"Mau kemana, Den?" Tanya Pak Khris ketika Altarra keluar rumah, menuju garasi.
"Aku bawa mobil sendiri, Pak." Jawab Altarra sambil masuk ke dalam garasi. Ia memilih Porsche Cayman hitam untuk dikendarai.
Mobil yang baru menghuni garasi rumahnya sejak dua bulan lalu itu adalah hadiah pernikahan dari klien Altarra di eropa.
Altarra memacu Porsche Caymannya membelah jalan antara rumahnya dan rumah orangtuanya. Untungnya kondisi jalan saat itu terbilang cukup sepi sehingga Altarra bisa sampai sebelum waktu makan siang.
"Siang, Den." Sopir keluarganya menyapa sopan ketika Altarra keluar dari Porsche. Ia menyerahkan kunci kepada Sang Sopir untuk memarkirkan mobilnya.
"Selamat siang, Tuan Altarra." Seorang asisten rumah tangga menyapanya ketika memasuki rumah.
Altarra membalas dengan anggukan. Ia segera menuju lantai dua, kamar masa lajangnya.
Pintu kamarnya tidak terkunci, Altarra berjalan pelan memasuki ruangan dan mendapati Gadis sedang duduk di sofa. Ia sedang menonton acara televisi ditemani secangkir teh dan kue kering.
Altarra berdiri di belakang pintu. Menikmati pemandangan di hadapannya. Mau dilihat berkali-kali pun, Gadis adalah perempuan yang sangat cantik. Betapa bodohnya Altarra telah mensia-siakan perempuan itu selama ini. Harusnya ia bersyukur memiliki Gadis di sampingnya.
Ketika sedang asyik menikmati wajah cantik istrinya, tiba-tiba Gadis menoleh. Keduanya bertatapan.
"Ehh oh, hai." Kata Altarra canggung. Wajahnya bersemu merah karena ketahuan sedang mengamati Gadis.
"Hai," jawab Gadis pelan. "Sedang apa disana?"
"Err." Altarra menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal. Ia berjalan mendekati Gadis. "Gue barusan datang. Lu asyik lihat tv jadi nggak mau ganggu."
Gadis memandang lelaki yang kini sedang menemaninya duduk di sofa. Somehow, ada yang berubah pada Altarra. Ia sedikit lebih bersahabat dibandingkan sebelum-sebelumnya.
"Ka...kamu mau?" Wajah Gadis memerah ketika Altarra memandangnya lekat-lekat tanpa berkedip. Ia mengulurkan castangels yang baru ia gigit ke Altarra. "Ehh, sorry. Aku ambilkan yang baru."
Tanpa disangka Altarra menyambut uluran tangan Gadis dengan senang. Ia melahap sisa castangels di tangan Gadis. Membuat wajah perempuan itu semakin memerah.
"I..ini kalau mau lagi." Gadis menyodorkan toples berisi castangels. Namun Altarra menahan toples itu sehingga menjadi jarak antara tubuh Gadis dan tubuhnya.
"Gue nggak mau kue," Altarra mencondongkan wajahnya. Sehingga Gadis bisa merasakan embusan napas lelaki itu. "I want you."
Sebelum Gadis bisa menjawab, mulutnya sudah terkunci oleh bibir Altarra. Perasaan aneh menjalar ke tubuh Gadis. Dadanya membuncah senang, seperti ada ribuan petasan berhamburan di perut Gadis.
"I'm sorry," Altarra meminta maaf ketika melihat wajah Gadis pucat kehabisan napas gara-gara ciumannya.
Ia mendekatkan kepalanya ke kepala Gadis sehingga hidung keduanya bersentuhan. "Aku minta maaf untuk semua perbuatanku selama ini. Ayo kita mulai dari awal lagi, mulai sekarang kamu adalah prioritasku."
Altarra merubah kata gue pada kalimatnya menjadi aku. Hal yang biasa ia lakukan kepada orang-orang terdekatnya.
Gadis mendorong dada Altarra pelan sehingga ia bisa menatap ke dalam mata suaminya.
"Apa aku bermimpi?" Tanya Gadis. "Sejak kapan Altarra bisa semanis ini padaku?"
Altarra menarik Gadis ke dalam pelukannya. Ia bergumam pelan, "Maafkan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
To Hurts 2 Love
RomanceMarriage is not about age, it's about finding the right person. Gadis yang baru akan berusia 22 tahun terpaksa menikahi lelaki pilihan orangtuanya. Meninggalkan cita-citanya dan mengabdi pada suami. Altarra yang masih tidak bisa move on dari cinta p...