Part 2

17 1 0
                                    

Gadis menyandarkan tubuhnya ke sandaran tempat tidur. Rasa lelah yang menyerang tubuhnya sudah tidak tertahankan. Perlahan-lahan matanya terpejam.

Altarra keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia menghampiri Gadis yang sudah terlelap. Lelaki itu memandang sosok perempuan yang telah menjadi istrinya. Ratu Ayu Gadis Jelita Soerjaningrat, putri satu-satunya dari salah satu bangsawan sekaligus anggota parlemen Raden Ahja Soerjaningrat. Seperti namanya, Gadis adalah perempuan yang ayu, cantik jelita. Parasnya yang mungil dan perawakannya yang langsing mungkin membuat perempuan-perempuan lain di dunia iri padanya.

Semakin diamati, Altarra semakin menyadari betapa cantik istrinya itu. Parasnya ayu khas ningrat, bulu matanya lentik alami, bibirnya tipis merona merah meski tanpa lipstik. Rambutnya panjang, berwarna hitam dengan kulit putih langsat.

"Emm..." Gadis mengigau dalam tidurnya, membuat Altarra segera menarik tangannya yang terulur, hampir menyentuh wajah Gadis.

"Sorry," gumam Altarra pelan. Ia menyelimuti tubuh Gadis sebelum menuju ke ruang tamu.

Pagi hari, saat terbangun, Gadis tidak menemukan suami di sampingnya. Kasur bagian Altarra terasa dingin, tanda bahwa Sang Suami tidak tidur di sampingnya malam itu. Dengan sedikit khawatir, Gadis menuju ke ruang tamu. Ia mendapati suaminya tengah tidur di sofa. Berbagai macam perasaan berkecamuk di hati Gadis. Banyak yang ingin ia tanyakan pada suaminya itu, tapi melihat wajah polos Altarra yang sedang terlelap menggoyahkan hati Gadis. Ia berjalan ke pantry dan membuat secangkir kopi.

"Lagi ngapain kamu pagi-pagi?" suara Altarra membuat Gadis terkejut dan menjatuhkan cangkir yang sedang ia pegang.

"Aah," pekik Gadis ketika kopi panas menyiram kakinya.

Altarra melepas baju dan memasukan beberapa blok es batu, kemudian menghampiri Gadis yang masih berdiri diantara pecahan cangkir yang berserakan.

"Ada-ada aja sih, masih pagi juga." gerutu Altarra sambil membalutkan baju yang basah ke kaki Gadis. Hati-hati, Altarra menuntun Gadis melewati pecahan cangkir dan mendudukkannya di sofa. "Tunggu disini, gue cari obat dulu."

"Hmph," Gadis tertawa kecil, membuat Altarra memandangnya. Lelaki tampan itu mengurungkan niatnya untuk mencari obat luka bakar.

"Kenapa lu ketawa?"

Gadis menggeleng pelan. "Aku hanya merasa beruntung mempunyai seorang suami yang perhatian seperti kamu."

Ekspersi wajah Altarra berubah menjadi dingin. Ia memandang Gadis tidak berkedip, membuat pipi perempuan itu bersemu merah. "I'm sorry."

"What for?" tanya Gadis bingung. Kemudian ia teringat perempuan yang menemui suaminya di hari pernikahan mereka. Gadis terdiam. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Gadis. Pun Altarra terdiam, ia beranjak untuk mengambil obat luka bakar dan mengoleskannya di kulit kaki Gadis yang memerah.

Hari itu Gadis sadar, pernikahan tidaklah seindah yang ia bayangkan selama ini. Mungkin ia telah menikahi lelaki yang tidak tepat. Lelaki yang tidak mencintainya.

To Hurts 2 LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang