25

6K 321 6
                                    

"Daddy..... Hari ini Arla bertemu bunda Rei, Daddy mau ikut?" tanya Arla ceria

Rafiq menatap rona kebahagiaan yang terpancar di wajah puterinya dan bergumam "Daddy masih ada sedikit urusan di kantor"

Saat Arla hendak mengambil tas ranselnya tiba tiba ia terdiam dan berkata pelan "Daddy... Kenapa bunda Rei selalu lupa padaku? Bahkan setiap hari Arla selalu menemui bunda Rei.. Hikkss.. Hikksss..."

Sudah hampir setiap hari di bulan ini Arla tak pernah absen mengunjungi bunda kesayangannya, alasannya masih tetap sama agar Reina tak melupakannya tapi ia harus kecewa karena bundanya selalu melupakannya

"Sayang.. Kau harus tetap bersabar, bunda sedang sakit, kau bisa bersabarkan?" tanya Rafiq lembut dan menggendong Arla

Arla mengangguk sambil memperlihatkan matanya yang berkaca oleh airmata

"Daddy... Kenapa bunda Rei tak menjadi bunda Arla selamanya?" celetuk Arla

Rafiq hanya terdiam mendengar ucapan puterinya yang memang berkali kali menanyakan hal itu, jika pertanyaan itu muncul selalu saja ada kata andai dalam pikirannya, tak banyak ia menyesali semua yag telah terjadi. Ia bisa saja merubah kenyataan dan hidup bersama Reina, namun bisakah ia menerima kekurangan Reina selamanya?

___________________

Bel berbunyi nyaring dan memekikkan telinga penghuni rumah, Reina dengan pelan menghamipri pintu dan membukanya

Sebuket besar bunga tulip segar yang pertama kali ia lihat di depan matanya, hanya bunga yang berada di pangkuan seseorang dan nyaris menutupi wajah pembawanya.

"Permisi, apa anda mencari seseorang?" tanya Reina mencoba melihat ke arah seseorang di hadapannya

Pria itu menurunkan bunga itu dan menatap manik mata Reina yang sudah hampir satu bulan ini tak pernah ia tatap secara langsung,

Pria itu tersenyum dan mulai berkata "Apa kabar Angel, apa kau merindukanku?"

Reina hanya diam mematung menatap pria yang berbicara padanya, dia hanya tersenyum dan masuk kedalam rumah kembali membiarkan pintunya terbuka

Anthonio menghela napasnya pelan dan mengikuti Reina memeluk tubuhnya pelan dan berbisik lembut "Apa kau tau aku nyaris gila karena merindukan dan mengingatmu terus menerus"

Dengan perasaan risih Reina menepiskan tangan Anthonio yang melingkar di perutnya dan bergumam tajam "Lepaskan aku, aku bahkan tak mengenalmu sama sekali"

Deg

Sudah satu bulan ini Anthonio meninggalkan Reina karena urusan bisnisnya yang sangat menyita banyak waktunya. Sehingga ia terlupakan oleh wanita yang sangat ia rindukan setiap hari.

Ada rasa sesak di hatinya, namun ia menepis semua rasa sakit dihatinya saat ini dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk terus bersama Reina bagaimanapun keadaannya

"Baiklah, apa kau mau berteman denganku?" tanyanya lembut

Reina menatap bingung kearah Anthonio yang terasa asing "Nio, panggil aku Nio..." pintanya

"Bunda Rei....." suara melengking berasal dari seorang gadis kecil yang berlari dan berhambur di pelukan Reina

Dan untuk kesekian kalinya ia tak mengingat siapa gadis yang berada dalam pelukannya, "Bunda kemarin Arla berjanji akan membawakan ini"

Arla memperlihatkan beberapa cemilan kesukaan Reina dan menaruhnya di meja, dengan tatapan tak suka Arla melihat kearah Anthonio yang memberikannya senyuman manis

Anthonio mendekati Arla dan membungkukkan badannya sejajar dan berucap "Senang bisa melihatmu lagi gadis kecil yang cantik"

Arla tak memperdulikan perlakuan Anthonio dan terus mengajak Reina mengobrol tanpa lelah, sesekali ia terus berbicara pada Reina. Walaupun Reina tak menanggapi ucapan gadis malang itu

Sacrifice Of Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang