2

7.1K 464 11
                                    

Rafiq Pov

Aku frustasi mencari keberadaan Arla yang masih belum juga ku temui, saat ini perasaanku sangat kacau belum lagi omelan Mommy yang membuatku tak bisa berfikir secara tenang.

Harus ku akui, aku memang tidak becus menjadi seoarang Ayah. Sampai saat ini aku masih takut belum bisa menjadi Ayah sesungguhnya untuk puteriku Arla, bukan aku tak ingin mencoba dan membiasakan diri dengan peranku sebagai Ayah yang baik dan perhatian kepada puteriku seperti impian ku dulu saat bersama Naina istriku tercinta.

Aku selalu ingin menjadi suami dan Ayah yang baik untuk mereka, tapi nyatanya harapan itu sirna karena Naina belahan jiwa dan hidupku pergi meningglkanku selamanya.

Naina memang gadis yang lemah, namun aku sangat mencintainya. Bahkan lebih dari apapun dia adalah cinta pertamaku di saat SMA.

Saat mengandung Arla, Naina di sarankan untuk tidak memiliki anak karena kondisi fisiknya sangat tidak baik saat masa itu, tapi ia tetap bebel ingin memiliki anak untuk menyenangkan hatiku.

Sungguh aku sangat mencintainya sampai saat detik ini tak ada yang bisa menggantikan dirinya di kehidupan dan hatiku, walaupun banyak sekali wanita yang mendekatiku, tapi sama sekali aku tak pernah tertarik pada mereka semua.

Aku menyenderkan tubuhku di kursi mobilku merasakan denyutan di kepalaku yang nyaris meledak, sekarang sudah sore dan hampir malam tapi tak ada tanda tanda dari keberadaan Arla.

Ku pejamkan mataku, merutuki kebodohan yang telah ku perbuat. Sampai harus kehilangan Arla,

Suara getaran ponselku mengalihkan fikiranku, aku menjawab panggilan itu dan sangat terkejut mendapat kabar bahwa Arla kecelakaan terserempet motor,

Jantungku seperti akan meloncat keluar mendengar yang Mommy kabarkan kepadaku, karena pihak kepolisian datang ke rumah dan memberitahukan kabar duka padanya.

Tak fikir lama aku langsung menuju rumah sakit yang telah Mommy berikan dari pihak kepolisian tadi dan bertemu dengan puteriku, dengan kecepatan penuh ku melajui mobilku.

Ku langkahkan kakiku bersama Mommy yang ku temui tadi saat aku sedang berjalan masuk di depan rumah sakit, aku melangkah tergesa langsung menuju ke arah ruangan Arla. Karena sempat tadi Rafiq menanyai keberadaan puteri kecilnya pada resepsionis rumah sakit.

"Kalo sampai Arla terluka parah, Mommy takkan pernah memaafkanmu RAFIQ" ucap Mommy penuh penekanan

Aku menuju ruangan Arla dan melihat seorang dokter yang keluar dari ruangan tersebut, aku melihatnya sekilas dan tanpa perduli aku langsung masuk menemui Arlaku.

Ku lihat Arla dengan seorang dokter pria yang wajahnya begitu tak asing di penglihatanku.

"Arla, maafkan Nenek sayang, pasti ini sangat sakit!" ucap Mommy sambil mengusap pucuk kepala Arla

Arla menatap ke arahku, matanya berkaca melihatku tak bereaksi hanya terdiam melihat keadaannya yang sebenarnya sangat memohok hatiku

"Sayang, maafkan Daddy." ucapku serak

Seorang dokter pria yang sedari tadi tak ku hiraukan keadaannya memeriksa keadaan Arla, dan meninggalkan ruangan sambil tersenyum ke arahku

Tunggu sepertinya aku pernah melihat pria itu sebelumnya, tapi dimana? Tanpa ingin ku memikirkan pria itu terlalu dalam lagi, aku menghampiri puteriku dan menggenggam tangannya

"Daddy jahat... Daddy ga sayang Arla" isaknya sambil melepas tanganku di jari mungilnya

Aku terdiam mematung mendengar ucapan yang terlontar dari bibir mungilnya, yang membuat hatiku terasa sakit melihat puteriku seolah membenci Ayahnya sendiri.

Sacrifice Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang