15

5.8K 334 7
                                    

Author Pov

Rafiq merasakan kecewa yang sangat besar saat Reina menolak ajakannya, walaupun tak secara langsung tetap saja Reina menolaknya dan sagat melukai harga dirinya.

Belum pernah seumur hidup Rafiq mengundang seorang wanita ke rumahnya untuk makan malam bersama puterinya, tak pernah juga ia menyangka bahwa mulut lancanganya itu akan menawarkan undangan yang tak pernah terencanakan olehnya sebelumnya.

Walaupun Rafiq telah berjanji pada Arla akan mengajak Reina ke rumah mereka, tapi Rafiq tak pernah menentukan kapan itu akan di rencanakan, dan ketika melihat Reina hatinya seolah menggelitik ingin mengucapkan hal tersebut.

"Aku akan menemuimu di tempat biasa, tunggu aku sebentar lagi.." ucap Rafiq yang masih mengendarai mobilnya

Setelah Rafiq selesai mengirim pesan pada puteri kecilnya bahwa bunda kesayangannya takkan pernah akan datang kerumah mereka dan Rafiq takkan membawa Reina pada Arla.

Karena Rafiq yakin Reina sudah mempunyai kehidupannya sendiri, tak mungkin bagi Rafiq melibatkan Reina yang sudah akan menentukan hidupnya untuk kebahagiaan puterinya, Rafiq tak mau Reina merasa terpaksa menyayangi Arla

Rafiq bisa melihat dari cara Reina tersenyum kepada pria yang bernama Bams itu, dan perlakuan Bams pada Reina yang seolah olah bahwa mereka memang memiliki hubungan khusus.

Rafiq tersenyum kecut saat mengingat ungkapan cinta yang Reina ucapkan padanya saat wanita itu tengah dalam keadaan mabuk, dan jujur itu membuat hatinya sedikit meluluh pada Reina. Namun semua itu hanya bualan semata, Reina memang wanita yang selalu mengumbar cinta pada setiap pria. batin Rafiq

Ckiiitt

Suara rem berdecit saat Rafiq menghentikan mobilnya di sebuah club yang sudah nyaris tak pernah Rafiq kunjungi saat ia merasakan kepenatan dalam hidupnya,
Dan sekarang Rafiq mengunjungi club ini bukan karena Rafiq merasa cemburu kepada Reina bersama pria lain.

Tapi karena Rafiq begitu marah pada Reina yang telah menginjak harga dirinya, yang selama ini ia jaga untuk tidak meminta atau memohon pada siapapun meskipun itu untuk kebahagiaan puterinya, tapi pada Reina saja ia bisa melakukan hal itu.

"Rafiq.." panggil seorang pria yang tengah duduk bersama bartender

Rafiq tersenyum kearahnya dan menghampiri pria yang bukan lain adalah Dhika sahabatnya.

"Kenapa kau kemari? Apa ada masalah yang sangat besar yang sedang kau hadapi?" tanya Dhika menatapnya dan tak lama meneguk tandas minumannya.

"Aku hanya ingin sedikit bersenang senang dengan semua ini" ucapnya ambil mengangkat gelas minuman yang sudah ia pesan

Rafiq meneguk minuman itu sekali tegukan dan langsung tandas tak bersisa. Setidaknya hanya dengan minuman ini Rafiq bisa melepaskan kepenatan dalam dirinya dan perasaan aneh yang selama ini mengganjal hatinya.

________________

Reinaa Pov

Sebenarnya aku sama sekali tak menginginkan hal seperti ini, ku pikir Bams hanya mengajakku makan malam biasa tanpa harus mengunjungi tempat tempat yang jarang sekali aku kunjungi.

Bukan aku tak pernah merawat diriku seperti wanita lain, tetapi aku kurang suka merawat atau mempercantik diri berjam jam di salon, itu sangat membuang buang waktu.

Aku lebih suka merawat diri dengan caraku sendiri, olahraga teratur, mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari serta istirahat cukup dan perbanyak minum air putih untuk menyetabilkan tubuh dan mempercantik diri luat dan dalam.

Aku menatap seorang wanita yang berpenampilan ala princess dan berambut merah menyala yang menyilaukan mata mendekat kearahku dan Bams.

"Selamat malam bramastyo, tumben sekali anda berkunjung kemari" sapanya ramah pada Bams

Sacrifice Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang