin mencium Daniel baginya ia ingin membuang rasa rindunya sekarang juga. Namun Daniel hanya mengecup bibir Seong Woo sesaat lalu mulai mengerakan jarinya.

"Nghhhh Ahhh"

"Lebih kencang baby." Ucap Daniel, jarinya bertambah tanpa izin dan gerakannya menjadi brutal.

"Ahhh Da..Dan..Daniel please Nghhh sto-Ngghh."

Namun tubuh Seong Woo berkata lain. Rektumnya dengan mantap melahap habis jari-jari Daniel seakan tidak mau kalah dengan gerakan brutal Daniel.

Daniel tidak tahan melihat tubuh polos itu mengelinjang dalam kendalinya. Ia mengeluarkan jarinya dan mencium Seong Woo. Seong Woo mengalungkan tangannya di leher Daniel dan membalas setiap lumatan Daniel yang ia inginkan.

Ciuman Daniel turun pada leher jenjang Seong Woo yang sebelumnya sudah ada beberapa tanda. Ia menambahkan banyak tanda juga pada dada Seong Woo yang naik turun dengan cepat. Daniel suka itu, ditambah desahan Seong Woo yang keluar saat ia menghisap putingnya.

"Seong Woo." Seong Woo membuka matanya menatap manik mata Daniel yang begitu sempurna.

"Aku mencintaimu."

Keduanya terdiam. Tidak memperdulikan kondisi mereka saat ini. Namun keduanya masih bicara pada diri sendiri. Keduanya sama-sama meyakinkan dalam maksud yang sama.

Daniel tidak menyangka dirinya bisa mengatakan hal yang selama ini menjadi keraguannya. Seong Woo tidak menyangka kalau hubungannya dengan Daniel akan sejauh ini. Daniel mulai serius dan Seong Woo tidak ingin itu.

"Kiss me?" Seong Woo tidak tahu kenapa ia bisa kembali menginginkan ciuman Daniel.

Daniel tidak bergerak sama sekali dan Seong Woo akhirnya bangkit. Mereka duduk ,Seong Woo yang berada di pangkuan Daniel dengan kaki yang mengapit pinggang Daniel. Tidak ada yang bisa menutupi nafsu mereka.

"Kita bisa selesaikan ini dulu?" Tanya Seong Woo setelah mengecup pipi Daniel sekilas.

Daniel tertawa menghadapi sikap Seong Woo yang benar-benar tidak seperti dulu. Daniel menakup kedua pipi Seong Woo dan menatap lekat wajah yang sangat ia kagumi.

Tak tahu berapa kali mereka saling membaca dalam tatapan mata. Daniel mengeluarkan semua kenyataan yang ada pada dirinya. Bahwa ia tidak ragu ataupun menyesali dengan apa yang ia katakan.

Mereka kembali hanyut dalam ciuman. Seong Woo tidak menyangka kalau kali ini kegundahannya tidak reda. Bibir mereka saling menuntut tapi pikiran Seong Woo tidak berubah menjadi tenang. Semua yang terjadi memang salah dan seharusnya ia tidak melanjutkannya ataupun menikmatinya.

Seong Woo tahu suatu hari dimana zona ini akan berakhir dan menyisakan banyak luka. Seong Woo menyadari cinta berdasarkan nafsu seperti ini tidak seharusnya mengganggu susunan masa depannya. Baginya hari ini kali terakhir mereka dan dia harus berubah.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hayoo siapa yang minta ena ena dichap blind gue post?

Nah sekian ena ena ter-baper/?

Jadi chap ini flashback karena sebelumnya ang gak ada rencana mau next chap hari ini hehe.

Dan tentang ongbin,guanong,ongniel itu sudah saya tentukan. Termakasih kalian yang sudha berpartisipasi dan maaf kalo ada yang di phpin wkwk

Jangan lupa vote an comment yaawww

See You~

Ever Since (ONGNIEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang