2 Hearts to Love

43 0 0
                                    

Marriage is not about age, it's about finding the right person.

Sepertinya orangtua Gadis tidak pernah mendengar quote itu sehingga mereka terburu-buru menikahkan anak perawan satu-satunya, yang paling mereka sayangi dengan seorang lelaki asing.

Lelaki asing.

Well, itu adalah sebutan Gadis untuk seorang lelaki berumur 25 tahun yang akan menjadi teman hidupnya. Memang usia lelaki itu sudah matang untuk menikah. Tapi bukan berati harus menikahinya juga, kan?

"Pi, masa Gadis mau dinikahin sama orang yang nggak dikenal sih?" rengek perempuan yang 3 bulan lagi genap berusia 22 tahun.

"Papi sama Mami kenal kok," jawab perempuan berumur separuh baya yang gemar mengenakan kebaya sebagai pakaian sehari-harinya. Ia memandang putri kesayangannya dengan khawatir, "Kamu itu sudah dewasa, Nduk*. Mau ditunda sampai kapan menikahnya? Mami udah pengen nimang cucu."

"Bibit, bebet, dan bobot calon suami kamu itu tidak perlu diragukan lagi, Nduk." Papi akhirnya angkat bicara. "Dia lahir dari keluarga yang baik, lulusan dari universitas luar negeri, keluarganya juga kenal baik dengan Papi. Apalagi yang kamu tunggu, Nduk?"

"Tapi Gadis nggak cinta, Pi." Gadis masih berusaha menolak perjodohan yang digagas kedua orangtuanya ini. Gadis tidak mau durhaka pada kedua orangtuanya, tapi menikah itu hanya sekali seumur hidup. Dan Gadis ingin memilih sediri lelaki yang akan menemaninya sampai maut memisahkan nanti.

"Witing tresno jalaran soko kulino**, Nduk." ujar Mami santai.


----
*panggilan dari orangtua untuk anak perempuan, berasal dari bahasa jawa

**ungkapan dalam bahasa jawa yang artinya cinta tumbuh karena terbiasa

To Hurts 2 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang