10

5.7K 360 15
                                    

Rafiq Pov

Aku tak habis fikir semua malam ini akan berakhir dengan kekacauan seperti ini, semua tak sesuai harapan sama sekali. Aku menatap heran pada wanita yang bernama Lily sungguh baik dan apik permainannya.

Mataku terus menatap wanita yang setengah hilang kesadarannya di depanku dengan ekspresinya yang terlihat marah dan benci ke arahku.

Sangat tak habis fikir kenapa harus Reina yang terkena imbas dari jebakanku kali ini, di antara banyaknya manusia yang sedang berkumpul kenapa harus Reina?

"Hey kenapa kau Rei?" ujar seorang pria yang tak ku tau namanya sambil mengguncangkan tubuh Reina pelan

"Aku sangat benci pria itu, sangat benci sekali sangat sangat benci" katanya menatap ke arahku dan tangannya mengacungkan jari telunjuknya.

"Kau kenapa Reina?" tanya Shinta terlihat khawatir

"Aku kenapa? Aku sangat menderita selama hidupku mengenalnya" tunjuknya lagi padaku dengan asal

"Sakit sekali rasanya seakan ingin mati" ucapnya lagi memegang dadanya dan meletakan kepalanya di atas meja di hadapannya

"Kau harus pulang sekarang Rein" ucapku sambil berdiri dan mendekat ke arahnya yang mungkin sudah hilang kesadarannya.

Aku mengangkat tubuhnya yang sedang melungkupkan kepalanya di atas meja, dan menariknya untuk berdiri.

"Jangan sentuh aku, kau sangat membenciku bukan? Kenapa kau menyentuhku?" tanyanya bodoh saat aku hendak membawanya

"Diamlah, kau sangat cerewet sekali" ucapku dingin

Reina meletakan jari telunjuknya di depan bibirnya dan mengangguk sambil berjalan sempoyongan.

"Kau mau membawa dia kemana?" tanya seorang pria padaku sambil menatapku tajam

Tunggu, bukankah dia dokter yang pernah ku temui sewaktu di rumah sakit saat Arla kecelakaan? Oh tuhan dunia ini sungguh sangat sempit, pantas saja aku seperti mengenal wajahnya namun tidak mengingat namanya.

"Aku akan mengantarnya pulang" ucapku dingin dan membawa Reina dengan memapahnya.

Aku melangkah menuju parkirkan mobil, bagaimanapun aku harus tanggung jawab dengan apa yang Reina alami karena semua ini karena kecerobohanku menganggap wanita sialan itu mudah di bohongi.

"Kau masih marah padaku?" tanyanya saatku hendak membuka pintu mobil

"Kau selalu marah padaku, kau pria tua yang jahat" hardiknya sambil tertawa

Aku tersenyum kecut mendengar ucapannya.

"Aku sangat membencimu RAFIQ" ucapnya penuh penekanan saat memanggil namaku.

"Tapi aku tak bisa menghilangkan rasa cintaku padamu Rafiq, aku harus bagaimana?" katanya dengan nada sedih

Aku terus membiarkannya mengoceh terus menerus saat kami sudah berada di dalam mobil untuk mengantarnya pulang.

"5 tahun... 5 tahun, aku seperti orang gila merindukanmu Rafiq sialan" ucapnya sambil tertawa namun belinang airmaga

Aku terdiam tak berbicara sepatah katapun, hanya mendengarkan perkataannya dan memandang wajahnya yang menampakkan kesedihan yang mendalam

"Kau sangat jahat padaku, aku sangat mencintaimu selama ini dan kau pasti sudah tau kan?" ucapnya lagi memegang kepalanya

"Kenapa pusing sekali kepalaku? Apa aku sudah minum racun untuk mengobati luka hatiku? Ini obat macam apa ya, aku tak pernah meracik obat seperti ini" ucapnya dengan nada bodoh

Sacrifice Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang